Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sniper2777Avatar border
TS
sniper2777
Covid RI Disebut Amburadul, Investor Rugi Rp 1.418 T
Covid RI Disebut Amburadul, Investor Rugi Rp 1.418 T


Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama tahun berjalan apabila dibandingkan dengan bursa-bursa besar di kawasan Asia memang kurang cantik. Secara tahun berjalan IHSG masih terkoreksi sebesar 19,37%, angka ini merupakan kinerja yang terburuk kedua di kawasan Asia hanya lebih baik daripada bursa Filipina.

Di tengah nasib IHSG yang hampir menjadi Juru Kunci di klasemen bursa Asia, banyak negara yang pasar sahamnya sudah berhasil pulih, bahkan ada yang sudah memiliki kinerja positif yang cukup impresif dan berhasil tumbuh tinggi di tengah pandemi. Bursa-bursa besar di Asia mana yang sudah pulih dan apa kesamaan di antara bursa-bursa tersebut? Simak tabel berikut.

Covid RI Disebut Amburadul, Investor Rugi Rp 1.418 T

Dari tabel di atas dapat dilihat, negara-negara yang bursa pasar modalnya sudah pulih ke level awal tahun adalah negara-negara yang sudah sukses dalam melawan Covid-19.

Sebagai contoh, Indeks Shanghai Stock Exchange (SSE) yang berhasil tumbuh 11,95% karena di negara China, jumlah kasus aktif corona tinggal 297 kasus dan Indeks Taiex yang naik 1,77% secara tahun berjalan dengan jumlah pasien aktif corona di Taiwan yang menyisakan 4 pasien.

Ada pula negara tetangga Malaysia yang indeks KLCI nya berhasil tumbuh 0,49% setelah pemerintahan Negara Jiran berhasil 'meratakan' kurva pertumbuhan corona yang menyebabkan kasus aktifnya tinggal 83 pasien.

Bagai Bumi dan Langit, indeks bursa-bursa saham yang harganya masih terdepresiasi secara besar-besaran adalah bursa saham di negara yang masih berkutat melawan virus corona.

Contohnya, Juru Kunci sementara Bursa Benua Kuning Filipina. Indeks PSEi terpantau masih terkoreksi parah 21,02%. Jumlah kasus aktif Filipina sendiri tergolong tinggi yaitu 35.483 pasien. Angka ini sendiri menjadi tertinggi ke-17 di dunia.

Tidak mau kalah, dari dalam negeri IHSG secara tahun berjalan masih terkoreksi 19,37% dan menduduki posisi kedua paling bawah di klasemen bursa Asia.

Memang penyebaran virus corona di Indonesia masih belum menemukan titik puncaknya, bahkan baru berberapa hari lalu nCov-19 mencetak rekor penyebaran terbanyak dalam sehari dengan jumlah pasien positif 2.657 dalam sehari dengan jumlah aktif kasus corona sebanyak 37.226 pasien.

Pemerintah Indonesia juga dianggap masih belum optimal dalam menangani virus corona, sejak awal pemerintah terkesan 'main-main' dalam menghadapi virus yang suka dengan kerumunan ini. Maka tidak aneh apabila investor asing sudah kabur dari bursa lokal sebanyak Rp 33 triliun di pasar reguler selama tahun berjalan.

Januari lalu ketika seluruh dunia sedang heboh dengan virus ini dan melakukan pembatasan sosial, dan pembatasan ruang gerak masyarakat agar virus ini tidak menyebar lebih lanjut, pemerintah Indonesia malah memberikan diskon tiket maskapai penerbangan ke berberapa lokasi wisata untuk meningkatkan minat masyarakat dalam berliburan.

Sejak awal komentar para pemangku kebijakan juga dianggap 'ngawur', masih segar di ingatan masyarakat ketika Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi bercanda bahwa orang Indonesia kebal terhadap virus corona karena sering makan nasi kucing.

Selang sebulan setelah sang menteri mengeluarkan statement tersebut, beliau malah terserang virus corona. Tentu saja Pak Budi Karya tertular virus tersebut bukan karena beliau kurang mengkonsumsi nasi kucing, akan tetapi karena daya jangkit virus ini sangat tinggi dan tidak pandang bulu.


Terbaru, Ekonom Senior Faisal Basri mengomentari penanganan Covid-19 di Indonesia. "Jadi jangan anggap remeh, karena ekonomi sangat bergantung pada penanganan covid-19. Jadi jangan dibalik-balik, ekonomi dulu [penanganan] covid belakangan," ujar Faisal Basri dalam video conference, Jumat (10/7/2020) malam.

Seharusnya, menurut Faisal Indonesia sebaiknya membuat terlebih dahulu kebijakan perihal rencana darurat atau emergency plan dalam menangani dan mencegah penularan Covid-19. Yang pada akhirnya membuat penanganan Covid-19 saat ini berantakan.

"Undang-undang No.2/2020 itu bukan tentang emergency plan menangani Covid. Tapi itu adalah untuk menjaga stabilitas sektor keuangan. Wajar kalau penanganan Covid-19 ini amburadul," kata Faisal.

Amburadulnya penanganan Covid-19 di Indonesia ini tidak hanya menyebabkan banyaknya nyawa yang melayang, ternyata investor juga terpaksa merugi triliunan rupiah. Secara tahun berjalan dengan terkoreksi sebesar 19,37% ini artinya investor sudah merugi total Rp 1.418 triliun.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan, kinerja harga pasar modal di suatu negara sangat bergantung kepada sukses atau tidaknya penanganan virus corona di negara tersebut, paling tidak di Asia.

Pengecualian hanya terjadi di bursa saham Thailand, SET indeks yang terkoreksi 15,35% walaupun jumlah kasus aktif corona di Thailand hanya tinggal 78 pasien. Hal ini dikarenakan oleh ketergantungan perekonomian Thailand terhadap industri pariwisata.

Tercatat sektor pariwisata di Thailand memegang andil sebanyak 21,6% dari Produk Domestik Bruto Thailand. Pariwisata di Thailand sendiri mayoritas disuplai oleh turis dari China yang sekarang sudah turun mendekati nol karena pandemi virus nCov-19.


https://www.cnbcindonesia.com/market...rugi-rp-1418-t



Covid RI Disebut Amburadul, Investor Rugi Rp 1.418 T


korona gak ngaruh, ekonomi akan tetap meroket ditangan seorang tjahaja asia, iye gak bong?? emoticon-Imlek
buzzerpAvatar border
soda.waterAvatar border
soda.water dan buzzerp memberi reputasi
2
1.1K
18
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan