

TS
diazhollic
Rindu Menikmati Kembali Pertunjukan Seniman Lapangan Hijau

Hampir 4 bulan lamanya saya atau mungkin juga jutaan penduduk di Indonesia bahkan dunia "terjebak" dengan aktivitas di rumah akibat wabah pandemic Covid-19 yang entah kapan akan berakhir. Awal awal saya stay at home seperti jaman anak sekolah yang dilibur, senangnya bukan main. Bukan cuma bakal banyak waktu untuk bermain dengan keluarga, akan tetapi saya bisa menghabiskan kosong itu untuk berbagai rencana yang sudah disusun sebelumnya.
Rencana hanyalah tinggal rencana. Satu persatu daerah di Indonesia mulai menerapkan sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kita seolah olah seperti semut yang dikurung didalam sebuah dus besar yang didalamnya berisi ratusan kotak kotak kecil.

source
Jangankan untuk bisa traveling keliling Indonesia, mau pergi ke pasar, mini market atau kemana pun keluar rumah, kita sudah harus mentaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Semuanya berubah, pola hidup kita pun sedikit bergeser dengan adanya wabah Covid-19 ini. Tapi sudahlah, tak akan cukup 7 hari 7 malam untuk menceritakan kekesalan dan kegabutan kita selama 4 bulan ini.
Angin segar mulai berhembus. Sebagian wilayah Indonesia mulai berubah dari zona merah, kuning, menjadi biru bahkan ada yang sudah menjadi zona hijau. Kehidupan "New Normal" pun mulai digaungkan. Seperti yang terlihat di Jawa Barat, ketika peluit tanda pariwisata sudah mulai bisa dilaksanakan kembali, seluruh lapisan masyarakat menyambutnya dengan membludaknya beberapa tempat wisata oleh pengunjung.

source
Saya pun merasakan kebahagian ini setelah beberapa bulan bersahabat hanya dengan kasur, dapur, dan sumur yang menjadi rutinitas tak tergantikan. Tapi ada satu hal yang masih menjadi ganjalan dalam hati dan pikiran saya beberapa waktu yang lalu. Kapan sepakbola yang menjadi hiburan sekaligus tontonan ribuan bahkan jutaan orang di dunia ini akan kembali bergulir?.

Kangen rasanya melihat Messi meliak-liuk menggiring bola, loncatan tinggi ronaldo mengheading tendangan sudut, sprint cepat Mo Salah melewati bek lawan, ataupun tendangan first time dari Lewandowski. Meskipun hanya melihat penampilan mereka di televisi saja sudah puas rasanya. Ahhh saya sepertinya sudah terlalu lama sendiri kaya lagu nya Kunto Aji hingga banyak halusinasi hehehe.
Tapi itulah yang saya harapkan di tengah terpuruk nya perekonomian global, ketakutan akan semakin banyak nya masyarakat yang terinfeksi. Saya, mereka, kita membutuhkan suatu hiburan dan tontonan yang akan sedikitnya mengurangi beban mental kita selama lockdown terjadi. Dan sepakbola menjadi jawaban kegalauan saya saat ini.
Beberapa Liga di Eropa mulai bersiap menyambut digelar nya kembali kompetisi sepakbola terbesar di dunia ini. Keputusan ini pun mengundang reaksi berbagai pihak, mulai dari yang setuju bahkan tak sedikit juga yang kontra. Akan tetapi The Big Four Liga Eropa ini pun tetap menggelar kompetisi lanjutan meskipun tanpa adanya penonton.
Ahhh senang rasanya bisa begadang nonton bola biarpun sendirian hehehe karena dirumah cuma seorang saja yang hobi main bola dan nonton bola sampe begadang. Bakalan banyak persediaan cemilan dan perbekalan yang sudah di rencanakan dari awal awal terjadinya Corona.
Yang jelas sepakbola bukan hanya sekedar pertandingan olahraga, bisnis atau pundi pundi uang. Akan tetapi sepakbola adalah sebuah tontonan yang menghibur dan juga bisa menjadi obat penghilang strees akibat terlalu lama stay at home dimasa pandemic. Semoga.
0
201
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan