Perbedaan belakangan ini telah membuat perpecahan. Bermacam hujatan, bacotan dan hoax yang bertebaran. Kita bisa belajar dari proklamator, Soekarno dan Mohammad Hatta. Perbedaan keduanya justru menjadi humor yang bisa mempersatukan.

Dalam buku Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat tersisip sebuah parodi yang ditulis oleh Bung Karno. Parodi itu menggambarkan perbedaan sifatnya dengan Bung Hatta. Khususnya dalam menghadapi perempuan.

Bung Karno yang merupakan perayu ulung dan Bung Hatta dikenal jarang mendekati perempuan. Dalam parodi itu dikisahkan, dalam mobil ada sopir, Bung Hatta dan seorang wanita cantik. Mobil melewati jalanan yang begitu sepi.

Duarrr, ban mobil pecah. Sopir menghentikan laju mobil. Lalu mengecek ban dan akhirnya meminta izin Bung Hatta mencari pertolongan ke desa terdekat. Tinggallah bung Hatta dengan wanita cantik itu di dalam mobil.

Bila posisi ditukar dengan Bung Karno. Bisa jadi Bung Karno telah merayu wanita cantik itu. Saat sopir kembali, keduanya telah menikah. Tapi, posisi itu adalah Bung Hatta, proklamator yang bersumpah tidak menikah sampai kemerdekaan dicapai.

Maka, saat sopir itu kembali ke Mobil. Keduanya ternyata tertidur kebosanan. Bung Hatta di pojokan kursi dan wanita cantik itu di sisi pojok lainnya. Berjauhan! Begitulah salah satu humor yang dibuat Bung Karno untuk menertawakan perbedaannya dengan Bung Hatta.

Namun, perbedaan itu tidak membuat keduanya terpecah. Mereka bersatu dengan erat untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa dan negara. Terima kasih Bung Karno dan Bung Hatta.

Semoga Rakyat yang kalian tinggalkan bisa kembali belajar dari sikap dan kedewasaanmu dalam menghadapi perbedaan!

Sumber:

https://mojok.co/prm/esai/mohammad-hatta/
Buku Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat