- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dua Profesi Yang Membingungkan


TS
jayantitutieka
Dua Profesi Yang Membingungkan
Dua Profesi Yang Membingungkan
Bekerja dibilang tidak sayang anak dan durhaka pada orangtua karena membebani usia tuanya dengan mengasuh anak-anak. Di rumah, dibilang tidak bekerja dan percuma punya ijazah.
Bagai buah si malakama. Dua profesi ini membuat sebagian wanita yang sudah menikah bingung. Apakah emak merasakannya?
Dilema ini sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dahulu. Para ibu yang memilih membantu suaminya dalam mencari nafkah karena memang keterbatasan ekonomi, harus menghadapi kekurangan waktu bersama anak-anak, omongan tetangga yang menganggap ibu tidak peduli pada anak dan serentetan fitnah lainnya.
Sedangkan para ibu yang memilih menghabiskan seluruh waktunya bersama anak-anak di rumah demi perkembangan buah hati, harus dihadapkan kenyataan tentang sindiran, "Percuma saja sekolah tinggi-tinggi, toh akhirnya di dapur juga", tekanan orangtua yang mendesak anaknya berkarir, atau perasaan iri melihat temannya setiap pagi sudah rapi menuju tempat kerja.
Sebenarnya apa pun keputusan yang Mak, bunda, Mama, ambil adalah keputusan yang terbaik untuk keluarga dan diri pribadi Mak. Maka lakukanlah dengan cinta. Yang merasakan dan tahu semua tentang keluarga adalah emak dan keluarga emak sendiri.
Jangan pernah menghiraukan cibiran atau cemoohan orang di luar. Yang membuat emak nyaman adalah diri emak sendiri, yang tahu masa depan anak emak adalah emak dan suami, jadi jangan pernah bingung apalagi sampai stress.
Suatu ketika seorang ayah dan anak berjalan membawa keledainya. Saat bertemu orang pertama, orang ini berkata pada ayah dan anak ini, " Punya keledai kok nggak dinaiki." Mendengar perkataan itu, sang ayah memutuskan untuk menaikan anaknye ke atas keledainya.
Kembali ia berjalan dan bertemu dengan orang lagi lalu berkata, "Jadi anak kok durhaka sekali, kamu di atas keledai sedangkan ayahmu lelah bejalan." Jadilah anaknya ini meminta ayahnya untuk naik ke keledai sedangkan dirinya berjalan.
"Kamu ayah yang jahat. Anakmu lelah berjalan sedangkan kamu enak-enakan di atas keledai," Ucap orang ke tiga yang ditemui di jalanan.
Akhirnya ayah dan anak ini memutuskan menaiki keledai bersamaan, tetapi mereka kembali mendapatkan teguran dari orang ke empat yang ditemui di jalan. "Jadi orang kok jahat banget, kan kasihan keledai dinaiki berdua."
Jadilah ayah dan anak ini bingung harus melakukan apa.
Lakukan saja apa yang menurut emak benar. Selama tidak mengganggu orang lain dan sesuai dengan aturan yang agama tetapkan.
Bekerja dibilang tidak sayang anak dan durhaka pada orangtua karena membebani usia tuanya dengan mengasuh anak-anak. Di rumah, dibilang tidak bekerja dan percuma punya ijazah.
Bagai buah si malakama. Dua profesi ini membuat sebagian wanita yang sudah menikah bingung. Apakah emak merasakannya?
Dilema ini sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dahulu. Para ibu yang memilih membantu suaminya dalam mencari nafkah karena memang keterbatasan ekonomi, harus menghadapi kekurangan waktu bersama anak-anak, omongan tetangga yang menganggap ibu tidak peduli pada anak dan serentetan fitnah lainnya.
Sedangkan para ibu yang memilih menghabiskan seluruh waktunya bersama anak-anak di rumah demi perkembangan buah hati, harus dihadapkan kenyataan tentang sindiran, "Percuma saja sekolah tinggi-tinggi, toh akhirnya di dapur juga", tekanan orangtua yang mendesak anaknya berkarir, atau perasaan iri melihat temannya setiap pagi sudah rapi menuju tempat kerja.
Sebenarnya apa pun keputusan yang Mak, bunda, Mama, ambil adalah keputusan yang terbaik untuk keluarga dan diri pribadi Mak. Maka lakukanlah dengan cinta. Yang merasakan dan tahu semua tentang keluarga adalah emak dan keluarga emak sendiri.
Jangan pernah menghiraukan cibiran atau cemoohan orang di luar. Yang membuat emak nyaman adalah diri emak sendiri, yang tahu masa depan anak emak adalah emak dan suami, jadi jangan pernah bingung apalagi sampai stress.
Suatu ketika seorang ayah dan anak berjalan membawa keledainya. Saat bertemu orang pertama, orang ini berkata pada ayah dan anak ini, " Punya keledai kok nggak dinaiki." Mendengar perkataan itu, sang ayah memutuskan untuk menaikan anaknye ke atas keledainya.
Kembali ia berjalan dan bertemu dengan orang lagi lalu berkata, "Jadi anak kok durhaka sekali, kamu di atas keledai sedangkan ayahmu lelah bejalan." Jadilah anaknya ini meminta ayahnya untuk naik ke keledai sedangkan dirinya berjalan.
"Kamu ayah yang jahat. Anakmu lelah berjalan sedangkan kamu enak-enakan di atas keledai," Ucap orang ke tiga yang ditemui di jalanan.
Akhirnya ayah dan anak ini memutuskan menaiki keledai bersamaan, tetapi mereka kembali mendapatkan teguran dari orang ke empat yang ditemui di jalan. "Jadi orang kok jahat banget, kan kasihan keledai dinaiki berdua."
Jadilah ayah dan anak ini bingung harus melakukan apa.
Lakukan saja apa yang menurut emak benar. Selama tidak mengganggu orang lain dan sesuai dengan aturan yang agama tetapkan.
0
439
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan