Februari 2018.
Seorang teman mengajak saya untuk bergabung mengembangkan bisnisnya. Kebetulan ia sendirian dan butuh partner yang sekiranya bisa membantu dari sisi online. Baik penjualan online maupun promosi secara online juga. Merasa tertantang dengan hal baru dan ditambah bisnis saya saat itu juga sedang lesu (bidang jasa), apa salahnya beralih ke bisnis yang tidak melulu jasa, tapi ada barang nyatanya juga. Saya pun setuju untuk bergabung.



Tapi, menekuni bidang baru ternyata tidak mudah. Apalagi saat itu dunia usaha belum begitu pulih efek dari pilpres negeri ini. Banyak orang kaya yang menahan uangnya. Padahal, market kami jelas orang-orang yang memiliki dana lebih. Terutama yang memiliki lahan luas dan belum digunakan, dan ingin membangun rumah ethnic yang kayu-kayunya bukan menggunakan kayu hasil menebang, tapi kayu limbah. Kayu yang mati karena usia tua. Kayu jenis ini dikenak dengan kayu rustic.



Tak terasa, hingga setahun kemudian, usaha kami nyaris jalan di tempat. Tidak ada client-client baru. Hingga sedikit demi sedikit aset kayu / furniture yang ada di kantor satu demi satu dijual rugi untuk menutupi biaya operasional.



Dan puncaknya adalah saat wabah corona juga mampir ke negeri ini. Hancur! Bukan saja tak ada pemasukan, aset yang ada semakin lama juga semakin habis. Untuk sekedar bertahan pun rasanya begitu sulit. Hingga akhirnya baik saya maupun rekan saya ini mencari penghasilan lain di luar kegiatan ini untuk mengamankan periuk nasi keluarga masing-masing.

Oh ya, sebelum corona mewabah pun kami terkena musibah yakni anak buah rekanan saya ini menggondol mobil operasional. Jadi saat corona datang terasa semakin jatuh tertimpah kayu dan terinjak-injak gajah!

Untuk mengeluh pun rasanya sia-sia. Tak ada gunanya. Apalagi dengan jarak kantor dan rumah yang lumayan jauh (saya di Jakarta Barat dan kantor ada di daerah Bogor), makin jarang pulang saya datang ke sana. Seolah-olah kami berdua mengamankan dapur masing-masing dulu sambil berdoa semoga badai musibah ini segera berlalu agar bisnis kami ini kembali menggeliat dan jaya seperti sebelumnya. Sebelum saya datang bergabung.