- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Hajatan Bukan Jualan yang Mempertimbangkan Untung dan Rugi


TS
sumarnisaja
Hajatan Bukan Jualan yang Mempertimbangkan Untung dan Rugi
Oleh: Sumarni Saja
================================
"Bu, pernikahan Sinta dan Mas Rama digelar secara sederhana saja ya, di KUA?" tanya Sinta pada ibunya.
Satu minggu yang lalu Sinta telah dilamar lelaki yang telah menjalani hubungan dengannya selama setahun ini. Sungguh, kabar yang membahagiakan untuknya karena usianya juga sudah cukup matang untuk menjalani biduk rumah tangga.
"Tidak bisa! Pokoknya ibu dan bapak akan menggelar hajatan di rumah."
"Tapi, Pak, Buk, kita 'kan tidak punya biaya, untuk makan sehari-hari saja kita pas-pasan."
"Itu persoalan mudah. Ibu dan bapak akan mengadaikan rumah ini ke bank untuk membayar uang muka dekorasi, rias pengantin, tenda, Campursari dan yang lainnya," jelas Bu Tutik dengan penuh kepercayaan diri.
"Tapi, Bu, apa tidak sayang uang segitu hanya akan dihamburkan untuk pesta yang hanya akan berlangsung satu hari. Terus nanti kita bayar sisanya sewanya dari mana?"
"Kan, ada amplop sumbangan, Sin. Nanti kita pakai uang itu untuk melunasi biaya sewa hajatan kita. Lagian kalau kamu cuma ijab di KUA apa kata orang nanti dikiranya kami tidak mampu menggelar hajatan untuk anak sendiri. Lagian nanti ibu rugi dong, selama ini rajin menyumbang ke tetangga yang hajatan."
"Ya, sudah. Terserah Ibu sajalah," ucap Sinta kesak, lalu melangkah ke kamarnya.
Acara hajatan yang cukup meriah pun digelar. Tamu undangan tak henti-hentinya silih berganti datang dan mengucapkan selamat. Irama Campursari mengalun menutup pesta malam itu. Kini Rama dan Sinta sudah resmi sebagai sepasang suami istri.
Tiga hari berlalu sudah saatnya Bu Tutik dan keluarga menghitung uang hasil sumbangan warga. Dana yang terkumpul hanya cukup untuk melunasi biaya sewa beberapa kebutuhan hajatan.
"Gimana ini, Bu. Masih belum cukup uangnya?" tanya Parmin yang masih sibuk menghitung uang untuk melunasi kekurangan sewa tenda.
"Tenang saja, Pak, di belakang masih banyak sisa gula, teh, dan beras sisa sumbangan dari warga. Kita jual saja itu untuk melunasi biaya sewa yang lain."
Akhirnya semua sudah terjual, uang sewa kebutuhan hajatan yang belum dilunasi pun sekarang sudah lunas.
Namun, Bu Tutik tampak sedih.
"Lho, Bu, kenapa sedih?" tanya Parmin begitu melihat istrinya termenung sendiri.
"Ini lho, Pak, hajatan kemarin kita nggak ada sisa apapun. Kalau gini ibu nyesel ngadain hajatan bukannya untung malah buntung. Mana ada beberapa orang yang mengembalikan sumbangan tidak sama seperti yang ibu berikan dulu."
"Ya, sudahlah, Bu. Mau gimana lagi?"
Hajatan memang telah selesai seminggu yang lalu, tapi hutang mereka di bank belum selesai. Kini mereka dihadapkan pada persoalan baru yaitu membayar hutang di bank.
"Sin, kamu harus bantu kami membayar hutang di bank buat biaya nikahan kamu kemarin."
"Lho, Bu. Dari awal Sinta 'kan sudah bilang pernikahannya sederhana saja yang penting sah."
"Kamu itu harusnya berterima kasih karena kami sudah rela menggadaikan rumah ini demi kamu. Pokoknya kamu dan suamimu setiap bulan harus membantu kami membayar hutang di bank."
"Ya sudah nanti kami usahakan."
Begitulah kebanyakan orang yang menganggap hajatan seperti jual beli yang mempertimbangkan untung dan rugi. Bukankah digelarnya pesta pernikahan itu, sebagai bentuk wujud rasa syukur kepada Allah dan sedekah kita kepada orang lain, sekaligus meminta doa restu pada mereka.
Acara hajatan sendiri sebenarnya tidak memberatkan dan tidak wajib dilakukan bagi mereka yang tidak mampu. Tidak perlu memaksakan kehendak kalau memang tidak punya dana. Bukankah lebih baik dana yang dikeluarkan untuk hajatan bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain di masa depan. Sangat disayangkan jika kita hutang di bank selama tiga tahun hanya untul menggelar pesta yang berlangsung hanya satu hari.
Namun, jika gengsi dan ambisi sudah merasuki sanubari apapun cara akan ditempuh untuk mencapai keinginan kita. Walaupun harus berhutang sekalipun. Akal dan logika seperti sudah tidak berguna.


Rainbow555 memberi reputasi
1
1.1K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan