- Beranda
- Komunitas
- Female
- Kids & Parenting
Jangan Sebut Anakmu Nakal!


TS
sumarnisaja
Jangan Sebut Anakmu Nakal!
Oleh: Sumarni Saja
Di usianya yang menginjak tujuh tahun, Kani termasuk anak yang sangat aktif. Setiap hari ada saja anak tetangga yang dibuat menangis olehnya. Seperti pagi ini seorang anak tetangga ia pukul hingga menangis.
"Kani! Sudah berapa kali ibu bilang. Jangan membuat temanmu menangis!" Sundari---ibunya Kani menyeret anaknya itu ke dalam rumah.
"Dasar anak nakal! B*doh sekali! Sukanya menyusahkan orang tua saja!" Sundari tak henti-hentinya mengumpat Kani.
Pukulan demi pukulan dilayangkan pada Kani. Anak itu mulai menangis terisak.
"Ampun, Bu! Ampun!" teriaknya saat sang ibu terus saja memukulinya.
Malam harinya Sundari menatap anaknya yang tengah terlelap. Ada rasa penyesalan kenapa tadi ia memukuli anak sekecil itu. Namun, kadang emosi tak dapat ia tahan. Setan seakan merasuki jiwanya.
Sepuluh tahun berlalu, Kani tumbuh menjadi remaja yang sering berkelahi, mem-bully teman-temannya yang lemah, tak jarang dia juga sering minum-minuman keras. Kekerasan yang ia terima di masa kecilnya begitu membekas di ingatannya.
Terkadang sebagai orang tua, kita sering melabeli anak kita dengan julukan-julukan yang negatif. Hanya demi agar anak itu berubah menjadi lebih baik. Tak jarang banyak nyawa anak melayang begitu saja di tangan orang tuanya sendiri.
Padahal bukan begitu cara mendidik anak agar berubah. Kekerasan dan makian justru akan menimbulkan efek negatif ke depannya.
Ingatlah, setiap kata yang keluar dari mulut orang tua kepada anaknya itu mengadung doa. Semakin sering kita melabeli anak kita dengan kata-kata negatif bukan tidak mungkin hal itu menjadi kenyataan. Jadi, mulai sekarang janganlah melabeli anak kita dengan kata-kata: b*doh, malas, nakal, dan lain sebagainya.
Ungkapan bijak Dorothy Law Nolte dalam syair Children Learn What They Live berikut bisa dijadikan sebagai bahan perenungan,
Bila anak sering dikritik, ia belajar mengumpat
Bila anak sering dikasari, ia belajar berkelahi
Bila anak sering diejek, ia belajar menjadi pemalu
Bila anak sering dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Bila anak sering dimaklumi, ia belajar menjadi sabar
Bila anak sering disemangati, ia belajar menghargai
Bila anak mendapatkan haknya, ia belajar bertindak adil
Bila anak merasa aman, ia belajar percaya
Bila anak mendapat pengakuan, ia belajar menyukai dirinya
Bila anak diterima dan diakrabi, ia akan menemukan cinta.
Remaja-remaja nakal sebagian besar terbentuk dari pola asuh yang salah. Entah dari pelabelan negatif ataupun dari kekerasan yang seharusnya tidak terjadi.
Usahakan selalu membiaskaan mengucapkan kalimat positif saat anak kita berbuat salah. "Anak pintar. Ayo, kita bereskan mainannya." Jangan lupa selalu disertai senyum. Selain sebagai orang tua, terkadang kita juga harus bisa menjadi teman untuk anak kita. Dengarlah setiap keluh kesahnya.
Anak itu seperti kertas putih. Sudah tugas orang tua mengisi kertas itu dengan tulisan-tulisan yang positif.
(Saya tulis berdasar beberapa pengalaman orang-orang yang saya kenal)
Keterangan gambar
https://alomuslim.com/amalan-mengatasi-anak-nakal/

0
581
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan