Halo Sobat Kaskus, kali ini saya ingin menulis dan membahas tentang aplikasi yang tren saat ini, yaitu Aplikasi TikTok.Jangan skip ya.

Orang pasti memiliki lebih banyak waktu dan rasa bosan dirumah saat pandemi sekarang, maka dari itu mereka mencari sensasi baru dengan menggunakan aplikasi TikTok. Bahkan Aplikasi Tik Tok saat ini semakin bertambah banyak peminatnya daripada sebelumnya.

TikTok memungkinkan orang untuk membuat video lipsing mulai dari tiga hingga 15 detik. Ada juga video penulangan yang berlangsung selama tiga hingga 60 detik. Efek pandemi corona, tidak hanya millenial yang menggunakan TikTok, Orang tua mulai tertarik menggunakan aplikasi asal Tiongkok ini.
 
Jumlah unduhan aplikasi video pendek asal Tiongkok itu mencapai 1 miliar pada awal tahun lalu. Kini, dengan adanya pandemi virus corona, aplikasi TikTok diunduh 315 juta kali hanya dalam tiga bulan pada awal tahun ini. Aplikasi ini sudah diunduh hingga 2 miliar kali di Google Play Store maupun App Store per pekan lalu. Jumlahnya melojak dua kali lipat dalam 15 bulan, salah satunya karena pandemi virus corona.- katadata.co.id-
 
Di Amerika Serikat (AS), jumlah unduhan aplikasi TikTok meningkat 18% setiap pekan selama pandemi corona. Pada 16-22 Maret, aplikasinya diunduh 2 juta kali di Negeri Paman Sam. Lonjakan paling tinggi terjadi di Eropa. Aplikasi TikTok diunduh 237 ribu kali selama 16-22 Maret atau meningkat 35% dibandingkan pekan sebelumnya.
 
Berdasarkan data tahun lalu, pangsa pasar terbesar TikTok yaitu Tiongkok dan India. Di Negeri Bollywood, aplikasi media sosial itu diunduh 466,8 juta kali di App Store dan Google Play Store. Pangsa pasar terbesar ketiga yakni AS dengan 123,8 juta unduhan.
 
Seiring melonjaknya pengguna TikTok, harta kekayaan milik pendirinya, yakni Zhang Yiming pun turut meningkat. Melansir dari Forbes (6/11/2019), kekayaan bersih Zhang saat ini menyentuh angka 16,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 226,8 triliun.
Dengan begitu, Zhang menduduki posisi ke-9 sebagai orang terkaya di China. Kekayaan yang dimilikinya terus melonjak usai mendirikan perusahaan induk TikTok, yakni Byte Dance pada 2012.
 
Secara keseluruhan, perusahaan yang berbasis di Beijing itu telah mengumpulkan 7,5 miliar dolar AS dan nilai perusahaan sebesar 75 miliar dolar AS. Hingga saat ini, pria yang berusia 35 tahun ini tercatat memiliki 24 persen saham perusahaan Byte Dance.
 
TikTok bersaing ketat dengan aplikasi dibawah naungan Facebook, seperti Instagram dan Whatsapp. Berdasarkan data dari Sensor Tower, TikTok menggeser aplikasi Facebook dan Messeger pada tahun lalu.
 
Di tengah mewabahnya virus corona, banyak negara menerapkan karantina wilayah (lockdown) dan menjaga jarak satu sama lain (physical distancing). Hal itu membuat orang-orang menggunakan TikTok sebagai media hiburan.
 
Sebenarnya kesuksesan TikTok sudah terbaca jauh sebelum orang-orang terkenal ngikutin tren remaja Amerika dan selebritas Hollywood. Sedari dulu orang-orang kecanduan TikTok karena atmosfer yang ceria dan likes yang mudah didapat bahkan meskipun kamu bukan orang yang atraktif. Beda dengan Instagram yang dikuasai kaum-kaum good looking yang bikin rata-rata manusia berpenampilan pas-pasan merasa mentok dan kecil hati (saya rasa inilah faktor yang mendorong sebagian penduduk Instagram migrasi ke TikTok).
 
Dengan TikTok awalnya diklaim penggunanya sebagai media sosial yang ramah. Mau  apapun bentuk video dan jogetanmu, warga TikTok masih menerima dengan apresiasi. Ini bukanlah sebuah prediksi, pihak TikTok sengaja bikin algoritma mereka kayak gitu.
 
Setiap kali kalian membuka TikTok, kalian nggak hanya akan menemukan unggahan akun yang kalian ikuti, tapi justru secara acak disuguhkan hal di luar dugaan. Akun-akun lain yang tidak dikenal. Coba bandingkan sama Facebook yang makin ditinggalkan karena feed kita penuh sama teman yang itu-itu saja. Dan lantunan musik yang cenderung ceria,
 







#aplikasitiktok
#covid19