- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Emosi Negatif? Temenin aja Gan :D


TS
Blitzboy
Emosi Negatif? Temenin aja Gan :D


Quote:
Sumber: sites.psu.edu
Di masa-masa begini memang kayaknya mendukung banget kita buat merasakan emosi negatif. Mulai dari gak bisa bebas kemana-mana dan ketemu orang, takut keluar kemana-mana karena ada virus, belom lagi ditambah pemberitaan kasus positif yang belakangan ini selalu di atas 1000 per harinya.Ditambah lagi buat agan-agan yang kena PHK (ane pun salah satunya

Keadaan-keadaan tersebut rentan banget bikin kita mengalami emosi negatif seperti kesepian, kesedihan, merasa sendirian, merasa gak berdaya, takut dan cemas, putus asa, bahkan bisa berujung ke depresi. Kalau agan-agan saat ini sedang mengalami emosi negatif, selamat, agan-agan berada di thread yang tepat


Sumber: thir.st
Sebelumnya ane pengen bertanya: apa yang agan-agan pertama pikirkan begitu mendengar kata "emosi negatif?". Ane merasa sebagian besar disini menganggap emosi negatif sesuai namanya, sesuatu yang negatif yang memang harus dihindari dan (atau) dilawan. Karena memang, sesuatu yang negatif akan membuahkan sesuatu yang negatif. Bahkan bisa berdampak negatif buat orang-orang di sekitar agandan juga buat kesehatan tubuh agan sendiri, kayak penyakit jantung, stroke, darah tinggi, dan mengganggu kerja otak. Nah, dengan fakta seperti ini, udah gak heran kalo banyak orang pasti akan memilih untuk melawannya, atau enggak menghindarinya, karena bisa mengganggu hari-hari agan dan juga bisa mengganggu produktivitas dan profesionalitas pekerjaan agan-agan.
Tapi sayangnya, ane mau kasih tau 2 fakta yang agan-agan sering lupakan soal emosi negatif ini, dan juga ini kayaknya bakalan "gak enak" dan terkesan putus asa soal hidup:
Quote:
1. Agan-agan gak akan bisa melawan emosi agan-agan sendiri. Ini karena emosi adalah hasil kerja hormon-hormon di otak dan itu DILUARkendali agan-agan. Emosi, baik positif atau negatif adalah proses natural, yang mana itu adalah reaksi biologis otak agan ketika menangkap sesuatu dari luar.
Sebagai contoh kalo agan mengalami sesuatu yang menyenangkan, orak agan akan mengeluarkan emosi positif, dan emosi negatif adalah reaksi defensif dari otak agan untuk menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan atau dirasa ancaman.
2. Semakin agan-agan melawan emosi negatif, semakin kuat pula emosi negatif itu agan rasakan. Ini karena pikiran kita ini cenderung kontradiktif, semakin kita berusaha gak mikirin sesuatu, semakin kepikiran pula itu sesuatu.
Sebagai contoh, waktu kecil terutama buat agan-agan yang laki-laki kan seringkali dimarahin kalo nangis. Semakin agan meng-ignore kesedihan dan kemarahan agan, di masa dewasa agan-agan kalo merasa sedih atau kecewa itu bakalan terakumulasi dalam pikiran agan. Hasilnya? Depresi, gampang stress, tapi agan-agan gak tau apa penyebabnya.
Sebagai contoh kalo agan mengalami sesuatu yang menyenangkan, orak agan akan mengeluarkan emosi positif, dan emosi negatif adalah reaksi defensif dari otak agan untuk menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan atau dirasa ancaman.
2. Semakin agan-agan melawan emosi negatif, semakin kuat pula emosi negatif itu agan rasakan. Ini karena pikiran kita ini cenderung kontradiktif, semakin kita berusaha gak mikirin sesuatu, semakin kepikiran pula itu sesuatu.
Sebagai contoh, waktu kecil terutama buat agan-agan yang laki-laki kan seringkali dimarahin kalo nangis. Semakin agan meng-ignore kesedihan dan kemarahan agan, di masa dewasa agan-agan kalo merasa sedih atau kecewa itu bakalan terakumulasi dalam pikiran agan. Hasilnya? Depresi, gampang stress, tapi agan-agan gak tau apa penyebabnya.
Ya, ane tau fakta-fakta di atas itu emang gak enak didenger dan cenderung kontradiktif dengan pemahaman masyarakat soal emosi, dan terkesan baperan dan putus asa. Tapi the bitter truth is that: THAT IS THE TRUTH. Itulah kebenarannya soal emosi manusia, dan emosi negatif bukanlah pengecualian.
Terus, gimana dong gan? Bukannya kita bisa mengendalikan emosi negatif? Sekali lagi ane mau bilang, emosi negatif itu gak bisa dikontrol, TAPI agan-agan bisa mengontrol tindakannya. Emosi negatif bukan salah agan, tapi kalo dampak dari tindakan akibat emosi negatif itu merugikan orang lain dan diri agan sendiri, itu salah agan.
Nah disini ane mau ngasih tau agan-agan semua soal sesuatu yang ane rasa cukup ampuh dalam menghadapi emosi negatif. Ketimbang berusaha melawannya atau berusaha meng-ignore-kannya atau malah membiarkan emosi negatif itu menguasai diri agan, bahkan (amit-amit) sampe melakukan sesuatu yang merugikan orang lain dan diri agan sendiri, kenapa gak coba menjadikan emosi negatif itu sebagai temen agan?

Sumber: techexplorist.com
Lah, maksudnya gimana gan? Kan emosi negatif itu dampaknya juga negatif. Tadi agan bilang emosi negatif bisa bikin depresi, serangan jantung, dan lain sebagainya.
Kalo agan-agan udah berpikir atau bertanya seperti ini, ane akan kasih jawabannya dan kenapa ane memakai prinsip ini. Manusia butuh dorongan kuat untuk berbuat sesuatu, dan simply yang ane lakukan adalah memanfaatkan emosi-emosi negatif tadi sebagai dorongan dan inspirasi untuk berbuat sesuatu. Berbuat sesuatu disini konteksnya adalah yang positif tentunya. Karena kalau sampe berbuat sesuatu yang negatif, apalagi sampe merugikan orang lain, itu namanya agan-agan membiarkan emosi negatif itu menguasai agan-agan.
Sebagai contoh, kalian bisa baca thread ane soal Hidup Setahun Tanpa Instagram. Disitu ane memutuskan untuk stop instagram dan fokus ke real life karena ane merasa sendirian, ditingalkan, gak dianggap, putus asa, dan juga merasa lelah dengan kehidupan sosial di dunia maya. Ane memanfaatkan emosi-emosi ane itu untuk berfokus sama mimpi besar ane: pergi jalan-jalan ke luar negeri bagaimanapun caranya (selama itu gak merugikan orang lain). Gak cuma itu, ane pun juga mengalihkan semua emosi negatif ane sebagai pelampiasan ke dalam sebuah proyekyang emang ane garap dari 2017 dan belom sempet kesentuh-sentuh lagi sejak lama.
Memang gak serta merta jalan-jalan ke LN tercapai dan juga karya ane langsung booming. Tapi disini ane bisa merasakan emosi negatif yang ane rasakan itu jadi gudang inspirasi dan referensi buat karya ane dan juga dorongan kuat untuk mencapai tahapan-tahapan untuk bisa jalan-jalan ke LN itu: mulai dari menyelesaikan skripsi dengan cepat dan lulus sidang dan kelar revisian, fokus mencari pekerjaan, banyak belajar soal tempat tujuan itu, dan juga ultimately bisa ke luar negeri/ And... gak cuma itu, karena ane juga udah kerja, karena emosi yang sama lah ane berani memulai lagi hobi lama yang ane tinggalkan: koleksi mainan.
Kenapa bisa begitu gan?
Ketika seseorang mengalami emosi negatif, ada 5 tahapan yang biasanya akan dilalui, yang istilah kerennya 5 stages of grief. Teori ini wajib agan-agan ketahui kalo mau mengikuti tips ane untuk "berteman dengan emosi negatif". Gak cuma itu, disini ane juga sekalian bocorin cara-caranya untuk memanfaatkan teori ini untuk bisa diterapkan:
Spoiler for 1:
1. Denial

Sumber: fireflyfriends.com
Disini agan-agan akan menyangkal emosi negatif yang dirasakan dengan menyangkal situasi yang ada. Disini gak papa agan-agan merasa delusional dan denial terhadap situasi yang ada, asal tidak berlarut-larut.
Gimana caranya? Agan-agan butuh support system atau menenangkan diri agan. Tarik nafas dan berusaha berpikir jernih, karena ini sangat krusialuntuk menentukan apa yang akan diambil di tahap selanjutnya.
Sebagai contoh: Dalam kasus ane yang "ditinggalkan" sama temen-temen ane, ane pun selalu menganggap "mereka ini circle pertemanan ane kok", meski kenyataannya gak begitu.

Sumber: fireflyfriends.com
Disini agan-agan akan menyangkal emosi negatif yang dirasakan dengan menyangkal situasi yang ada. Disini gak papa agan-agan merasa delusional dan denial terhadap situasi yang ada, asal tidak berlarut-larut.
Gimana caranya? Agan-agan butuh support system atau menenangkan diri agan. Tarik nafas dan berusaha berpikir jernih, karena ini sangat krusialuntuk menentukan apa yang akan diambil di tahap selanjutnya.
Sebagai contoh: Dalam kasus ane yang "ditinggalkan" sama temen-temen ane, ane pun selalu menganggap "mereka ini circle pertemanan ane kok", meski kenyataannya gak begitu.
Spoiler for 2:
2. Anger

Sumber: idntimes.com
Anger, atau kemarahan adalah tahap selanjutnya. Di tahap ini agan-agan biasanya ingin banget melampiaskan emosi itu dengan melakukan sesuatu yang membuat agan-agan merasa berdaya.Entah itu dengan marah sama keadaan, marah sama diri sendiri, dan marah sama orang lain. Agan-agan pengen banget membalikkan keadaan bagaimanapun caranya. Misalnya ngata-ngatain orang yang mengecewakan kita, atau nyumpahin orang, atau sebagainya.
Disinilah tahap yang paling krusial, dan banyak orang gagal. Entah dia berakhir terus berlarut dalam kemarahannya dan akhirnya gak melakukan apa-apa dan jadi toxic dengan mengutuki keadaan itu terus menerus dalam jangka waktu yang lama, atau yang lebih buruk bisa berbuat sesuatu yang merugikan orang lain dan diri sendiri, kayak self harm, or even worse bunuh orang. Disinilah orang-orang yang membawanya terlalu jauh sehingga banyak kasus psikopat atau pembunuhan karena pelakunya depresi akan hidup (Sebagai contoh bisa liat kasusnya Ted Bundy dan Junko Furuta). Tapi, kalo dilakukan secara benar, agan-agan bisa sukses

Untuk tahap yang ini, usahakan pikiran agan-agan tetap jernih dan tenang. Agan-agan bisa minta bantuan teman atau support system atau keluarga atau bisa minta bantuan ahlinya.
Kalo agan-agan mau melampiaskan dengan menangis atau marah-marah, lakukanlah, selama itu gak merugikan orang lain. Lakukan itu di depan orang yang agan percaya atau sendirian, biar gak kena judgement yang malah akan memperburuk state mental agan.
Kalaupun agan-agan berniat mau menyakiti diri sendiri, ini juga bisa diakalin. Inilah fase yang ane manfaatkan: ane "menyiksa" diri sendiri dengan berani melakukan sesuatu yang sebelumnya ane gak berani lakukan: ane kuatkan hati ane dan berani ngomong ke bonyok ane, kalo ane bagaimanapun juga mau mencapai mimpi ane terlebih dahulu pergi ke LN dan minta mereka jangan "ikut campur" ane untuk sementara waktu dan mengabaikan prioritas lain yang belom bener-bener ane butuhin untuk saat itu kayak beli motor sesuai arahan bokap ane. Disamping itu ane juga udah mulai berani koleksi mainan yang mana sebelumnya sempet ditentang bonyok ane karena masalah finansial dan juga pandangan bahwa usia ane udah makin dewasa, yang mana ini ane lakukan dengan uang sendiri hasil kerjaan. Plus, ane juga membiarkan pikiran negatif ane mengalir sebagai sebuah inspirasi menulis karya. Tujuan menulis karya ini adalah menyalurkan energi negatif yang agan punya dengan cara yang jauh lebih elegan dan positif. Siapa tau karena kenegatifan dalam diri agan berbuah karya yang bisa diuangin?

Singkatnya, ini saat yang tepat buat agan mendobrak "ketidakberdayaan" agan akibat mindblock agan-agan sendiri. Agan-agan bisa merasa berdaya dengan setidaknya melawan sesuatu yang selama ini agan-agan merasa takut atau tidak berdaya akibat itu, selama itu bukan nilai moral manusia dan batasan privasi orang lain.
Kenapa bisa begitu? Gary L Thomas dalam bukunya yang berjudul "Sacred Search" menunjukkan tentang bahayanya bermain-main dengan perasaan orang lain. Disebutkan bahwa ketika seorang pria mengalami kehilangan cinta, itu sudah cukup baginya untuk memiliki fantasi untuk membunuh, kalau tidak niat untuk melakukan aksi pembunuhan. Kehilangan cinta disini bisa lebih luas lagi maknanya, entah itu merasa dikhianati, terlupakan, dan keputusasaan. Terlihat kan seberapa besar dampak dari emosi negatif itu? Kenapa kita tidak mengalihkannya ke sesuatu yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain? Kalo kita malah salah jalan, bukan malah diri sendiri aja yang rugi, orang lain juga

Singkatnya, kemarahan memberikan agan-agan cukup energi untuk mendobrak sesuatu, karena energi kemarahan itu besar banget. Manfaatkan itu dengan baik dan alihkan ke sesuatu yang positif, seperti menghancurkan mindblock agan sendiri-sendiri, atau berkata sejujur-jujurnya kepada orang tersebut tentang apa yang agan rasakan, atau melakukan sesuatu yang agan-agan pada awalnya takuti atau benci. Biarkan energi kemarahan itu menguasai agan untuk sementara waktu, sebagai bahan bakar untuk melakukan hal tersebut. Lakukan hingga agan-agan bisa merasa rileks.
Spoiler for 3:
3. Bargaining

Sumber: ibelieve.com
Kalau agan-agan sudah selesai dan berhasil melewati tahap kedua tadi yang ane sebut paling krusial, selamat! Tugas agan selanjutnya akan sedikit lebih ringan, tapi tetap menentukan berhasil atau tidaknya agan berteman dengan emosi negatif agan.
Singkat kata, bargaining adalah proses dimana agan-agan mengandai-andai "bagaimana jika sebelumnya begini?". Di kasus ane, yang biasa ane pikirkan adalah "coba aja gw dulu2 mau nongkrong sama mereka", "coba aja dulu gw gak dibanding-bandingkan sama orang lain, gw gak akan punya social comparison kayak begini". Di stage ini kita bakalan cukup banyak menyalahkan orang lain, jadi lakukanlah, tanpa perlu terlarut di dalamnya. Karena kalau terlarut, agan-agan bakalan cuma jadi orang yang bisa menyesali dan terlalu berfokus dengan masa lalu, sampai-sampai agan-agan bisa terlena dan lupa akan masa kini dan masa depan.
Seharusnya, kalau agan-agan sudah berhasil di tahap kedua, di tahap ketiga ini gak akan terlalu sulit, karena energi dan effort yang dikeluarkan pun tidak sebanyak di tahap kedua tadi. Disini yang agan-agan bisa lakukan adalah mengenali penyebab agan-agan mengalami kejadian tersebut dan melakukan introspeksi diri.Tentang kenapa itu bisa terjadi, dan apakah agan-agan benar-benar menginginkan hal tersebut, dan apakah hal tersebut relevan dengan apa yang akan agan-agan capai.
Kunci untuk bisa berhasil di tahap ini adalah memiliki konsistensi dari tahap kedua sebelumnya dan juga JUJUR DENGAN DIRI AGAN SENDIRI.
Spoiler for 4:
4. Depression

Sumber: Soranews24.com
Depresi disini bukan berarti depresi sebagai penyakit psikologis gan, tapi lebih ke bagaimana agan sudah kehilangan semua emosi dan energi, karena banyak terkuras di tahap kedua dan ketiga. Di tahap ini bisa dibilang agan-agan udah ada di tengah-tengah antara realita dan ilusi dari tahap 3.
Kalo agan-agan udah berhasil melalui tahap 3, agan akan masuk ke tahap ini, dimana agan-agan akan merasa kosong. Effort disini gak akan sebanyak tahap 2 atau 3, tapi masih perlu diperhatikan biar gak semakin berlarut. Karena di tahap ini biasanya akan muncul tendensi seseorang untuk mengasingkan diri mereka dari segala sesuatu yang berkaitan dengan penyebab agan-agan mengalami kejadian tersebut, atau bahkan dengan sosial.
Inilah tahap yang cukup panjang ane lalui, dan ane andalkan untuk menulis skripsi dan menjauhkan diri dari sosmed. Hasilnya? Ane bisa lebih fokus dalam keduanya karena ane merasa lebih rileks.
Tips ane untuk tahap ini: santuy aja gan

Ingat, santuy disini bukan berarti terlalu santuy.Kalo terlalu santuy agan-agan bakal memilih untuk mengasingkan diri dari kehidupan sosial dan memilih untuk gak berbuat apa-apa. Disinilah kesalahan orang-orang biasanya yang menjadikan orang itu semakin lembek dan lemah mentalnya, terlalu menuruti ke-kosong-an-nya dan mengisinya dengan hal-hal yang hanya akan menambah buruk suasana hati, misalnya dengerin lagu-lagu galau pas lagi patah hati, atau hanya berdiam diri tanpa berbuat apa-apa. Emang enak rasanya gan, seakan lagu atau mager tersebut memberikan rasa nyaman, tapi inilah yang bisa bikin agan gagal menuju ke proses selanjutnya, atau singkatnya, terhenti atau mandek disitu.
Untuk mengatasi itu semua, agan-agan bisa melakukan sesuatu yang sifatnya memulihkan. Kalau mau sekedar memulihkan diri dengan melakukan apapun, lakukanlah, selama itu gak membuat agan terlarut semakin dalam seperti dengerin lagu-lagu galau atau nonton film sedih, misalnya kayak baca buku, makan makanan enak, olahraga, mendengarkan musik yang semangat, nonton film/anime yang lucu-lucu, dan lain sebagainya.Kalo agan-agan mau memilih jalan berkarya kayak ane, agan-agan bisa baca buku atau artikel atau mendengarkan musik atau nonton film/anime/kartun yang bisa menjadi referensi sekaligus ide untuk karya agan. Lebih baik jika tontonan atau bacaan agan itu ada sense of realismnya dan menuntut berpikir kritis yang membuat karya agan gak lebih dari sekedar luapan emosi, tetapi juga memiliki value dan lebih bagus dan realistis, sekaligus menumbuhkan skill agan untuk berpikir kritis dan menyikapi fase ini dengan lebih realistis.
Spoiler for 5:
5. Acceptance

Sumber: blog.thewellnessuniverse.com
Kalo agan-agan udah sampe di tahap ini, SELAMAT! Agan-agan udah berhasil melewati kesedihan dan berbagai emosi negatif, dan agan-agan bisa berteman dengan emosi negatif agan sendiri.
Di step ini agan-agan sudah bisa kembali berpikir jernih dan menerima pengalaman pahit tersebut, bahkan lebih bagus lagi kalau agan sudah bisa berkarya dari situ. Di step ini yang agan butuhkan adalah merenung dan melihat balik: apa yang bisa agan-agan pelajari dari pengalaman tersebut, dan juga mau kemana selanjutnya?
Hanya sedikit dari kita yang bisa sampai ke tahap inikarena yang lain entah tersandung masalah karena anger, atau terlarut dalam grief, atau bahkan sudah masuk safe mode di fase depression. Yang agan butuhkan sekarang adalah mulai karya agan, dan kembangkan diri agan lebih lanjut

Quote:
Kesimpulan:
Emosi negatif memiliki energi yang sangat besar. Mulai sekarang, ubah cara pandang agan soal emosi negatif dan manfaatkan energi tersebut menjadi sesuatu yang bisa memotivasi atau menginspirasi agan untuk membuat suatu karya atau menjadi produktif. Caranya? Jangan lagi pandang emosi negatif sebagai sesuatu yang harus ditolak. Terima, biarkan, dan jadikan itu sebagai inspirasi.
Quote:
Kaskuser yang baik selalu meninggalkan komeng, rate5, dan 

Quote:
Referensi:
Pengalaman ane pribadi
Healthline-Stages of Grief
Merdeka.com-5 Dampak Emosi Pada Kesehatan Tubuh
Video by Satu Persen-Menghadapi Perasaan Negatif Dalam Diri
Buku "Sacred Search" by Gary L Thomas
Pengalaman ane pribadi

Healthline-Stages of Grief
Merdeka.com-5 Dampak Emosi Pada Kesehatan Tubuh
Video by Satu Persen-Menghadapi Perasaan Negatif Dalam Diri
Buku "Sacred Search" by Gary L Thomas
Diubah oleh Blitzboy 24-06-2020 18:56


Vandisk memberi reputasi
1
1.3K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan