- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Gelombang PHK Menggulung Dunia


TS
neptunium
Gelombang PHK Menggulung Dunia
Quote:
Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam laporannya mewanti-wanti dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor tenaga kerja. ILO memperkirakan jumlah hilangnya pekerjaan bisa bertambah mencapai 195 juta pekerja karena covid-19 yang memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun berkembang. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, angka pengangguran global sudah tergolong tinggi mencapai 190 juta, sebelum adanya pandemi covid-19.
Jika ditambah dengan dampak dari pandemi, maka angka pengangguran di berbagai belahan dunia akan melonjak signifikan. Banyak negara yang memilih menerapkan karantina wilayah (lockdown) untuk menekan penyebaran wabah.
Lockdown tidak hanya membatasi mobillitas orang, lebih dari itu dampak penguncian juga menyebabkan penurunan mobilitas barang dan modal. Saat lockdown diterapkan, banyak pabrik yang tutup atau beroperasi dengan kapasitas yang rendah.
Alhasil kebutuhan tenaga kerja menjadi berkurang drastis. Banyak pekerja yang dirumahkan atau bahkan kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai bagian dari agenda efisiensi bisnis di tengah krisis.
Jumlah pengangguran akhirnya naik, daya beli masyarakat menjadi tergerus dan permintaan pun ikut melambat. Pada akhirnya pandemi Covid-19 membawa pukulan ganda (double hit) bagi perekonomian global.
Menurut ILO ada beberapa sektor yang paling merasakan dampak dari pandemi ini. Pasalnya sektor-sektor tersebut merupakan industri yang sangat bergantung pada mobilitas orang dan barang serta memiliki jumlah tenaga kerja yang banyak.
Sektor paling terdampak menurut ILO antara lain sektor pangan dan akomodasi dengan 144 juta pekerja, ritel dan wholesale sebanyak 482 juta, jasa dan administrasi bisnis dengan 157 juta tenaga kerja dan manufaktur yang memiliki 463 juta tenaga kerja.
Pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun berkembang. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, angka pengangguran global sudah tergolong tinggi mencapai 190 juta, sebelum adanya pandemi covid-19.
Jika ditambah dengan dampak dari pandemi, maka angka pengangguran di berbagai belahan dunia akan melonjak signifikan. Banyak negara yang memilih menerapkan karantina wilayah (lockdown) untuk menekan penyebaran wabah.
Lockdown tidak hanya membatasi mobillitas orang, lebih dari itu dampak penguncian juga menyebabkan penurunan mobilitas barang dan modal. Saat lockdown diterapkan, banyak pabrik yang tutup atau beroperasi dengan kapasitas yang rendah.
Alhasil kebutuhan tenaga kerja menjadi berkurang drastis. Banyak pekerja yang dirumahkan atau bahkan kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai bagian dari agenda efisiensi bisnis di tengah krisis.
Jumlah pengangguran akhirnya naik, daya beli masyarakat menjadi tergerus dan permintaan pun ikut melambat. Pada akhirnya pandemi Covid-19 membawa pukulan ganda (double hit) bagi perekonomian global.
Menurut ILO ada beberapa sektor yang paling merasakan dampak dari pandemi ini. Pasalnya sektor-sektor tersebut merupakan industri yang sangat bergantung pada mobilitas orang dan barang serta memiliki jumlah tenaga kerja yang banyak.
Sektor paling terdampak menurut ILO antara lain sektor pangan dan akomodasi dengan 144 juta pekerja, ritel dan wholesale sebanyak 482 juta, jasa dan administrasi bisnis dengan 157 juta tenaga kerja dan manufaktur yang memiliki 463 juta tenaga kerja.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/2...-jadi-nganggur
berterimakasihlah pada china




chinese.idi0t dan soljin7 memberi reputasi
0
368
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan