Oke langsung dilanjut lagi ya gan, tanpa berbasa-bagi lagi. Mari disimak baik-baik:
(bolasport)
Quote:
Belum setahun STY bekerja, kesan apa yang Anda dapatkan dari dirinya ketika melatih timnas?
Yeyen Tumena: Jujur saja, sebagai pelatih menurut saya STY terlalu banyak mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, termasuk meremehkan pemain Indonesia. Seharusnya, pelatih harus memberikan motivasi dan perkataan yang posistif kepada pemain dan timnya. Bukankah dia dibayar mahal untuk memperbaiki sepak bola Indonesia?
Saya melihat dari sisi etika, sejak awal kedatangan STY sudah tidak baik. Mungkin dia tipe pria yang sulit percaya pada orang asing di luar rekan senegara. Begitu datang, STY menyingkirkan Danurwindo dari Dirtek PSSI. Tapi, 3 hari kemudian duduk lagi bersama Danurwindo untuk membicarakan programnya. Terlihat tidak elok.
Situasi semakin memanas dan tidak baik untuk persiapan tim Indonesia menuju Piala AFC U-19 dan Piala Dunia U-20, menurut Anda apa yang harus dilakukan STY dalam waktu dekat?
Yeyen Tumena: Menurut saya, STY harus segera memberikan klarifikasi perkataannya di media Korsel. Karena, setahu saya ada poin-poin di kontrak kerja sama yang mencantumkan keharusan menjaga nama baik klien. Jika itu tidak dilakukan, berarti STY melanggar bunyi kontrak dengan PSSI.
Juga, STY harus menjelaskan programnya terkait tim U-20. Kalau kemudian diregulasi dicantumkan keharusan memainkan pemain U-20, tentu dia cukup memantau dari kompetisi. Lalu, niat TC jangka panjang bisa dipertimbangkan kembali.
Seandainya TC jangka panjang setelah Piala AFC U-19 di Uzbekistan pada Oktober-November nanti, ya sudah, tidak perlu ada regulasi menurunkan pemain U-20 di kompetisi.
Jangan lupa, siapapun pelatihnya, tak ada jaminan tim U-20 kita bisa berprestasi di Piala Dunia U-20. Termasuk dengan kehadiran STY sekalipun, tak ada jaminan.
Terkait TC di Korea, harus jadi perhatian membawa anak-anak berusia 19 tahun keluar Indonesia dengan kondisi pandemi Covid-19.
Apalagi, di Korea terjadi gelombang pandemi kedua sehari setelah lockdown dibuka. Coba bayangkan orang tua dari salah satu pemain Timnas U-19 yang anaknya akan dibawa TC keluar Indonesia dengan risiko Covid cukup besar.
Bisa-bisa para orang tua tidak akan merestui anaknya pergi jauh dalam kondisi pandemi ini. Jangankan anak bermain sepak bola ke negara lain, sekolah di dekat rumah saja tidak dilepas.
Banyak beredar rumor IS akan menjadi pelatih kepala timnas Indonesia. Seandainya itu benar dan Anda diminta menjadi asisten, apakah bersedia?
Yeyen Tumena: Tolong jangan berandai-andai, apalagi dalam situasi seperti ini dan menyangkut pekerjaan seseorang. Seperti yang selalu saya sampaikan, sejak sebagai pemain sepak bola dan kini pelatih, tak pernah saya menolak panggilan negara. Itu prinsip hidup saya sebagai atlet. Tapi, sekali lagi, jangan berandai-andai dalam situasi ini dan dengan nasib orang lain.
Selain mewadahi pelatih lokal dengan banyak kepentingan dan kebutuhannya, apa yang kini menjadi perhatian APSSI yang mungkin tidak banyak diperhatikan publik?
Yeyen Tumena: Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus APSSI adalah bagaimana merajalelanya agen di klub. Bahkan, sampai bisa menjatuhkan pelatih hanya karena ada bisnis pemain yang dilakukan agen dengan pengurus klub. Kita akan memperkuat regulasi ini. Bila perlu, agen yang bermasalah dengan pelatih tidak akan kita pakai lagi, berikut pemain-pemain bawaannya.
-SELESAI-
Waduh, ini malah nambah ngeliatin keburukannya Shin Tae-yong, tapi apa iya sifat pelatih yang pernah membawa Korea Selatan ke Piala Dunia 2018 seperti itu?
Menurut gansis gimana? Tambah keruhkah suasana PSSI?
SUMBER TERPERCAYA