Kaskus

News

donex.donkengAvatar border
TS
donex.donkeng
Mesir Ancam Ikut Campur Perang Sipil di Libya
Pemerintah Mesir mengancam akan melakukan intervensi dalam perang saudara di Libya, jika pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) memasuki kawasan yang dikuasai oleh pemerintahan Tentara Nasional Libya (LNA) dipimpin Jenderal Khalifa Haftar.

Gertakan Mesir membuat peta konflik di Libya semakin rumit setelah sejumlah negara asing, seperti Turki dan Rusia, juga terlibat mendukung kelompok yang saling berlawanan dalam perang saudara di negara itu.

Pemerintahan GNA yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam pernyataan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, atas upaya intervensi militer di Libya.

GNA menyatakan gertakan Mesir sebagai pernyataan perang.

"Ini adalah sikap permusuhan, campur tangan langsung dan merupakan deklarasi perang," kata GNA yang berbasis di Tripoli dalam sebuah pernyataan.

Dilansir Middle East Eye mengutip keterangan AFP, terjadi adu argumen menjelang pertemuan virtual para menteri luar negeri Liga Arab di Libya, di mana GNA menolak berpartisipasi.

Pada Sabtu (20/6) pekan lalu, al-Sisi memperingatkan bahwa jika pasukan pro-GNA bergerak ke kota Sirte, maka tindakan itu dapat memicu intervensi militer langsung oleh Mesir. Peringatan ini muncul ketika GNA kembali berusaha merebut kota Sirte yang dikuasai LNA.

"Bagi negara Libya, campur tangan dalam urusan internal, serangan terhadap kedaulatan, baik melalui deklarasi seperti yang dilakukan oleh presiden Mesir atau dengan dukungan untuk para milisi dan tentara bayaran tidak bisa diterima," demikian isi pernyataan GNA.

GNA meminta komunitas internasional turut bertanggung jawab sehubungan dengan eskalasi ini. Mereka menyatakan terbuka untuk seluruh upaya mediasi yang tidak memihak di bawah perlindungan PBB, tetapi menolak inisiatif sepihak atau ekstra-yudisial.

Gertakan yang disampaikan Presiden Sisi Sabtu pekan lalu diabaikan oleh sebagian besar petinggi GNA dan pasukannya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, pada Minggu (21/6) pekan lalu mengatakan kepada stasiun televisi Al Arabiya bahwa negaranya memprioritaskan solusi politik untuk konflik tersebut.

Dia mengatakan GNA telah salah menafsirkan pernyataan Presiden Sisi. Presiden Sisi mengatakan wilayah Sirte dan Al-Jufra mewakili 'garis merah'.

Dalam siaran televisi pada Sabtu pekan lalu, Presiden Sisi mengutip perlunya melindungi perbatasan Mesir. Jika garis tersebut dilintasi, pasukan Mesir akan langsung melakukan intervensi di Libya.

Pihak GNA menegaskan bahwa semua wilayah Libya merupakan garis merah.
"Apapun perselisihan dengan Libya, kami tidak akan membiarkan orang-orang kami dihina atau diancam," kata GNA.


[Gambas:Video CNN]


Sementara itu pada Minggu pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Yordania mengeluarkan pernyataan bahwa mereka mendukung sikap Mesir. Pernyataan itu muncul setelah para menteri luar negeri dari kedua negara membahas konflik Libya melalui telepon.

Libya diliputi perang saudara sejak rezim Muammar Khaddafi tumbang akibat pemberontakan dan serbuan pasukan koalisi asing pada 2014. Khaddafi tewas ditembak oleh pemberontak ketika ditemukan bersembunyi di gorong-gorong.

Sejak itu sejumlah kelompok bersenjata, mantan tentara dan suku-suku di Libya terpecah belah dan mempersenjatai diri. Mereka saling berebut kekuasaan politik dan wilayah, terutama di kawasan ladang minyak. Haftar adalah salah mantan jenderal Khaddafi yang memutuskan membentuk pemerintahan tandingan di Benghazi.

https://cnnindonesia.com/internasion...sipil-di-libya



ikut campur gan..
0
671
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan