- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Alert! Perjanjian Dagang AS-China Disebut Sudah Berakhir


TS
Lockdown666
Alert! Perjanjian Dagang AS-China Disebut Sudah Berakhir

Jakarta, CNBC Indonesia - Penasihat perdagangan Amerika Serikat (AS) Peter Navarro mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China sudah "berakhir".
Salah satu alasan berakhirnya kesepakatan tersebut adalah akibat ulah China yang tidak memberi peringatan tentang wabah virus corona (Covid-19) sejak awal, katanya, Senin (22/6/2020).
"Ini sudah berakhir," kata Navarro kepada Fox News, dalam sebuah wawancara ketika ditanya tentang perjanjian perdagangan Fase I.
Navarro pun menambahkan bahwa pembatalan perjanjian juga terjadi karena AS mengetahui tentang penyebaran virus corona, tak lama setelah delegasi China meninggalkan Washington saat perjanjian damai dilakukan Januari lalu.
"Pada saat itu, mereka telah mengirim ratusan ribu orang ke negara ini untuk menyebarkan virus itu, dan hanya beberapa menit setelah roda pesawat (terbang) mereka lepas landas (meninggalkan AS), kami baru mulai mendengar tentang pandemi ini," kata Navarro.
Hubungan AS-China memang telah memburuk sejak awal tahun, ketika wabah COVID-19 yang berasal dari Kota Wuhan di China, ditemukan di AS.
Tuduhan China salah menanggapi wabah sejak awal juga telah dilayangkan oleh Presiden Donald Trump secara langsung. Bahkan Trump dan pemerintahannya telah kerap kali melontarkannya berkali-kali.
Kamis pekan lalu, Trump yang pernah menyebut China tidak transparan tentang wabah COVID-19, memperbarui ancamannya. Presiden kontroversial itu mengatakan akan memutuskan hubungan dengan China, sebagaimana disampaikan oleh Reuters.
Ini disampaikan presiden ke-45 AS itu, sehari setelah Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer berbicara di Kongres AS. Lighthizer menilai China sejauh ini sudah memenuhi persyaratan dan perjanjian "fase satu" guna meredakan perselisihan keduanya.
Dalam cuitannya melalui akun @realDonaldTrump, mantan pengusaha itu menulis AS akan tetap mempertahankan opsi kebijakan "decoupling". Atau pemisahan antara ekonomi negara yang dahulunya memiliki keterikatan yang kuat.
"Itu bukan kesalahan Duta Besar Lighthizer (kemarin di Komite) karena mungkin saya tidak menjelaskan," ujarnya sebagaimana dikutip dari AFP.
"Tetapi AS tentu saja mempertahankan opsi kebijakan, dalam berbagai kondisi, decoupling lengkap dari China," tegasnya lagi.
Mei lalu, Trump bahkan mengaku tak tertarik lagi berbicara dengan Presiden Xi Jinping dan ingin memutus hubungan ekonomi kedua negara. Sejumlah UU juga tengah digodok untuk memindahkan manufaktur AS dari China dan mendepak perusahaan negeri Tiongkok dari Wall Street.
AS saat ini memang menjadi negara yang paling parah dilanda wabah COVID-19. Menurut Worldometers, saat ini telah ada 2.388.153 kasus corona di AS, di mana 122.610 orang di antaranya telah meninggal dunia dan 1.002.929 sembuh.
sumur
https://www.cnbcindonesia.com/market...sudah-berakhir
hahaiayaa cilaka luewaa welass waaa no deal time waa ning nong land bisa kejang2 waaa






novitasari94 dan ex.babuCCP memberi reputasi
2
361
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan