Kaskus

News

perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
RI Tak Bisa Sembarangan Tambah Utang, Ini Alasannya!
 RI Tak Bisa Sembarangan Tambah Utang, Ini Alasannya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan risiko dan kesempatan baru yang tercipta akibat covid-19. Pemerintah menjamin hal itu akan dideteksi dan disikapi dengan langkah kebijakan antisipatif sejak dari sekarang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, neraca pembayaran akan dipengaruhi oleh arus lalu lintas modal dunia, yang berpotensi masih penuh gejolak ketidakpastian. Stimulus ekonomi yang ditempuh banyak negara, tentu membutuhkan sumber pendanaan yang cukup tinggi dan akan memengaruhi kondisi likuiditas global.

"Tingginya persaingan kebutuhan dana untuk stimulus dapat mendorong peningkatan pinjaman di pasar global. [...] Peningkatan defisit fiskal untuk penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi akan meningkatkan beban utang," jelas Sri Mulyani, Kamis (18/6/2020).

Oleh karena itu, lanjut Sri Mulyani, pengelolaan kebijakan fiskal yang makin hati-hati dan pentingnya pelaksanaan program konsolidasi fiskal dan penyehatan kembali APBN.

Baca: BI Happy Inflasi Rendah? Kata Sri Mulyani Jangan Nyaman Dulu!

Kredibilitas dan sustainabilitas APBN dan arah konsolidasi kebijakan fiskal pada tahun 2021 dan tahun-tahun ke depan, menurut Sri Mulyani akan sangat mempengaruhi kepercayaan investor yang bermuara pada kemampuan Indonesia untuk menarik modal ke dalam negeri yang akan memperkuat neraca pembayaran dan nilai tukar Rupiah.

"Pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Penjamin Simpanan akan terus memfokuskan pada upaya pendalaman pasar keuangan, baik melalui peningkatan kapasitas sektor keuangan, pengembangan instrumen keuangan, maupun koordinasi kebijakan untuk memperkuat sektor keuangan," ujar Sri Mulyani.

Pendalaman pasar keuangan dimaksudkan tidak hanya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan sektor riil, tetapi juga untuk lebih menjamin likuiditas dan stabilitas pasar keuangan dalam negeri. Dengan semakin kuatnya pasar keuangan, tentu Indonesia akan lebih mampu mengatasi tekanan-tekanan eksternal yang juga akan berpengaruh pada stabilitas nilai tukar.

Baca: Sri Mulyani Patok Yield SBN 10 Tahun 6,67%-9,56% di 2021

"Pemerintah juga terus mempersiapkan strategi kerja sama internasional dan bilateral yang dapat membantu stabilisasi nilai tukar. Format-format kerja sama baik multilateral maupun bilateral merupakan opsi-opsi strategi lain yang dapat dimanfaatkan sebagai buffer penguatan cadangan devisa bila diperlukan," kata Sri Mulyani.

link

Oleh karena itu, lanjut Sri Mulyani, pengelolaan kebijakan fiskal yang makin hati-hati dan pentingnya pelaksanaan program konsolidasi fiskal dan penyehatan kembali APBN.
0
850
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan