- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Belajar Dari Mereka Yang Terhimpit Ekonomi Selama Pandemi


TS
c4punk1950...
Belajar Dari Mereka Yang Terhimpit Ekonomi Selama Pandemi

Pandemi, membuat matahari seperti muram sinarnya berusaha untuk menghangatkan dan menghalau virus dengan panasnya namun hasilnya nihil. Siapa sangka bencana yang menimpa dunia saat ini, manusia terpaksa dan dipaksa untuk selalu berada dirumah. Namun bagaimana dengan mereka yang mengandalkan penghasilan tidak dengan gaji?
Mereka akan mencari jalan agar tetap hidup, tak perduli dengan virus yang menghantui karena pilihan berada di rumah sangat sulit. Mau tak mau mereka akan berdamai dengan alam, berdamai dengan keadaan, walau itu adalah pilihan yang sulit antara mati lapar atau mati karena penyakit.

Badai PHK dan pengangguran menjadi masalah yang menakutkan, ribuan pekerja yang masih bertahan dengan skema work from home memang telah membuat perputaran ekonomi menjadi lebih lambat, restoran cepat saji, warung makan, yang berada dilingkungan perkantoran terancam bangkrut hingga banyak karyawannya pulang kampung atau beralih profesi.
Sebuah profesi yang harus memaksa mereka keluar dari rumah, yang menjadikan matahari dikala siang serta rembulan dikala malam sebagai teman. Usaha kecil agar bisa bertahan untuk mengarungi hidup yang sudah abnormal, seperti penjual kopi keliling yang berjalan dari tempat yang satu ke tempat yang lain mencari pembeli yang senasib dengan mereka.

Rintihan mereka tentang nasib keluarga dirumah terasa menyayat hati yang mendengarnya, tangisan anak dirumah dan murungnya wajah sang Istri ketika bertanya "makan apa kita hari ini?" Sedangkan uang tak ada, menjadi dilema dikala yang diatas sana hanya bisa membuat aturan tapi tidak dengan bantuan.
Suka tidak suka aturan pun dilanggar, hingga ia rela meninggalkan rumah dan berada dijalan demi mencari sesuap nasi, tukang sapu jalanan, ojek online, menjadi buruan sang pedagang kopi keliling. Mereka yang berada di dalam rumah mewah, apartement kelas atas, tak merasakan kepanikan yang berarti sebab tabungan yang dikumpulkan cukup untuk setahun tanpa harus bekerja. Sedangkan mereka yang dinamakan wong cilik yang kemampuan ekonomi terbatas, sepertinya harus bergelut dengan debu jalanan kalau masih tetap di rumah sama saja itu bunuh diri.

Walau harus terpaksa diusir oleh Satpol PP yang sedang bertugas ketika sedang menjajakan dagangannya karena sudah membuat keramaian. Kita tidak bisa menyalahkan sang petugas yang terpaksa juga keluar rumah demi segenggam rupiah.
Pandemi sudah merubah gaya hidup seseorang, kehidupan berjalan secara tak wajar, terlihat manusia seakan dipaksa agar tetap belajar mencari cara untuk bertahan dari kepunahan. Resesi ekonomi telah menghantui banyak negara, termasuk di bumi nusantara.

Ya semua sedang bernasib sama, alam seakan sedang menghukum manusia. Namun kita merasa tidak sadar dengan apa yang sedang kita perbuat, kerusakan yang sering kita lakukan sepertinya sedang kita nikmati sendiri.
Seperti jeritan hati sang penjual kopi, layaknya nyanyian kematian yang akan terus dengar ditelinga, tanpa ada solusi berarti, mereka mulai menjamur dijalan hanya untuk bertahan agar tidak mati.
Kisah pedagang keliling dimasa pandemi semoga menjadikan manusia lebih berempati, bahwa kita saling membutuhkan tak ada manusia yang sanggup berdiri sendiri.

Semoga cerita pedagang kopi dan yang lainnya menjadi renungan dan juga memberikan warna baru dimasa depan, sebuah kisah duka ketika bertahan untuk hidup. Masihkah kita bertahan dengan gengsi?

"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google






GIF
Diubah oleh c4punk1950... 17-06-2020 12:42






arcm20 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan