perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
Nasib Nahas Hooq hingga iflix, Penantang Netflix yang Keok


Jakarta, CNBC Indonesia - Popularitas startup video on demand lagi naik daun. Bermula dari Netflix, kini bermunculan pemain baru di industri ini seperti GoPlay, Hooq dan Iflix. Dalam perkembangannya nasib ketiga startup ini berbeda jauh.

GoPlay adalah penyedia jasa video on demand milik Gojek. Pesaing Netflix ini baru saja mengumumkan putaran pendanaan indepdenden pertama yang dipimpin oleh ZWC Partners dan Golden Gate Ventures.

Tidak disebutkan berapa jumlah dana yang disuntikkan namun, kucuran modal ini menunjukkan kepercayaan investor akan potensi industri hibuaran on-demand di Indonesia.

"Kami melihat potensi besar yang belum dapat terpenuhi oleh industri bioskop, dan kami bekerja keras untuk dapat menutup kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan terhadap konten berkualitas melalui teknologi," kata CEO GoPlay Edy Sulistyo, seperti dikutip Senin (15/6/2020).
Pilihan Redaksi

Studi Terbaru, Vaksin China Hasilkan Antibodi Penawar Corona
Soal Penanganan Covid-19, Putin: Rusia Lebih Sukses dari AS
Jika OVO & DANA Merger, Mampu Jegal GoPay-Facebook-WhatsApp?

GoPlay beda nasib dengan Hooq. Penyedia jasa video on demand milik Singtel ini hanya berusia lima tahun. Pada investornya di belakangnya cukup mentereng. Dari Singtel (Raja telekomunikasi Singapura), Warner Bros Entertaiment dan Sony Pictures.

Pemegang saham memutuskan untuk menutup HOOQ karena bisnis tidak dapat bertumbuh untuk menutupi biaya operasional. "Sejak perusahaan ini berdiri, lima tahun lalu, terjadi perubahan struktural siginifikan di pasar video over-the-top (OTT) dan lanskap kompetisinya," ujar Hooq dalam pernyataan resminya.

Masalah juga melanda startup yang dijuluki Netflix Asia Tenggara, Iflix. Startup yang berkantor pusat di Malaysia ini terancam bangkrut karena kehabisan uang tunai dan utang yang menggunung.

Berdasarkan sumber internal Iflix kepada Deal Street Asia yang dilansir dari Nikkei, pada 2018, perusahaan mencatatkan rugi US$158,1 juta. Ini karena aksi bakar uang yang mencapai US$25,5 juta, yang menghasilkan liabilitas (kewajiban) US$ 68,6 juta.

Pada September 2019, perusahaan diperkirakan hanya akan cukup untuk overhead perusahaan dan administrasi yang sedang berlangsung hingga 30 November 2019. Cadangan kas Iflix pun tinggal US$ 12,7 juta.

Sejak saat itu, Iflix belum mengumumkan pendaanan tambahan. Iflix berencana IPO pada 31 Juli 2020 senilai US$47,5 juta namun belum jelas. Alhasil perusahaan akan dijual kepada investor untuk menutupi utang-utangnya.

link


Sejak saat itu, Iflix belum mengumumkan pendaanan tambahan. Iflix berencana IPO pada 31 Juli 2020 senilai US$47,5 juta namun belum jelas. Alhasil perusahaan akan dijual kepada investor untuk menutupi utang-utangnya.
trimusketeersAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan trimusketeers memberi reputasi
0
1.6K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan