- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
gara-gara makam tua part 1


TS
robbola
gara-gara makam tua part 1
“Terkadang kehidupan nyata jauh lebih mengerikan dari pada cerita horor mana pun juga…” - Unknown
“Menurut hukum yang berlaku di negara ini, Anda tidak diperbolehkan untuk memindahkan makam siapa pun juga tanpa seizin dari keluarga yang bersangkutan. Atau Anda akan dijerat oleh hukum sesuai dengan pasal-pasal yang berlaku.” jelas pria itu sambil menaruh beberapa lembar kertas di hadapan kami.
Aku bertukar pandang dengan Amelia istriku selama beberapa saat. Berkas-berkas cahaya matahari dari luar telah menyelinap masuk melalui tirai jendela yang terbuka dan menyinari wajahnya yang pucat. Sejenak bibirnya mulai berkedut-kedut seakan-akan ingin mengucapkan sesuatu, tapi kemudian dia mengambil lembaran kertas di hadapannya dan mulai membacanya selama beberapa saat tanpa suara.
“Lalu bagaimana kalau makam itu adalah makam tidak dikenal? Bagaimana kalau tidak ada yang datang untuk mengklaimnya sebagai makam anggota keluarga mereka?” tanyaku, mengalihkan pandangan ke arah pengacara muda di hadapan kami. Namanya adalah Peter Turner. Usianya masih sekitar tiga puluh tahunan. Dia belum menikah. Dan wajahnya tampan sekali. Jenis ketampanan yang saking tampannya kau sangat muak melihatnya. Mungkin karena iri tapi mungkin juga karena kau benci melihat seseorang yang secara fisik begitu sempurna jika dibandingkan dengan dirimu sendiri. Tapi ekspresinya tampak penuh percaya diri seolah-olah dia sudah sering menangani klien-klien putus asa seperti kami sebelumnya.
“Halaman 3. Pasal 7, ayat 3.” jawabnya singkat sambil tersenyum kecil.
“Maksud Anda?”
“Di situ dijelaskan mengenai situasi seperti yang baru saja Anda sebutkan, Mr. Fawley.”
Aku mengambil lembaran kertas di hadapanku namun sebelum aku sempat menyentuhnya, Amelia sudah membacakan bunyi pasal tersebut dengan suara pelan.
“Dalam hal makam tidak dikenal dan tidak diketahui identitasnya yang berada di properti milik penggugat, maka diberikan waktu selama kurang lebih lima tahun semenjak penggugat mengajukan kasusnya, sebelum makam tersebut dapat direlokasikan ke tempat lain secara hukum dengan biaya relokasi dibebankan kepada penggugat…”
“Lima tahun?” seruku tidak percaya.
“Benar sekali.”
“Kami tidak bisa menunggu selama itu.” tanpa sadar nada suaraku meninggi. “Kami sudah bertemu dengan orang yang tertarik untuk membeli tanah itu tiga kali lipat lebih mahal dari harga awal. Kami tidak punya lima tahun. Kami harus memindahkan makam itu secepatnya.”
“Maafkan saya. Tapi undang-undangnya sudah sangat jelas dan saya kira –“
bersambung..............











“Menurut hukum yang berlaku di negara ini, Anda tidak diperbolehkan untuk memindahkan makam siapa pun juga tanpa seizin dari keluarga yang bersangkutan. Atau Anda akan dijerat oleh hukum sesuai dengan pasal-pasal yang berlaku.” jelas pria itu sambil menaruh beberapa lembar kertas di hadapan kami.
Aku bertukar pandang dengan Amelia istriku selama beberapa saat. Berkas-berkas cahaya matahari dari luar telah menyelinap masuk melalui tirai jendela yang terbuka dan menyinari wajahnya yang pucat. Sejenak bibirnya mulai berkedut-kedut seakan-akan ingin mengucapkan sesuatu, tapi kemudian dia mengambil lembaran kertas di hadapannya dan mulai membacanya selama beberapa saat tanpa suara.
“Lalu bagaimana kalau makam itu adalah makam tidak dikenal? Bagaimana kalau tidak ada yang datang untuk mengklaimnya sebagai makam anggota keluarga mereka?” tanyaku, mengalihkan pandangan ke arah pengacara muda di hadapan kami. Namanya adalah Peter Turner. Usianya masih sekitar tiga puluh tahunan. Dia belum menikah. Dan wajahnya tampan sekali. Jenis ketampanan yang saking tampannya kau sangat muak melihatnya. Mungkin karena iri tapi mungkin juga karena kau benci melihat seseorang yang secara fisik begitu sempurna jika dibandingkan dengan dirimu sendiri. Tapi ekspresinya tampak penuh percaya diri seolah-olah dia sudah sering menangani klien-klien putus asa seperti kami sebelumnya.
“Halaman 3. Pasal 7, ayat 3.” jawabnya singkat sambil tersenyum kecil.
“Maksud Anda?”
“Di situ dijelaskan mengenai situasi seperti yang baru saja Anda sebutkan, Mr. Fawley.”
Aku mengambil lembaran kertas di hadapanku namun sebelum aku sempat menyentuhnya, Amelia sudah membacakan bunyi pasal tersebut dengan suara pelan.
“Dalam hal makam tidak dikenal dan tidak diketahui identitasnya yang berada di properti milik penggugat, maka diberikan waktu selama kurang lebih lima tahun semenjak penggugat mengajukan kasusnya, sebelum makam tersebut dapat direlokasikan ke tempat lain secara hukum dengan biaya relokasi dibebankan kepada penggugat…”
“Lima tahun?” seruku tidak percaya.
“Benar sekali.”
“Kami tidak bisa menunggu selama itu.” tanpa sadar nada suaraku meninggi. “Kami sudah bertemu dengan orang yang tertarik untuk membeli tanah itu tiga kali lipat lebih mahal dari harga awal. Kami tidak punya lima tahun. Kami harus memindahkan makam itu secepatnya.”
“Maafkan saya. Tapi undang-undangnya sudah sangat jelas dan saya kira –“
bersambung..............

















bukhorigan dan 2 lainnya memberi reputasi
3
359
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan