

TS
khoirulanam2506
Kesederhanaan Rasulullah
''Aku selalu menangis jika makan dengan cukup kenyang,'' kata Siti Aisyah, istri Rasulullah Muhammad saw. Seorang sahabat bertanya, ''Mengapa?'' Dijawabnya, ''Aku ingat Rasulullah yang selama hidupnya tidak pernah makan dengan puas, baik roti maupun daging berturut-turut selama dua hari.”
Sepeninggal Rasulullah, para sahabat seringkali menangis kalau menghadapi hidangan makanan yang lezat. Mereka terkenang Rasulullah yang kerap kali menahan lapar, dan makan sekadarnya saja.
Siti Aisyah meriwayatkan, ''Kadang-kadang sampai sebulan penuh terlewati tanpa api menyala di dapur kami. Kami hidup hanya dengan kurma dan air putih.''
Suatu Ketika
Umar mengetuk dan meminta izin untuk masuk. “Bolehkah Umar bin Al-Khattab masuk, wahai Rasulullah?” kata Umar.
“Ya, masuklah, Umar,” jawab Nabi.
Umar memasuki ruangan di mana Nabi sedang beristirahat. Dia pertama kali menyapa Nabi, “Assalamualaikum…”
“Wa’alaikum assalam, keselamatan untukmu,” jawab Nabi.
Umar duduk di lantai dan mulai memperhatikan ruangan itu untuk pertama kalinya. Tidak ada tempat tidur di ruangan itu. Nabi waktu itu tengan terbaring di atas sebuah tikar. Sebagian tubuhnya ada di lantai dan sebagian di atas tikar. Tikar itu kasar dan lantainya keras. Tanda dari tikar itu terlihat di tubuhnya. Nabi mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan yang kasar. Nabi punya bantal, tapi bantal itu terbuat dari daun berduri pohon palem.
Tidak ada yang lain di ruangan itu, tidak ada lemari pakaian, tidak ada makanan berlimpah untuk dimakan, tidak ada kasur yang nyaman. Sebagai gantinya, di sudut ada beberapa daun berry, dan setumpuk kecil gandum, dan sepotong kulit yang belum diolah sedang digantung.
Air mata mulai mengalir di mata Umar. Ketika Nabi melihat Umar menangis, Nabi bertanya kepadanya, “Kenapa kau menangis, Umar?”
Umar menjawab dengan suara pahit, “Dan mengapa aku tidak menangis, wahai Nabi Allah? Aku melihat tempat tidur dan tanda dari tikar di punggungmu, aku melihat semua barang milikmu yang sederhana, dan namun engkau adalah Nabi Allah dan Rasul pilihan-Nya!
“Kaisar Byzantium dan Persia tinggal dalam kemewahan dan kenyamanan. Tahta mereka terbuat dari emas dan pakaian dan tempat tidurnya terbuat dari sutra terbaik,” Umar masih berkata.” Dan inilah yang engkau miliki. Inilah hartamu.”
Nabi tersenyum dan memandangi Umar dengan lembut. “Apakah engkau tidak bahagia, hai Umar bahwa kita akan menerima kekayaan dan harta kita dan kenyamanan dalam kehidupan yang kekal nanti? Raja-raja dunia ini telah menerima bagian penuh mereka di sini, dan bahkan bagian ini tidak akan berguna bagi mereka segera setelah mereka meninggalkan dunia ini. Bagian kita akan datang nanti, tapi begitu kita menerimanya, maka akan tetap bersama kita selamanya.”
Kita hidup di dunia modern sering lupa akan nikmat Allah SWT dan lupa akan bersyukur | Virus Korona membalikkan keadaan kehidupan manusia, setara dengan arah 180 derajat. Sebelumnya, hidup manusia melambung tinggi, dalam berbagai hura-hura. Namun saat ini, umat-manusia bahkan mulai dididik tentang hal-hal yang sangat elementer. Manusia harus dididik lagi, tentang tatacara mencuci tangan, cara batuk, cara bersin, cara bersalaman, memakan makanan yang bergizi, tidur yang cukup, olah raga yang teratur, harus diam di rumah, dll. Mahluk Allah ini mengajarkan manusia akan arti prihatin, kita tidak tahu masa depan bagaimana, manusia lupa akan tujuan hidup di dunia ini, mengejar kefanaan duniawi, kufur nikmat, tak tahu berterimakasih atas nikmat rahmat Allah SWT, kita makan kenyang sampai buang makanan, lupa ada diluar sana yang tidak makan berhari-hari. Mereka yang kaya lupa akan mereka yang miskin. Mereka yang sombong lupa bahwa apa yang mereka miliki cuma titipan. Sekarang Allah mengirim wabah ke bumi, kalian sudah kalang kabut, bagaimana kalian di akhirat nanti.
Manusia Lupa Akan Lima Perkara Sebelum Lima Perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.
Sepeninggal Rasulullah, para sahabat seringkali menangis kalau menghadapi hidangan makanan yang lezat. Mereka terkenang Rasulullah yang kerap kali menahan lapar, dan makan sekadarnya saja.
Siti Aisyah meriwayatkan, ''Kadang-kadang sampai sebulan penuh terlewati tanpa api menyala di dapur kami. Kami hidup hanya dengan kurma dan air putih.''
Suatu Ketika
Umar mengetuk dan meminta izin untuk masuk. “Bolehkah Umar bin Al-Khattab masuk, wahai Rasulullah?” kata Umar.
“Ya, masuklah, Umar,” jawab Nabi.
Umar memasuki ruangan di mana Nabi sedang beristirahat. Dia pertama kali menyapa Nabi, “Assalamualaikum…”
“Wa’alaikum assalam, keselamatan untukmu,” jawab Nabi.
Umar duduk di lantai dan mulai memperhatikan ruangan itu untuk pertama kalinya. Tidak ada tempat tidur di ruangan itu. Nabi waktu itu tengan terbaring di atas sebuah tikar. Sebagian tubuhnya ada di lantai dan sebagian di atas tikar. Tikar itu kasar dan lantainya keras. Tanda dari tikar itu terlihat di tubuhnya. Nabi mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan yang kasar. Nabi punya bantal, tapi bantal itu terbuat dari daun berduri pohon palem.
Tidak ada yang lain di ruangan itu, tidak ada lemari pakaian, tidak ada makanan berlimpah untuk dimakan, tidak ada kasur yang nyaman. Sebagai gantinya, di sudut ada beberapa daun berry, dan setumpuk kecil gandum, dan sepotong kulit yang belum diolah sedang digantung.
Air mata mulai mengalir di mata Umar. Ketika Nabi melihat Umar menangis, Nabi bertanya kepadanya, “Kenapa kau menangis, Umar?”
Umar menjawab dengan suara pahit, “Dan mengapa aku tidak menangis, wahai Nabi Allah? Aku melihat tempat tidur dan tanda dari tikar di punggungmu, aku melihat semua barang milikmu yang sederhana, dan namun engkau adalah Nabi Allah dan Rasul pilihan-Nya!
“Kaisar Byzantium dan Persia tinggal dalam kemewahan dan kenyamanan. Tahta mereka terbuat dari emas dan pakaian dan tempat tidurnya terbuat dari sutra terbaik,” Umar masih berkata.” Dan inilah yang engkau miliki. Inilah hartamu.”
Nabi tersenyum dan memandangi Umar dengan lembut. “Apakah engkau tidak bahagia, hai Umar bahwa kita akan menerima kekayaan dan harta kita dan kenyamanan dalam kehidupan yang kekal nanti? Raja-raja dunia ini telah menerima bagian penuh mereka di sini, dan bahkan bagian ini tidak akan berguna bagi mereka segera setelah mereka meninggalkan dunia ini. Bagian kita akan datang nanti, tapi begitu kita menerimanya, maka akan tetap bersama kita selamanya.”
Kita hidup di dunia modern sering lupa akan nikmat Allah SWT dan lupa akan bersyukur | Virus Korona membalikkan keadaan kehidupan manusia, setara dengan arah 180 derajat. Sebelumnya, hidup manusia melambung tinggi, dalam berbagai hura-hura. Namun saat ini, umat-manusia bahkan mulai dididik tentang hal-hal yang sangat elementer. Manusia harus dididik lagi, tentang tatacara mencuci tangan, cara batuk, cara bersin, cara bersalaman, memakan makanan yang bergizi, tidur yang cukup, olah raga yang teratur, harus diam di rumah, dll. Mahluk Allah ini mengajarkan manusia akan arti prihatin, kita tidak tahu masa depan bagaimana, manusia lupa akan tujuan hidup di dunia ini, mengejar kefanaan duniawi, kufur nikmat, tak tahu berterimakasih atas nikmat rahmat Allah SWT, kita makan kenyang sampai buang makanan, lupa ada diluar sana yang tidak makan berhari-hari. Mereka yang kaya lupa akan mereka yang miskin. Mereka yang sombong lupa bahwa apa yang mereka miliki cuma titipan. Sekarang Allah mengirim wabah ke bumi, kalian sudah kalang kabut, bagaimana kalian di akhirat nanti.
Manusia Lupa Akan Lima Perkara Sebelum Lima Perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.
0
340
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan