Kaskus

News

jonisantuyAvatar border
TS
jonisantuy
Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani
Hai agan-agan...hari-hari ini di Indonesia ada begitu banyak diskusi dan masukan tentang pemimpin bangsa. Ada banyak masukan yang mengatakan bahwa di masa depan Indonesia butuh pemimpin yang mau melayani. Di tengah tantangan mentalitas instan dan budaya individualisme, apakah masih mungkin bahwa pemimpin masa depan adalah orang yang sungguh-sungguh mau melayani rakyat..??

Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani

Harapan bersama Bangsa Indoensia adalah semoga generasi muda yang kelak akan menjadi pemimpin Bangsa Indonesia sungguh-sungguh memiliki semangat mau melayani. Namun pertanyaan kita saat ini adalah bagaimana mendidik generasi muda Bangsa Indoensia agar di dalam hati mereka tertanam semangat untuk menjadi pemimpin pelayan...?? Untuk menjawab pertanyaan ini memang sangat tidak mudah. Dalam tulisan yang sederhana ini, Ane sebagai bagian dari generasi muda Bangsa Indonesia mau sedikit berbagi khususnya untuk generasi muda atau untuk mereka yang berkecimpung dalam pembinaan generasi muda Bangsa Indonesia tentang kepemimpinan yang melayani atau yang biasa dikenal dengan istilah Servant Leadership, dalam terjemahan sederhana 'pemimpin pelayan'. 

Pertama-tama pemimpin pelayan harus berangkat dari keinginan untuk melayani banyak orang, kemudian dari situ muncul kebutuhan untuk menjadi pemimpin. Berbeda dengan orang yang pertama-tama ingin menjadi pemimpin, dia hanya menginginkan kekuasaan, kehormatan, dan kekayaan. Dia tidak akan memperhatikan kebutuhan bawahan dan stafnya sudah terpenuhi atau belum, karena bukan itu tujuannya sebagai pemimpin. Seorang pemimpin pelayan pertama-tama memperhatikan dan mengusahakan kebutuhan utama dan terbesar orang lain terpenuhi. Ketika banyak orang melihat pemimpin yang mau melayani, mereka akan dengan sendirinya menjadi pelayan juga, entah dengan kesadaran sendiri atau karena sungkan dan risih dengan pemimpinnya. 

Robert K. Greenleaf (1904–1990), pelopor pergerakan Servant Leadership dan pendiri

the Greenleaf Center for Servant Leadership, membantu kita manusia modern untuk mewujudkan dan membentuk pemimpin pelayan. Menurut Greenleaf para pemimpin pelayan haruslah:

1. Mendengarkan terlebih dahulu sehingga dapat memahami situasi dan konteksnya.

2. Mengembangkan intuisi dan kemampuan mereka untuk melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain.

3. Memimpin dengan mempengaruhi, dan melakukan perubahan dengan cara “meyakinkan daripada memaksakan”.

4. Mengonseptualisasikan perubahan yang mereka perjuangkan dan mengajak orang lain untuk melakukan kemungkinan yang sama.

5. Memberdayakan mereka dengan cara menciptakan peluang alternatif untuk mereka yang dilayani.

Apabila seorang ingin menjadi pemimpin pelayan maka dia harus menanamkan karakteristik-karakteristik Servant Leadership.Karakteristik pemimpin yang melayani menurut Greenleaf adalah sebagai berikut :

a. Berani Mengajak

Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani


Kekuatan baik dan buruk di dunia ini diawali oleh pikiran, sikap dan tindakan dari seorang individu. Awalnya mungkin hanya sedikit orang yang mempunyai inspirasi, sedangkan banyak orang akan belajar dari mereka. Yang sedikit itu yang menerima dan memunculkan inspirasi dan gagasan baru yang akan mempengaruhi dunia. Pemimpin yang mempunyai model seperti ini berawal dari keberanian untuk bermimpi. Walaupun pada awalnya gagasan mereka tidak diterima dan diragukan, namun karena keyakinan dan niat yang teguh, serta konsekuen maka akan berhasil. Banyak orang dapat mempercayainya kalau telah melihat hasilnya. Banyak orang belajar dan menerapkan gagasan dan inspirasi mereka. Maka, seorang pemimpin adalah orang yang dipercaya mampu menunjukan arah dan mengajak, serta mampu mewujudkannya dengan setia.

b. Mau Mendengarkan dan Memahami

Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani

Banyak persoalan dapat diselesaikan dengan mendengarkan dan memahami. Belajar mendengarkan membutuhkan disiplin yang terus menerus, karena kecenderungan banyak orang adalah bicara terus menerus dan ingin didengarkan. Mendengarkan dengan baik akan menumbuhkan kekuatan orang yang didengarkan. Orang yang merasa didengarkan dan dipahami permasalahannya bukan berarti masalahnya telah selesai, namun menumbuhkan kekuatan dalam dirinya untuk berusaha memecahkan persoalannya. Begitu juga dengan kehendak kelompok, pemimpin pelayan harus bisa mengenali dan memahami mereka. Untuk mendengarkan, orang tak boleh takut untuk hening. Hening memang bisa terasa menakutkan, namun untuk dialog yang santai dibutuhkan keheningan.

c. Mau Retret dan Reorientasi Diri

Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani

Retret dan reorientasi diri sangat penting. Hal itu berlaku untuk membedakan yang lebih penting dari yang kurang penting, yang penting dari yang mendesak. Agar dapat memperhatikan yang lebih penting, pemimpin harus berani menghadapi resiko ditolak atau dihukum. Itulah resiko yang harus dihadapi bila menyatakan sesuatu yang benar dan baik. Maka pemimpin harus tahu memasukkan retret dalam irama hidupnya sebagai cara terbaik untuk menggunakan sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya. Pemimpin pelayan harus selalu bertanya: ”Bagaimana saya dapat menggunakan diri saya untuk melayani sebaik mungkin”. Jadi sebagai seorang pemimpin pelayan harus melayani dengan segenap hati dan segenap jiwanya, atau dengan kata lain melayani dengan seluruh hidupnya.

d. Mau Menerima dan Berempati

Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani
Pemimpin pelayan menerima dan berempati dengan yang dilayani. Pemimpin pelayan harus peka melihat dan memahami mereka yang dilayani. Orang perlu diterima dan diakui sebagai individu yang istimewa dan unik. Karena tidak ada orang yang sempurna, maka seorang pemimpin pelayan perlu membuat siapa saja merasa betah berada dalam komunitasnya. Seperti dalam sebuah keluarga, rumah adalah tempat orang diterima apa adanya, walau sebenarnya dia tidak layak untuk diterima. Bahkan orang yang kurang dewasa, kacau, dan malas, dapat mengabdi dan melakukan tindakan yang besar jika dipimpin dengan bijaksana. Oleh karena itu pemimpin pelayan yang paling sukses adalah mereka yang mampu menjadi seorang pendengar yang penuh dengan empati.

e.
Berani Melihat Kenyataan Apa Adanya
Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani
Awareness adalah keberanian dan kemampuan untuk membuka pengindraan seluas-luasanya sehingga orang menangkap apa yang dapat diindrai beserta tanda-tanda lain yang dinyatakan oleh lingkungan melebihi apa yang dapat ditangkap orang pada umumnya. Banyak orang cepat puas hidup dengan pengamatan dan pengindraan yang sangat sempit sehingga ia tak dapat melihat kekayaan hidup ini. Dengan demikian banyak orang kehilangan kesempatan untuk memimpin dan melayani. Beberapa orang tidak mampu dan tidak berani untuk melihat kenyataan, bila pintu pengindraan mereka terbuka terlalu lebar. Menjadi  kualifikasi seorang pemimpin untuk dapat terbuka atas realitas, agar dia dapat melihat kenyataaan apa adanya. Keterbukaan awareness menyiapkan pemikiran sadar maupun tak sadar kita dengan kekayaan sumber daya bagi kebutuhan di masa depan.

f. Meyakinkan, Bila Perlu Seorang Demi Seorang

Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani
Pemimpin pelayan tidak memaksakan kehendaknya. Dia perlu menyampaikan keyakinannya kepada banyak orang, untuk itu dia tidak mengadakan revolusi besar-besaran terhadap komunitasnya, namun tekun berbicara kepada pribadi-pribadi, kalau perlu satu demi satu. Dia perlu mengajukan pertanyaan yang menggugah, sehingga banyak orang ditantang untuk memikirkan kembali hidup dan pekerjaannya. Hal yang perlu dilakukan oleh pemimpin pelayan adalah meyakinkan banyak orang tanpa memaksakan kehendaknya.

g. Menyembuhkan dan Melayani

Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani

Menyembuhkan sama dengan mengutuhkan kembali seperti adanya. Dengan menyembuhkan kita sendiri juga akan mengalami penyembuhan juga, dan ini proses seumur hidup. Belajar menyembuhkan merupakan daya yang kuat untuk membuat perubahan dan integrasi. Salah satu kekuatan besar kepemimpinan pelayan adalah kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain. Banyak orang yang patah semangat dan menderita karena berbagai masalah emosional. Walaupun hal tersebut merupakan sesuatu yang alami dalam kehidupan manusia, akan tetapi  seorang pemimpin pelayan harus mampu dan mempunyai kesempatan menggerakkan hati dan memberi semangat kepada orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Pemimpin pelayan berusaha keras memahami dan memberikan empati kepada orang lain. Orang perlu diterima dan diakui sebagai suatu individu yang istimewa dan unik. Setiap individu tidak ingin kehadirannya dalam suatu organisasi atau perusahaan ditolak oleh orang lain yang berada di sekitar dirinya. Pemimpin pelayan yang paling sukses adalah mereka yang mampu menjadi seorang pendengar yang penuh dengan empati.

h. Membangun Komunitas

Mendidik Generasi Masa Depan Menjadi Pemimpin yang Melayani

Hanya komunitaslah yang mampu memberi kasih yang menyembuhkan dan mengutuhkan. Karena hanya dalam komunitas seperti keluarga yang mampu bertanggungjawab tanpa batas atas anggotanya. Perusahaan tidak akan bertanggungjawab terhadap karyawannya melebihi batas kesepakatan. Hanya komunitas dan keluarga saja yang memberikan perlindungan dan jaminan hingga tanpa batas. Pelayanan yang membutuhkan kasih tak mungkin dilakukan secara memuaskan oleh lembaga yang terpisah dari komunitas atau keluarga. Nah, membangun komunitas yang saling menyembuhkan perlu dibangun dengan cara menumbuhkan rasa saling percaya dan membentuk kerjasama yang baik dalam satu tim.

Sebuah Kesimpulan Kecil

Ane percaya dan yakin bahwa agan-agan semua punya cita-cita untuk Indonesia yang lebih baik, untuk Indonesia yang lebih jaya, Indonesia yang lebih makmur dan sejahtera. Semuanya itu kini ada di tangan generasi muda Bangsa Indonesia. Cita-cita itu saya yakin akan terwujud kalau generasi muda memiliki dalam hatinya semangat Servant Leadership. Sebuah semangat untuk mengabdikan, untuk melayani dan berkorban secara total bagi Bangsa Indonesia. Semoga api ini terus menyala dalam diri generasi muda Bangsa Indonesia seraya menatap masa depan Indonesia yang gilang-gemilang.

Sumber

Buku: 

Lantu, Donald dkk., Servant Leadership, Yogyakarta: Gradien Books, 2007.

T.O. Jacobs and E. Jacques,Measures of Leadership” dalam Military Executive Leadership, K.E Clark and MB Clark (Eds.),  West Orange: Leadership Library of American, 1990

Internet :





nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
764
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan