joko.winAvatar border
TS
joko.win
19 Pasar Jadi Sarang Corona, Pemprov DKI Lalai!
Gembong sangsi warga sudah mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai

llustrasi. Pasar Tradisional.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menilai Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI lalai mengawasi penyebaran Covid-19 di pasar tradisional. 

Baca: 51 Pedagang Pasar DKI Positif Covid, Bukti Pengawasan Lemah

Buktinya, menurut dia, ditemukan sejumlah pedagang yang positif terinfeksi virus corona dan 19 pasar tradisional harus ditutup bak sarang virus mematikan itu.

"Saya menganggap kelalaian dari Pemprov DKI dalam pengawasan di pasar tradisional," kata Gembong, Jumat (12/6). 

Ia memaparkan pasar merupakan tempat terbuka. Pengunjung pasar pun sulit untuk diatur pergerakan keluar-masuknya. Gembong sangsi warga sudah mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker.

Karena itu, Gembong menganggap, pemerintah DKI melalui Perumda Pasar Jaya seharusnya memperketat protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Caranya dengan menyediakan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun.

Tak lupa agar Pasar Jaya menyalurkan hand sanitizer untuk para pedagang. Selain itu, lanjut dia, Pasar Jaya mau tak mau harus mengatur jarak antar pedagang. Dengan cara ini, aktivitas ekonomi dan protokol kesehatan dapat berjalan bersamaan.

Baca: Enam Pasar Jadi Klaster Covid-19, Anies Sudah Diingatkan!

"Ketika dua hal itu bisa disinergikan, maka kasus seperti yang terjadi di pasar-pasar tidak akan terjadi di Jakarta. Tapi kan Pemprov lalai terhadap aktivitas pasar itu," tutur anggota Komisi A Bidang Pemerintahan ini.

"Jelas ini sudah bukan transisi. Ini (PSBB transisi) kebijakan gagal dan tanpa ketegasan," katanya.

"Masyarakat mobilitasnya sudah penuh dan mengabaikan Pergub. Sementara pengaturan pembagian waktu untuk karyawan bekerja tidak dibahas dengan perusahaan, akhirnya membludak di jalan di pagi hari. Sekarang untuk memutar ke PSBB sudah tidak mungkin," ujarnya.

Menurut Gembong, Pemprov seharusnya menandai dan memantau secara ketat aktivitas yang berpotensi menjadi sumber penularan virus corona. Selain itu, kampanye dan edukasi ke masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat dan protokol kesehatan juga belum maksimal dilakukan.

"Mana edukasi dan sanksi nya nya? Tidak ada. Bagikan 20 juta masker, tidak ada realisasinya. Katanya akan denda 250 ribu bagi yang tidak memakai masker, ternyata hanya basa-basi pencitraan karena anggota yang mengawasi juga tidak ada," sindirnya.

Pasar pertama terdeteksi pada 29 Mei

Pasar Perumnas Kelender jadi yang pertama terdeteksi adanya pedagang yang berstatus Covid-19.

Kepala Puskesmas Duren Sawit Rita Wedya Astuti mengatakan, pada awalnya ada 5 orang yang dinyatakan positif Covid-19 setelah pihaknya menggelar tes massal pada Jumat (29/5/2020) lalu.

Baca juga: Gembong Terkejut Pembangunan Kawasan Kuliner Pluit Berlanjut

Namun belakangan, sebanyak 15 orang kembali dinyatakan positif Covid-19 pada tangga 3 Juni 2020. Hal tersebut menambah daftar panjang jumlah positif menjadi 20 orang.

Sebelumnya, data Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menunjukkan 51 pedagang pasar di Jakarta terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka tersebar di enam lokasi pasar. Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin telah memeriksa potensi positif corona di 19 pasar tradisional, dilansir dari metro.tempo.co.


https://www.gesuri.id/pemerintahan/1...alai-b1YNAZtUX
Diubah oleh joko.win 13-06-2020 02:43
0
1.2K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan