diolahdariTribuneNews
Pandemi yang mengglobal membuat tatanan hidup dunia berubah seketika. Banyak korban yang berjatuhan, tumbang terpapar bahkan nyawa ujung dari ketakutan menyedihkan pergi tanpa bisa dihalang.
Lawan yang tidak terlihat, menyesap diam, berakhir sekarat.
Turut berduka cita sedalam-dalamnya. Bagi pejuang kesehatan dan kemanusian. Turut berduka cita bagi yang tak berdaya dan terpaksa pulang.
Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik untuk kembali.


Boleh sedih
Silakan berduka
Namun hidup harus terus berjalan.
Live must go on, bukan?
Berpikir negatif akan menghantui dan membebani diri tentunya.
Berpikir positif, pasti bersepakat: Badai Pasti Akan Berlalu.
Harus!!!
Dibalik kesukaran, ada kemudahan.
Di balik semua pagebluk yang datang bagai mencabuti ilalang menjadikan tanah tambah gersang. Ada juga taburan benih, ada buah yang tumbuh.
Buah positif yang bisa dipetik dari segala kesedihan dan bersiap untuk memasuki jaman kebaruan. Jaman new normal, jaman normal yang baru!
5 kepedulian baru untuk meniti kehidupan baru.
1. Peduli Kesehatan
Ada pelajaran yang bisa diambil dari Pandemi. Ada hikmah positif yang bisa dipetik.
diolahdaripinterest.com
Kesehatan ternyata adalah harta yang tertinggi yang pernah ada. Sehebatpun, sekaya apapun, seperkasa siapapun
jika kesehatan milikmulenyap terbang,
semua akan sia-sia. Semua akan tamat pada saat itu juga.
Semua kembali ke titik awal untuk mulai lebih
care akan kesehatan diri. Memulai untuk hidup lebih sehat. Memulai berpikir dan meletakan pilihan hidup sehat sebagai prioritas.
Boleh terlambat, balik ke awal lagi, jika itu dilakukan untuk kebaikan selanjutnya.
2. Peduli Kebersihan
Ada harga yang harus dibayar dari semuanya itu.
Ada sebab dan akibat.
Dan, kebersihan adalah titik awalnya.
diolahdaripinterest.com
Kebersihan adalah titik tolak pemahaman terbarukan.
New Mindset Changing.Semua pemahaman berubah, semua ruh pemikiran berubah lebih baik dan bijak.
Kebersihan menjadi awal tindakan dari mulai membuka mata sampai akhirnya menutup mata kembali.
Dari bangun tidur, beraktifitas, berujung tidur kembali beristirahat.
Semua harus bersih, badan diri sendiri, keluarga bersih, kerabat bersih, lingkungan bersih. Meletakan kebersihan di segala aspek kehidupan.
3. Peduli Sesama
Ada kemalangan yang menggerakan hati
Ada kesedihan yang membuat trenyuh dan merasa tersentuh.
diolahdaripinterest.com
Empati dan Simpati yang semula terkubur dalam hati yang penuh jelaga.
Kembali muncul dan bersinar cemerlang, menerangi kehidupan yang lebih indah.
Cinta berkembang indah bagai kuncup yang merekah menjadi kelopak bunga mekar membawa keharuman.
Keperdulian antar sesama, menumbuhkan kasih sayang, menumbuhkan iba sebagai rasa dasar kepedulian akan sesama.
Kepedulian melahirkan rasa kebersamaan yang akan mampu memikul beban berat derita agar lebih ringan dan kemudian mudah untuk ditempuh.
Aku, kamu, mereka, sekatnya lebur menjadi kita dan kami.
4. Peduli Masa Depan
Hidup ini dari masa lalu, berjuang sekarang dan meraih masa depan.
diolahdaripinterest.com
Perlunya menyiapkan masa depan. Punya tabungan amal, punya tabungan kebaikan untuk memperkaya rohani.
Punya tabungan, punya cadangan, seperti
ibrohYusuf menghadapi 7 tahun kehidupan paceklik di masa depan. Tabungan yang tidak akan menghancurkan sendi kehidupan. Masih tetap tegak berdiri, meski dihantam badai yang meluluh lantakan semuanya.
Karena hidup tidak hanya untuk hari ini bukan?
5. Peduli Nikmat
Kesyukuran adalah ujungnya nikmat.
diolahdaripinterest.com
Hidup di bumi yang terhampar ini ada akhir tujuan yaitu kembali kepada Tuhan.
Maka jika menemui kesukaran dan kemalangan kembalilah kepada-Nya mohon kekuatan dan kesabaran. Dan kemaksimalan adalah nikmatnya berserah diri.
Jika menemui kebaikan dan kenikmatan tetaplah kembali kepada-Nya mempersembahkan kesyukuran dan berbagi kenikmatan bagi sesama.
Hidup dan kehidupan tidak berhenti di sini. Dengan memetik buah positif dari semua kejadian meski dari pagebluk yang terburuk sekali pun itu adalah mutiara indah yang tersembunyi.
Selamat malam menjelang pagi.
Salam sehat, salam syukur
Ki Jagat Alit