Kaskus

Food & Travel

grapadiAvatar border
TS
grapadi
Gunung Merbabu: Pesona Alam dan Mistis
Sama seperti gunung-gunung lainnya, Gunung Merbabu tidak hanya menyimpan pesona alam yang indah, tetapi juga menyimpan kisah mistis. Tidak sedikit pendaki yang pernah menyambangi gunung ini mengalami pengalaman mistis di sana, baik dalam perjalanan ataupun ketika sudah sampai di puncak.

Siapa yang tidak tahu Gunung Merbabu? Salah satu dari gunung terkenal di Jawa Tengah ini selalu menjadi favorit bagi para pendaki gunung. Gunung Merbabu adalah salah satu gunung api yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat, Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara. Menurut etimologi “merbabu” berasal dari gabungan kata “meru” (gunung) dan “abu” (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.

Secara umum, ada beberapa jalur resmi yang biasa dijadikan awal pendakian menuju puncak Merbabu yang berketinggian 3.145 mdpl (di atas permukaan laut). Jalur-jalur tersebut ialah jalur Selo di Boyolali, jalur Thekelan di Salatiga, serta jalur Suwanting, jalur Wekas dan jalur Cuntel yang berada di Malang. Rata-rata waktu yang diperlukan dalam pendakian Gunung Merbabu adalah satu sampai satu setengah hari.

Gunung Merbabu: Pesona Alam dan Mistis

Gunung Merbabu memang menyuguhkan pesona alam yang indah. Sepanjang perjalanan, kita dapat menikmati pemandangan yang ada. Dari hutan pinus sampai sabana di puncak Merbabu. Beberapa flora yang tumbuh di sana juga memperindah suasana di sana. Kita dapat menemui beberapa tumbuhan seperti Pinus merkusii, Puspa, Akasia, Soro, Cemara gunung, dan Edelweis. Ketika mendaki, pemandangan yang menanti kita di puncak seakan membayar lunas setiap kelelahan yang dilalui dalam perjalanan. Di puncak, terdapat pemandangan yang menanti kita, seperti pemandangan gunung lain yaitu Gunung Merapi, Sumbing, Sindoro, Telomoyo, Ungaran, Lawu



Tetapi, sama seperti gunung-gunung lainnya, Gunung Merbabu juga menyimpan misteri dan kisah mistis. Tidak sedikit pendaki yang pernah menyambangi gunung ini mengalami pengalaman mistis di sana, baik dalam perjalanan ataupun ketika sudah sampai di puncak. Ada mitos dan kisah misteri yang berkembang, yaitu bahwa di sana terdapat pasar yang dinamakan pasar Setan konon adalah tempat berlangsungnya jual beli makhluk halus. Selain itu, ada kepercayaan yang berkembang, bila kita mengeluh ketika naik, maka barang bawaan kita akan semakin berat. Beberapa pendaki juga mengaku pernah mendengar suara gamelan ketika bermalam di sana. Mitos lainnya ialah keberadaan harimau jadi-jadian dan Watu Gubug (batu bertumpuk yang mirip dengan gua kecil di jalur pendakian Thekelan). Watu Gubug ini konon dianggap sebagai pintu gerbang kerajaan gaib. Beberapa masyarakat juga percaya bahwa di Gunung Merbabu terdapat kerajaan gaib di puncak, seragam merah dan hijau.

Kisah mistis ini dialami oleh Irfan, seorang warga Magelang yang sempat berkuliah di Semarang. Ia bersama tiga temannya sempat mendaki Gunung Merbabu pada tahun 2016. Saat itu mereka berkemah di Pos 3. Entah bagaimana, Irfan dan teman-temannya sepertinya sempat ramai. Padahal, terdapat peraturan umum bahwa selama kita berada di gunung, atau selama perjalanan menuju ke puncak, kita harus menjaga sikap, perkataan dan tindakan kita. Dalam Bahasa Jawa, unggah-ungguh, sebagai bentuk menghormati roh-roh yang ada di sana. Kejadian aneh dialami Irfan saat perjalanan pulang, dengan ia yang memimpin di depan. Menurut pengakuan Irfan, ia yakin sudah memilih jalur yang benar saat pulang, karena hanya ada satu jalur pulang di situ. Namun setelah makin jauh mereka berjalan, jalan tersebut ternyata buntu.

Tiba-tiba Irfan menemukan satu bungkus kresek yang mencurigakan, dengan bau busuk di sekeliling tempat itu. Ia curiga dengan isinya. Mereka mencoba untuk meraba dengan sepatu mereka, dan rasanya empuk. Seakan sedang meraba seonggok daging. Di sebelah kresek tersebut ada tracking pool dan satu buah sepatu. Hal itu membuat mereka cukup ketakutan, sehingga mereka mencoba kembali untuk mencari jalur yang benar. Tak disangka, ternyata jalur yang benar ada di sebelah kiri Irfan. Mereka seakan-akan dibuat tersesat. Irfan yakin bahwa jalur yang mereka lalui barusan tidak ada sebelumnya saat mereka mendaki, dan ternyata hanya rumput biasa.

Cerita lain dialami oleh Nugie. Saat itu Lebaran 2017, ia bersama dengan enam teman lainnya. Mereka naik dari jalur Selo Gancik. Pukul 18.00 WIB, mereka sampai di bawah pos 3, Watutulis, lalu memutuskan untuk berkemah di situ. Saat itu sedikit hujan dan kondisinya cukup ramai karena ada rombongan pendaki lain yang berkemah di situ. Kemudian Nugie menyempatkan diri untuk keluar dan masak air panas sekitar pukul 12.00 malam bersama satu orang temannya, karena mereka bermaksud menyeduh minuman panas. Tiba-tiba dari arah bawah, terdengar suara gamelan yang sayup-sayup namun lamat-lamat semakin mendekat. Nugie tidak yakin kalau suara itu berasal dari desa di bawah karena jaraknya cukup jauh, ditambah saat itu sedikit gerimis.

Ricardo, seorang mahasiswa dari Boyolali yang berkuliah di salah satu kampus di Semarang mengalami kisah lain. Ia berangkat bersama sembilan teman lainnya, melalui jalur pendakian Selo, Boyolali. Saat itu dia berada di paling belakang grup. Dalam perjalanan dari pos satu ke dua, ia dan teman-temannya sempat beristirahat. Ketika itu ia dan salah satu kawannya duduk di salah satu batu besar, namun teman Ricardo ini terlihat diam saja. 

Seketika Ricardo mengerti bahwa temannya telah melihat sesuatu yang mistis, namun mereka memutuskan untuk tidak menceritakannya saat itu. Sepulang dari pendakian, Ricardo bercerita ke temannya bahwa ia melihat sesosok ibu-ibu dalam balutan pakaian jawa dan juga selendang, menyeberang ke jalur dekat tempat istirahat mereka sebelum di pos dua. Anehnya, ibu ini menyeberang dari sisi kiri (yang isinya pohon-pohon) ke sisi kanan yang adalah jurang. Jadi, tidak mungkin bila seorang manusia biasa akan menyeberang ke sisi kanan.



Gunung Merbabu: Pesona Alam dan Mistis


Masih banyak kisah lain yang beragam, namun satu yang pasti, kita dapat melihat bahwa setiap gunung menyimpan rahasia dan misterinya masing-masing. Hal itu tidak mengurangi ketertarikan para pendaki untuk ke sana. Tentunya, dari kisah-kisah itu kita dapat belajar untuk menghormati gunung. Konon, dengan mendaki gunung kita bisa mengerti sifat asli seseorang. Mendaki membuat seseorang dapat belajar untuk makin merendahkan diri dan sabar untuk bisa sampai ke puncak. Lain waktu apabila Anda mendapat kesempatan untuk mendaki, jangan lupa untuk tetap sopan dan menjaga kebersihan.

sumber https://grapadinews.co.id/gunung-mer...am-dan-mistis/
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
556
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan