Kaskus

Hobby

andifirmansy808Avatar border
TS
andifirmansy808
Cara Menjadi Sukses Dalam Kehidupan | Motivasi Untuk Hidup Yang Waras

Spoiler for Tulisan Ambyar ini:


Tentukan Pilihan dan Jalan Hidup

Quote:


Oh sial, tulisan ini dimulai dengan pertanyaan yang tidak kita inginkan--bahkan tidak kita sadari. Tapi sungguh, pertanyaan ini baik untuk kita--bahkan jauh lebih baik untuk kita. 

Apa yang menentukan kesuksesan Anda bukanlah, "Apa yang ingin Anda nikmati?" Pertanyaan yang relevan adalah, "Rasa sakit apa yang ingin Anda tahan?" Ingatlah, jalan setapak menuju kebahagiaan dan kesuksesan adalah jalan yang dipenuhi dengan tangisan dan rasa malu.

Dan kita tidak mungkin bisa sukses dalam segala hal. We are not perfect. Maka kita harus menentukan pilihan dan kemana hidup kita diarahkan. Kita tidak mungkin memiliki hidup yang bebas dari rasa sakit. Hidup tidak bisa selalu mekar seperti mawar, fantastis seperti unicorn, dan indah seperti pelangi. Tidak, hidup tidak berjalan seperti itu. Pertanyaan tentang kenikmatan tergolong mudah karena hampir semua orang punya jawaban serupa.

Pertanyaan yang lebih menarik adalah tentang penderitaan. Derita apa yang ingin Anda hadapi? Itulah pertanyaan sulit yang perlu disadari, pertanyaan yang sebenarnya akan mengantar Anda ke suatu tempat--tempat di mana seseorang harusnya berada. Itulah pertanyaan yang dapat mengubah sudut pandang kita terhadap sebuah kehidupan.


Ketahui Bagaimana Permainan Berjalan



Quote:


Anda ingin memulai bisnis Anda sendiri. Namun Anda tidak akan menjadi seorang wirausahawan yang sukses, kecuali Anda mampu menghargai risiko, ketidakpastian, kegagalan yang datang berulang-ulang,  melayani pelanggan yang menyebalkan, investasi waktu gila-gilaan yang mungkin hanya demi sesuatu yang tidak menghasilkan apapun.

Itulah bagian dari permainan bisnis. Anda tidak akan pernah memenangkannya jika Anda tidak ikut bermain.


Sekarang Anda misalnya ingin untuk menempati posisi puncak ranking di kelas--atau bahkan di sekolah/kampus. Namun apakah Anda bersedia menderita selama 60 jam/minggu untuk belajar, menghabiskan setiap malam untuk membaca buku, perjalanan pulang-pergi ke sekolah/kampus yang jauh, mengerjakan PR yang memuakkan, dan menghadapi hierarki--sebagian kecil--pengajar yang sewenang-wenang demi melarikan diri dari neraka kubikel yang tak berujung? 

Itulah bagian dari permainannya. Dan sekali lagi, Anda tidak akan pernah memenangkannya jika Anda tidak ikut bermain.


Apakah Anda Sungguh Menginginkannya?

Selama masa kecil dan awal remaja--masa SMP, persisnya--saya berfantasi menjadi seorang pemain sepak bola--pemain sepak bola profesional, persisnya. Setiap kali saya menonton pertandingan sepak bola eropa, saya selalu menutup mata dan membayangkan diri saya berada di atas lapangan stadion megah, menari-nari menggiring bola melewati semua pemain lawan di tengah kerumunan penonton, dan orang-orang pun pasti akan lupa diri melihat permainan kaki saya yang memukau. 

Fantasi itu bisa menghanyutkan saya selama berjam-jam. Bagi saya, pertanyaannya bukan bagaimana jika saya bisa di atas sana bermain di depan para penonton yang terus berteriak, melainkan kapan. Kapan saya harus merencanakan itu semua?

Sederhana, saya harus terlebih dahulu menentukan waktu sebelum saya mencurahkan tenaga dan upaya saya untuk sampai di sana dan menorehkan nama saya. Pertama, saya harus menyampingkan kegiatan sekolah. Kemudian, saya perlu mendapatkan uang untuk membeli peralatan sepak bola--termasuk biaya daftar SSB. Lalu saya perlu mencari waktu luang yang cukup untuk berlatih. Kemudian ... seterusnya hingga tidak ada lagi yang perlu saya kerjakan.

Meskipun saya terus memfantasikan ini lebih dari seperempat usia saya, dalam kenyataannya, hasilnya tidak pernah terwujud. Dan saya perlu waktu yang lama dan perjuangan yang melelahkan sampai pada akhirnya saya tahu alasannya bahwa:

Saya tidak benar-benar menginginkannya

Saya jatuh cinta dengan hasil akhir--bayangan saya di atas lapangan stadion megah, orang-orang meneriakkan nama saya, menumpahkan pikiran saya dalam giringan bola yang saya mainkan--tetapi saya tidak jatuh cinta pada prosesnya.

Dan karena itu saya gagal. Berulangkali. Sial, bahkan kegagalan itu pun bukan hasil dari perjuangan apapun. Saya hampir tidak pernah berusaha. Kebosanan saat berlatih, tidak mau menemukan klub untuk saya ikut bergabung, rasa lelah berlatih dan sulitnya mengajak teman untuk menemani saya berlatih, sepatu yang "jebol", kaos kaki yang belum saya cuci dalam 2 minggu terakhir, berlari mengelilingi lapangan selama setengah jam, pergi ke lapangan hanya berjalan kaki. 

Itulah impian yang serupa puncak gunung, dan seseorang harus berjuang mendakinya. Dan dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi saya untuk mengetahui bahwa saya tidak suka mendaki gunung itu. Saya hanya suka membayangkan puncak gunungnya. 

Narasi di luaran secara umum akan memborbardir dengan aneka petuah, bahwa saya telah GAGAL, bahwa saya adalah orang yang cepat menyerah atau pecundang, bahwa saya hanya kurang "ini itu", bahwa saya menyerah atas mimpi saya, dan bahwa mungkin saya membiarkan diri saya tumbang oleh tekanan dari "mereka".

Namun kebenarannya jauh lebih menarik daripada salah satu penjelasan petuah tersebut. Kebenerannya adalah, saya pikir saya menginginkan sesuatu, namun pada kenyataannya tidak. Habis perkara.

Saya menginginkan imbalan bukannya jerih payah. Saya menginginkan hasil dan bukan proses. Saya hanya jatuh cinta pada kemenangan dan bukan perjuangan.

Dan hidup tidak berjalan seperti itu.

Siapa diri Anda yang sebenarnya ditentukan oleh apa yang ingin Anda perjuangkan. Orang-orang yang menikmati perjuangan di gym adalah orang-orang yang mengikuti program kebugaran dan memiliki perut seperti dipahat dan menyerupai roti sobek.

Orang-orang yang menikmati tekanan dan ketidakpastian gaya hidup dari seorang seniman kelaparan adalah mereka yang pada akhirnya mampu menghidupi dan menjalaninya.

Ini bukan tentang kekuatan kehendak atau omong kosong tentang keuletan. Ini juga bukan contoh nyata dari ungkapan, "no pain no gain" (tidak ada yang bisa dicapai tanpa perjuangan). Ini adalah komponen hidup kita yang paling sederhana dan mendasar, sayang. 


Quote:


Permasalahan-permasalahan kita melahirkan kebahagiaan kita, seiring dengan masalah-masalah yang naik levelnya, menjadi semakin baik.

Penting!



Ini adalah spiral yang merambat ke atas tanpa pernah selesai. Dan jika Anda masih berpikir bahwa Anda boleh berhenti mendaki di titik mana pun, saya khawatir Anda belum cukup paham. Karena kegembiraannya justru terletak pada pendakian itu sendiri. In other words, kebahagiaan justru terletak pada proses dan perjuangan kita dalam mencapai kesuksesan.



Sumber Tulisan 1
Sumber Tulisan 2
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
196
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan