Dikala pandemi ini, inovasi demi inovasi selalu diluncurkan. Entah dalam bentuk peralatan pendeteksi orang-orang pengidap asimptomatik (Tidak menunjukkan gejala) hingga inovasi pencegahan seperti pemberian sekat-sekat pada meja restoran untuk membantu mencegah penyebaran virus corona.

Nah pada inovasi kali ini ada yang menarik perhatian, yaitu diluncurkannya robot autonomus untuk membantu meninimalisir terinfeksinya para petugas kesehatan ketika bekerja dengan cara berfungsi sebagai penghubung antar petugas kesehatan dengan pasien. Yups sekilas wajah robot tersebut memang terlihat agak seram ketika malam hari terutama bila bergerak kesana-kemari.

Robot ini merupakan sumbangan dari UNDP (United Nations Development Programme) yang diperuntukkan untuk Rumah Sakit “Kanyinya COVID-19 treatment facility “ di Negara Rwanda dikarenakan terbatasnya petugas kesehatan yang mampu berurusan dengan virus corona di sana.

Robot ini memiliki fungsi yang sangat vital sekali yakni sebagai penghubung antara pasien terinfeksi dengan dokter/perawat supaya meminimalisir kontak. Jadi robot ini berfungsi menjalankan tugas-tugas seperti mengecek suhu tubuh pasien, memonitoring kesehatan pasien dan mengantarkan obat-obatan pereda.

Selain menjalankan tugas-tugas utamanya. Robot tersebut juga setiap hari mengitari 75 kamar rumah sakit berisi 65 pasien untuk mengerjakan perintah-perintah lain dari dokter yang dapat dikontrol lewat tablet khusus. Jadi dokter tidak harus selalu melakukan bed-visit kepada pasien. Walaupun demikian robot ini tetap tidak bisa menggantikan peran doktor melainkan melengkapinya sehingga kinerja doktor&perawat semakin efektif dan efisien.

Di Rwanda, sudah 3 robot yang diluncurkan dan diharapkan akan benar-benar membantu mengatasi kendala dalam pengobatan pasien-pasien positif corona. Kedepannya robot ini akan diupgrade supaya mampu menjalankan fungsi-fungsi lain seperti; mengecek kadar gula darah, mengecek tekanan darah, mengecek trombosit, dll.

Bila dipikir-pikir, cara penanganan virus corona di Rwanda terbilang lebih efektif ketimbang cara penanganan virus corona di Indonesia yang masih dilakukan secara konvensional. Cara penanganan yang konvensional tersebut menyebabkan banyak dokter & perawat terinfeksi dan beberapa menjadi meninggal dunia karena menangani pasien. Mungkin kalau robot ini hadir di Indonesia, jumlah kematian perawat bisa dikurangi.