- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi Diminta Bantu Labuan Bajo pada New Normal


TS
chemical.sapto
Jokowi Diminta Bantu Labuan Bajo pada New Normal
Labuan Bajo, Beritasatu.com – Tokoh masyarakat Labuan Bajo, Pastor Marselinus Agot, SVD menyambut baik rencana pembukaan kembali pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mulai 15 Juni mendatang dalam status new normal. Namun berbagai keterbatasan yang terjadi selama ini dalam menghadapi Covid-19 membuat masyarakat belum terlalu senang atas rencana tersebut.
Karena itu ia meminta Presiden Joko Wiodo (Jokowi) untuk membantu wilayah itu menyediakan fasilitas kesehatan yang mumpuni sesuai status Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata premium.
Masyarakat, kata dia, masih khawatir akan penyebaran Covid -9 di Labuan Bajo akan tinggi lagi, sementara rumah sakit rujukan hanya berukuran kecil. Persedian Alat Pelindung Diri (APD) dan berbagai peraltanan kesehatan lainnya pun sangat minim. Apalagi pengujian sampel darah para pasien cukup lama karena harus dibawa ke Kupang atau Bali untuk dites.
“Masyarakat Labuan Bajo mengharapkan Bapak Jokowi bisa turun tanggan. Pak Jokowi sudah menentapkan Labuan Bajo sebagai wisata premium. Maka berbagai pelayanan kesehatan yang terkait Covid-19, hendaknya juga harus berstatus premium,” kata Marsel dalam pernyataan terulisnya Minggu (7/6/2020).
Ia mengharapkan sarana pendukung dalam bidang kesehatan harus menjadi perhatian penting pemerintah. Pemerintah pusat harus intervensi lebih banyak karena daerah sangat terbatas ketersediaan dana untuk menyediakan berbagai fasilitas berstatus premium.
“Sangat prihatin jika ada wisatawan atau masyarakat lokal yang terjangkit lalu tidak ada peralatan yang lengkap untuk merawatnya. Ini akan mencoreng wajah Labuan Bajo sebagai destinasi wisata kelas premium. Bapak Presiden Jokowi harus membantu dengan peralatan yang cukup untuk mengantisipasi tingginya korban wabah Covid 19 di Labuan Bajo,” jelas Marsel yang juga penggiat lingkungan hidup.
Pernyataan yang sama disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri Manggarai Barat Charles Angliwarman. Menurutnya, Labuan Bajo adalah daerah destinasi Pariwisata kelas premium. Konsekuensinya, fasilitas kesehatan juga harus dilengkapi dengan kelas yang premium.
Dia menegaskan salah satu yang penting dan segera diadakan di Labuan Bajo adalah fasilitas alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR). Dengan PCR yang dilakukan di Labuan Bajo akan memudahkan untuk memantau dan mengawasi penyebaran Covid 19.
“Kami mohon Menteri Pariwisata Bapak Wishnutama, Ketua Gugus Tugas Bapak Doni Monardo agar membantu pengadaan PCR di Labuan Bajo. Kemudian meningkatkan fasilitas kesehatan berkelas premium. Para pelaku usaha dan wisatawan akan terkurung di Labuan Bajo karena tidak ada alat PCR,” ujar Charles.
Pariwisata Labuan Bajo berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring ditetapkannya Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia versi organisasi New7Wonders 2011 lalu.
Namun munculnya wabah virus Corona atau Covid 19 awal Maret 2020 lalu, membuat pariwisata ke Labuan Bajo yang merupakan satu kawasan dengan Taman Nasional Komodo (TNK) mati suri. Selama hampir tiga bulan, pariwisata di daerah itu sepi dari kunjungan wisatawan. Pada 15 Juni mendatang, direncanakan akan dibuka kembali pariwisata ke tempat tersebut dengan status normal baru.
https://www.beritasatu.com/wisata/64...ada-new-normal
Life must go on
Karena itu ia meminta Presiden Joko Wiodo (Jokowi) untuk membantu wilayah itu menyediakan fasilitas kesehatan yang mumpuni sesuai status Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata premium.
Masyarakat, kata dia, masih khawatir akan penyebaran Covid -9 di Labuan Bajo akan tinggi lagi, sementara rumah sakit rujukan hanya berukuran kecil. Persedian Alat Pelindung Diri (APD) dan berbagai peraltanan kesehatan lainnya pun sangat minim. Apalagi pengujian sampel darah para pasien cukup lama karena harus dibawa ke Kupang atau Bali untuk dites.
“Masyarakat Labuan Bajo mengharapkan Bapak Jokowi bisa turun tanggan. Pak Jokowi sudah menentapkan Labuan Bajo sebagai wisata premium. Maka berbagai pelayanan kesehatan yang terkait Covid-19, hendaknya juga harus berstatus premium,” kata Marsel dalam pernyataan terulisnya Minggu (7/6/2020).
Ia mengharapkan sarana pendukung dalam bidang kesehatan harus menjadi perhatian penting pemerintah. Pemerintah pusat harus intervensi lebih banyak karena daerah sangat terbatas ketersediaan dana untuk menyediakan berbagai fasilitas berstatus premium.
“Sangat prihatin jika ada wisatawan atau masyarakat lokal yang terjangkit lalu tidak ada peralatan yang lengkap untuk merawatnya. Ini akan mencoreng wajah Labuan Bajo sebagai destinasi wisata kelas premium. Bapak Presiden Jokowi harus membantu dengan peralatan yang cukup untuk mengantisipasi tingginya korban wabah Covid 19 di Labuan Bajo,” jelas Marsel yang juga penggiat lingkungan hidup.
Pernyataan yang sama disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri Manggarai Barat Charles Angliwarman. Menurutnya, Labuan Bajo adalah daerah destinasi Pariwisata kelas premium. Konsekuensinya, fasilitas kesehatan juga harus dilengkapi dengan kelas yang premium.
Dia menegaskan salah satu yang penting dan segera diadakan di Labuan Bajo adalah fasilitas alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR). Dengan PCR yang dilakukan di Labuan Bajo akan memudahkan untuk memantau dan mengawasi penyebaran Covid 19.
“Kami mohon Menteri Pariwisata Bapak Wishnutama, Ketua Gugus Tugas Bapak Doni Monardo agar membantu pengadaan PCR di Labuan Bajo. Kemudian meningkatkan fasilitas kesehatan berkelas premium. Para pelaku usaha dan wisatawan akan terkurung di Labuan Bajo karena tidak ada alat PCR,” ujar Charles.
Pariwisata Labuan Bajo berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring ditetapkannya Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia versi organisasi New7Wonders 2011 lalu.
Namun munculnya wabah virus Corona atau Covid 19 awal Maret 2020 lalu, membuat pariwisata ke Labuan Bajo yang merupakan satu kawasan dengan Taman Nasional Komodo (TNK) mati suri. Selama hampir tiga bulan, pariwisata di daerah itu sepi dari kunjungan wisatawan. Pada 15 Juni mendatang, direncanakan akan dibuka kembali pariwisata ke tempat tersebut dengan status normal baru.
https://www.beritasatu.com/wisata/64...ada-new-normal
Life must go on






nomorelies dan 2 lainnya memberi reputasi
3
347
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan