Kaskus

Entertainment

wahid30Avatar border
TS
wahid30
Waspada berita Hoax Tentang Virus Corona di Media Sosial
Waspada berita Hoax Tentang Virus Corona di Media Sosial

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi virus corona atau Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia.

Ia menegaskan, musuh terbesar masyarakat saat ini bukanlah virus itu sendiri.

Melainkan rasa panik dan berita-berita yang belum jelas kebenarannya atau hoaks yang ada di dalam masyarakat.

Pernyataan itu ia sampaikan saat membagikan tips sederhana untuk mencegah tertularnya dari virus corona melalui sebuah video pendek yang diunggah di akun Instagram miliknya.

Awalnya, Jokowi meminta masyarakat tetap tenang dalam menghadapi virus yang mewabah pertama kali di Wuhan, China ini.

Hal ini menyusul adanya dua warga negara Indonesia yang positif terinfeksi virus corona. 

"Tidak perlu takut secara berlebihan dengan yang namanya virus corona," kata Jokowi.

"Karena dari data yang saya terima, 94 persen lebih penderita corona dapat disembuhkan," tegasnya.

Lebih lanjut Presiden RI ini membagikan cara sederhana dalam mencegah virus tersebut masuk ke dalam tubuh kita.

"Untuk itu kita perlu melakukan hal-hal seperti ini," ungkapnya.

"Pertama jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun," imbuhnya.

Selain mencuci tangan secara benar, ada beberapa hal lain yang dapat dilakukan untuk menangkal virus corona.

Yakni hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.

Mengingat telapak tangan sering menyentuh berbagai macam benda dan rentan terkena virus.

Jaga jarak dengan siapapun yang batuk atau bersin.

Karena virus corona dapat menyebar melalui tetesan cairan yang keluar saat batuk atau bersin.

Berikan masker kepada yang sakit agar tidak menular pada yang lain.

"Cukup sederhana dan mudah dilaksanakan," ujar Jokowi.

"Jadi sebenarnya musuh terbesar kita saat ini adalah bukan virus itu sendiri," tegasnya.

"Tapi rasa cemas, panik, ketakutan, dan berita-berita hoaks serta rumor," jelasnya.

Sehingga Jokowi mengajak masyarakat untuk selalu yakin dengan fakta, informasi, solidaritas bersama, dan gotong royong.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) positif terinfeksi virus corona atau Covid-19, Senin (2/3/2020).

Adapun kedua WNI yang dimaksud yakni seorang ibu (64) dan putrinya (31).

Mereka terpapar dari warga negara Jepang yang sempat datang ke Indonesia.

Kondisi kedua WNI yang tengah melakukan perawatan di RSPI di Jakarta ini dinyatakan membaik. 

Mereka sudah tidak mengalami demam, nyeri tenggorokan, maupun sesak napas.

Mereka hanya menunjukkan gejala batuk kecil dan pilek.

Kemenkes Jelaskan Strategi Pengawasan Pasien Virus Corona

Sekretaris Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto, menjelaskan strategi pengawasan Covid-19 atau virus corona di Indonesia.

"Pertama semua orang yang masuk ke Indonesia baik WNI atau WNA dari suatu negara yang kami yakini sudah terjadi tranmisi orang ke orang."

"Maka kami masukan semuanya dalam ODP. Database ini kami terima dari pihak imigrasi" jelas Yurianto.

Kemudian Kemenkes akan melakukan tracking untuk mengetahui ke mana saja dan dengan siapa saja orang itu berinteraksi selama di Indonesia,

"Kedua apabila orang dalam kategori ODP mengalami keluhan gejala influenza sedang maka kami akan merawat orang tersebut," kata Yurianto.

"Serta statusnya jadi PDP (pasien dalam pengawasan)," imbuhnya.

Lebih lanjut juru bicara terkait penanganan Covid-19 ini menuturkan dalam kategori PDP ini Kemenkes akan menggali dengan teliti, apakah memiliki riwayat kontak dengan orang yang pasti positif atau tidak.

Manakala orang dalam status PDP ini memilikinya maka Kemenkes akan memasukan mereka dalam kategori suspect dan harus dilakukannya konfirmasi virus.

"Sehingga kalau diperiksa hasilnya positif maka kami sebut confirm positif Covid-19," ujar Yurianto.

Kendati demikian, Yurianto mengaku dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, standar pemeriksaan yang dilakukan terhadap orang terduga virus corona dimajukan

"Jadi semua pasien dalam pengawasan kami periksa, dan inilah yang secara rutin dirilis," ujarnya.

"Berapa yang sudah diperiksa, bagaimana hasilnya, dan darimana asal pengiriman (virusnya)," imbuh Yurianto.

"Itulah urut-urutannya, jadi jangan dimaknai bahwa orang dalam pemantauan itu semuanya sakit," tegasnya.


nona212Avatar border
sekarajeng9329Avatar border
sekarajeng9329 dan nona212 memberi reputasi
2
501
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan