limone.idAvatar border
TS
limone.id
Bagaimana Menjaga Kesehatan Mental Setelah Di-PHK di Masa Pandemik?

Foto: www.istockphoto.com

Ketika tempatmu kerjamu mengatakan, “Dengan berat hati kami harus melepaskan Anda,”—hati dan pikiranmu kemungkinan 1000 kali lebih berat. Mungkin kamu sudah bisa memprediksinya (atau tidak), tetap saja ketika menjadi salah satu karyawan yang di-PHK adalah sebuah pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Bahkan jika data menunjukkan bahwa kamu tidak sendirian—ada jutaan orang lain di dunia kehilangan pekerjaan karena pandemik COVID-19—tidak membuatmu merasa lebih baik. Apa yang mesti dilakukan dengan rasa stres akibat PHK? Rasa khawatir dan takut yang mendominasi 99,9% area di otak kita? LIMONE menghubungi seorang psikolog untuk membantu kamu menghadapi periode sulit ini.

Apa yang Sebaiknya Dilakukan saat Takut dan Khawatir?


Foto: www.gettyimages.com

Pertama dan utama: adalah sesuatu yang wajar jika kamu insecure, khawatir dan takut akan masa depan depan. “Terlebih lagi karena pemberitaan mengenai PHK di media pun sering kita dengar,” jelas Gita Aulia Nurani, M. Psi., Psikolog, seorang psikolog dan career coach.

Dan jika segala emosi itu berkecamuk, Gita menyarankan untuk melakukan beberapa hal ini.

√ Fokus pada kondisi sekarang. Pasalnya, “ketakutan-ketakutan yang muncul sebenarnya adalah pikiran yang belum terjadi. Sehingga, fokuskan kondisi kita saat ini dengan memperbanyak memikirkan hal yang masih patut kita syukuri,” anjurnya.

√ Curhat pada orang yang bisa dipercaya. “Menceritakan perasaan dipandang sebagai bentuk manajemen emosi yang cukup baik untuk meredakan rasa negatif,” jelasnya.

Untuk poin satu ini, Gita menekankan untuk memperhatikan siapa yang kita ajak bicara. “Pilih orang yang benar-benar bisa dipercaya dan tidak memunculkan emosi negatif yang lain,” tekannya. Mereka ini bisa teman baik, sahabat, atau pasangan. Atau, teman sekantor yang mengalami kesulitan yang sama.

“Bercerita dengan teman kelompok atau rekan kerja bisa jadi membuat kita merasa lebih tenang karena membuat kita merasa tidak sendirian dan ada kesamaan situasi,” katanya.

Dan jika curhat kepada orang terdekat dan terpercaya kamu rasa masih kurang ampuh, maka Gita menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog melalui platform online yang sudah tersedia saat ini.



Foto: www.gettyimages.com


√ Senangkan diri. Ini bisa dicapai dengan melakukan kegiatan yang bisa membuat kita merasa lebih baik, seperti menulis, membaca buku, bercocok tanam, menonton film, dll.

√ Tetap produktif. Ini mungkin sulit, tapi “tetap produktif dan melakukan aktivitas di rumah, atau back to reality bisa membantu kita untuk tidak hanya memikirkan hal-hal negatif,” terangnya.

Bagaimana dengan menangis?

“Menangis bisa membantu mengurangi rasa sedih sebagai bentuk penyaluran emosi,” jelasnya.

Namun ada sebuah catatan tentang menangis saat sedih. “Yang perlu menjadi catatan adalah frekuensi dan durasi menangis. Jika sampai berhari-hari dan mengganggu keseharian, tentu itu bukanlah sesuatu hal yang wajar. Tetapi jika kita menangis dan menyalurkan emosi secara bijak, maka itu wajar dilakukan,” imbuhnya.

Adakah Istilah “Periode Ideal Bersedih”?



Foto: www.istockphoto.com

Kamu mungkin pernah mendengar, ‘oke, bersedih boleh, tapi satu hari aja, ya.’ Adakah istilah ‘periode ideal bersedih’—di mana setelah durasi waktu tertentu kita dilarang untuk bersedih lagi?

“Jika kehilangan pekerjaan membuat kita sedih, maka itu sah-sah saja dalam sementara waktu. Namun, belum ada penelitian yang menyebutkan masa ideal kesedihan,” terangnya.

Adakah yang bisa dijadikan, ehm.. semacam standar?

“Tapi patokannya adalah ketika rasa sedih tersebut sudah ‘mengubah’ keseharian kita, seperti murung dan enggan keluar kamar setiap hari, jam tidur terganggu selama berhari-hari, tidak nafsu makan, menangis berulang kali. Jika sudah sampai pada tahap keseharian seperti itu, maka waktunya kita menyusun ulang/restart lagi keinginan kita berdasarkan pada sumber daya yang masih dimiliki,” sarannya.

Bagaimana Mengatasi Stres dan Lebih Optimis Setelah di-PHK?



Foto: www.istockphoto.com


Satu hari kamu optimis. Besoknya level optimisme itu berada di titik nadir. Dan stres pun membayang-bayangi hidupmu. Ahh.

Optimisnya, rasa stres akibat PHK ini bisa diatasi. Tidak punya energi untuk memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi stres? Gita menyarikannya untuk kamu. Pertama-tama, coba lakukan hal ini.

- Ubah mindset kita adalah satu-satunya korban. “Lihat lingkungan kita dan buat daftar apa saja yang masih menjadi kelebihan kita dibanding mereka,” katanya.
- Tanamkan rasa bahwa kita harus berjuang dan berperan sebagai survivor. “Kalau mindset kita selalu terpatri sebagai korban, maka perilaku yang muncul hanya akan menyalahkan pihak lain. Tapi jika sebagai survivor, maka kita akan lebih bisa melihat peluang apa yang masih bisa dilakukan di masa serba sulit ini,” anjurnya.
Lakukan sesuatu. Jangan biarkan pikiran kita terlalu lama ‘istirahat’, saran Gita. Untuk itu, segeralah mencari pekerjaan atau aktivitas baru yang bisa menghasilkan pendapatan. “Hilangkan gengsi selama perkerjaan yang dilakukan adalah hal yang baik dan tidak melanggar hukum,” tekannya.

Dan seandainya pekerjaan baru belum kamu dapat, dan perasaan takut, khawatir, cemas, stres akibat PHK semakin menghantui, coba lakukan ini.

√ Cari peluang baru. “Jika memang kondisi tidak memungkinan untuk mencari pekerjaan baru, maka kita perlu lebih jeli melihat peluang dan tidak menutup semua kemungkinan. Misalnya, dengan mulai berjualan online. Atau, jika terbentur modal maka bisa pilih opsi dropshipper. Sebenarnya masih ada banyak peluang selama kita tidak menutup pikiran. Buang mindset bahwa bekerja hanyalah di perusahaan atau tempat yang bonafide dan punya gedung/kantor,” tegasnya.

√ Ikuti webinar atau training online. Ada banyak training dan webinar menarik dan gratis yang bisa kamu ikuti untuk meningkatkan skill. “Di masa ‘istirahat’ inilah waktunya kita untuk mengisi ulang kemampuan supaya lebih bisa bersaing dengan orang lain,” terangnya.

√ Nikmati peran dalam keluarga. “Dengan mengisi rasa bahagia yang bersumber dari orang terdekat, maka tingkat stres akan turun dan kita bisa berpikir lebih positif menghadapi situasi ini,” jelasnya.

Sumber: https://www.limone.id/mengatasi-rasa...s-akibat-phk/









kudanil.laAvatar border
nona212Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
202
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan