Hoaks atau Fakta, Semoga Tetap Hasil yang Terbaik





Hai, Sahabat Kaskus. Semoga selalu sehat dan sukses, ya. Kali ini saya akan berbagi thread seputar kasus yang viral akhir-akhir ini. Yakni, Isu pemalsuan status jenazah dari pasien negatif Covid19 menjadi positif.


Beberapa kasusnya sebagai berikut :


Meninggal kerana Lumpuh/Stroke


Seorang suami marah besar dan melakukan perlawanan, meminta jenazah isteri jangan dimakamkan secara protokol kesehatan Covid19. Kerana hasil SWAB menyimpulkan istrinya negatif Covid19.





RS memberi klarifikasi kalau pasien mengalami batuk dan semakin lemah. Kerana itu masuk kategori PDP. Setiap pasien ODP, PDP dan Positif Covid19 memang harus dimakamkan sesuai prosedur protokol kesehatan Covid19. Itu sudah undang-undangnya.



Meninggal Kerana Asam Lambung





Seorang anak dari pasien RS di Manado menuturkan adanya kasus penyogokan, sampai 150 orang melakukan penyerbuan ke RS kerana isu tersebut.


Pihak RS memberi klasifikasi kalau uang tersebut adalah tanda persetujuan kalau pasien merupakan PDP dan harus dimakamkan sesuai protokol kesehatan Covid19.



Meninggal kerana Pembuluh Darah Pecah di Otak





Seorang anak, adik dan suami dari Wanita yang meninggal terlihat histeris melawan untuk tidak membawa jenazah ibunya ke pemakaman Covid19.


Ia menjelaskan jenazah Ibunya hanya ditayyamumkan, padahal seorang Haji ada di sana membujuk mereka untuk memastikan ibunya tidak akan dijadikan status jenazah Covid19.





Dengan perasaan sedih, kalut dan hancur, ia menaiki mobil ambulans dan ayahnya yang sebelumnya disekap juga tidur di bawah mobil.




Adiknya pun berlari mengejar tak berdaya, ditambah kesedihan tak melihat wajah terakhir sang Ibu. Namun tenaga mereka tak sanggup melawan seluruh orang yang menghalangi mereka.



Seluruh keluarga ditahan di gerbang pemakaman, dan orang-orang yang membawa dan menguburkan jenazah diam tanpa bicara. Tidak kah satu dua patah untuk memberi penjelasan kalau memang memiliki alasan yang kuat terkait hal itu? Atau sekedar memberikan kalimat maaf dan belasungkawa sudah bersikap kasar. Sekalipun semua demi terjaganya suasana pandemik Covid19 ini.


Bagaimana, Sahabat Kaskus? Saya pribadi bingung dengan semua ini. Tapi kalau memakai logika sih, sepertinya tak pantas menjadikan seluruh pasien berstatus Covid19. Percuma alat medis zaman now sudah sangat canggih. Akan tetapi dikalahkan dengan pemikiran dangkal yang menyesatkan. Saya tidak membela siapapun. Tapi melihat dari cara pandang saja.


Seandainya memang benar adanya kesengajaan pemalsuan status jenazah dari yang murni negatif Covid19 menjadi positif. Dikeranakan uang atau apapun isu yang berkembang. Mereka pasti Lupa, ada Tuhan yang akan memberi ganjaran atas apa yang diperbuat. Seandainya itu benar, dan saya di posisi mereka, baik itu Tenaga medis, Aparat dan lainnya. Saya lebih baik memilih risign daripada harus menanggung beban seberat itu.


Dampak berujung dosa selain berbohong ialah, mempermainkan hak seorang manusia saat menutup usia. Yakni dimakamkan sesuai ajaran agama.


Hoaks atau Fakta? Sesuai yang memiliki hak ajah deh. Saya sih lebih berserah kepada Allah. Wallahu Aklam.


Hanya saja saya jadi khawatir ingin ke RS. Adik yang berkeinginan periksa gigi saja saya larang dulu. Tetangga satu dua tiga, ada yang sakit jantung, paru dan leukimia, sepulang dari RS menjadi PDP. Dan ada yang meninggal dimakamkan secara Protokol kesehatan Covid19. Semoga selalu sehat wal afiyat, begitu juga Sahabat Kaskus sekalian, ya. Aamiin.


Sekian Thread sederhana dari ane, saya harap berdiskusi dengan santun dan santuy, ya.






Sumber :
Lumpuh atau Stroke

Asam Lambung

Pict by SS Fb dan Sumber.