- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Black Lives Matter vs All Lives Matter, Mana yang Benar?


TS
Lockdown666
Black Lives Matter vs All Lives Matter, Mana yang Benar?

Jakarta -
Slogan black lives matter disuarakan banyak orang sebagai bentuk solidaritas atas kematian pria kulit hitam di Amerika Serikat, George Floyd. Namun narasi tandingan juga ada, yakni all lives matter.
Terpantau di Google Trends, Selasa (2/6/2020), pencarian dengan kata 'black lives matter' melambung sejak akhir Mei di seluruh dunia. Sama halnya dengan pencarian 'all lives matter', momennya juga naik sejak akhir Mei, meskipun jauh lebih sedikit.
Momen ini mengiringi kematian George Floyd di bawah lutut polisi kulit putih bernama Derek Chauvin di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS), pada 25 Mei 2020. Tagar-tagar terkait black lives matter dan all lives matter digunakan warganet dari berbagai negara, baik di Twitter, Instagram, maupun Facebook.
Akun resmi Twitter bahkan mencantumkan tagar #BlackLivesMatter sampai berita ini ditulis. Bos Facebook Mark Zuckerberg menyumbang USD 10 juta kepada kelompok-kelompok yang bekerja demi keadilan rasial. Black lives matter juga digemakan oleh Netflix.
Black lives matter, atau bahasa Indonesia-nya adalah 'kehidupan orang kulit hitam itu penting' merupakan slogan yang muncul bukan kemarin saja, melainkan sudah sejak beberapa tahun lalu.
Dilansir The Guardian, gerakan The Black Lives Matter atau disingkat sebagai BLM dimulai pada 2013 oleh Alicia Garza, Patrisse Cullors, dan Opal Tometi. Saat itu ada kasus bernuansa rasial yakni pembunuhan remaja kulit hitam AS bernama Trayvon Martin oleh George Zimmerman, pada 2012. Selanjutnya, terjadi kematian dua orang kulit hitam di AS yakni Michael Brown dan Eric Garner di tangan polisi, pada 2014. Gerakan BLM menjadi yayasan di AS, Inggris, dan Kanada.
Frasa black lives matter bermakna komitmen perjuangan bersama untuk menciptakan dunia yang bebas sifat anti-kulit hitam. Dilansir dari situs yayasannya, black lives matter menyatakan ingin agar setiap orang kulit hitam punya kekuatan sosial, ekonomi, dan politik untuk maju.
Slogan all lives matter muncul sebagai reaksi terhadap black lives matter. All lives matter digaungkan oleh mantan Gubernur Maryland bernama Martin O'Malley, pada 2015. Dilansir CNN, saat itu O'Malley adalah kandidat presiden dari Partai Demokrat AS. Sejak saat itu, O'Malley menuai banyak kritikan dan akhirnya minta maaf.
Pada 2015, Hillary Clinton juga menggaungkan slogan 'all lives matter' dan menuai kritikan. Pada 2016, Donald Trump pada Februari 2016, saat itu masih capres, juga menyampaikan ke demonstran yang mengusung slogan black lives matter.
"Kamu hanya akan mendengar kalimat ini sekali: All lives matter," kata Trump saat itu.
Mana yang benar?
Black lives matter adalah slogan untuk memperjuangkan kehidupan orang kulit hitam. Namun all lives matter mengusung ide tandingan bahwa bukan hanya hidup orang kulit hitam saja yang penting, melainkan hidup semua orang juga penting, tidak perlu ada yang dibeda-bedakan.
Ashley Atkins dalam jurnal Social Epistemology menilai all lives matter muncul berdasarkan pemahaman masyarakat AS terhadap ideologi 'kebutaan warna' (color-blindness). Ideologi color-blindness bertujuan agar masyarakat tidak menganggap ras sebagai kategori penting dalam kehidupan publik, artinya ras bukanlah masalah yang perlu diributkan. Kebijakan-kebijakan publik seharusnya diterapkan berdasarkan nilai color-blindess ini.
Namun demikian, color-blindness sebenarnya tidak cocok bila diterapkan pada masyarakat dengan ketidaksetaraan ras. Masyarakat AS pada dasarnya tidak 'buta warna', tapi 'sadar warna'.
Dilansir CNN, Filsuf dari Universitas California Berkeley, Judith Butler, menjelaskan kenapa sebagian orang merasa tersinggung dengan slogan all lives matter.
"Ketika orang-orang bergabung dalam 'all lives matter', mereka salah paham terhadap masalah yang ada. Ini bukan karena pesan mereka tidak benar. Memang benar bahwa hidup semua orang itu penting (all lives matter), tapi ini sama benarnya dengan pernyataan tidak semua kehidupan orang dianggap penting," kata Butler.
Memang, semua kehidupan baik orang kulit hitam, kulit putih, kulit kuning, atau kulit sawo matang sama-sama pentingnya. Kehidupan yang penting bukan hanya kehidupan milik orang kulit hitam saja, melainkan kehidupan semua manusia sama-sama pentingnya.
Namun demikian, masalah yang terjadi saat ini adalah diskriminasi terhadap orang kulit hitam, bukan diskriminasi terhadap orang kulit putih. Inilah yang perlu dipahami dalam slogan 'black lives matter'. Slogan 'all lives matter' seolah menutup mata dari masalah rasisme itu.
"Perlu untuk menyebut nama kehidupan yang belum dianggap penting dan berjuang agar kehidupan tersebut dianggap penting sebagaimana mestinya," kata Butler dalam wawancara dengan The New York Times.
"Bila kita terlalu cepat melompat ke formula universal, yakni all lives matter (semua kehidupan penting), maka kita bisa melewatkan fakta bahwa orang kulit hitam belum dimasukkan dalam ide 'all lives (semua kehidupan)'," kata Butler.
sumur
https://news.detik.com/internasional...a-yang-benar/1
hahaiyaa cilaka luewaa welass waaa slogan tifu2 propaganda dari leftist waaa






penyukabiru dan neptunium memberi reputasi
2
1.2K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan