- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ternyata di Papua Juga Ada Perjodohan Lho, Penasaran? Yuk Simak Disini!


TS
putriramadani12
Ternyata di Papua Juga Ada Perjodohan Lho, Penasaran? Yuk Simak Disini!

Papua merupakan pulau terluas yang berada di bagian paling timur indonesia. Terkenal dengan keindahan alam yang masih asri dan kekayaan alam yang melimpah. Banyak destinasi wisata yang terkenal sampai mancanegara, mulai dari gunung-gunung yang menjulang, air terjun yang menawan hingga keindahan lautnya yang mempesona. Selain itu, papua juga terkenal mempunyai ragam suku dan budaya serta kebiasaan yang masih kental oleh penduduknya. Adat tradisi ini sudah menjadi kebiasaan mulai dari acara kelahiran hingga kematian. Contohnya seperti makan pinang. Jika pada umumnya kita sering melihat tulisan "dilarang merokok" pada tempat-tempat tertentu maka lain halnya dengan papua. Kita akan menemukan tulisan "dilarang makan pinang" pada tempat-tempat tertentu disana. Hal ini dikarenakan kebiasaan mereka yang gemar mengunyah pinang sejak dari remaja sehingga sulit untuk ditinggalkan.
Selain makan pinang, di papua juga terkenal dengan tradisi perjodohannya. Uniknya lagi, perjodohan dilakukan semenjak anak masih kecil. Kira-kira kalau misalnya agan sista dijodohkan seperti itu, bersedia gak? Paling jawabnya gini "dikira masih jaman siti nurbaya apa?" Wkwk.
Penasaran bagaimana proses pernikahan suku biak papua ini? Yuk simak ulasannya dibawah!
Lamaran di suku Biak dilakukan sejak calon pengantin masih kecil atau saat berumur 15 tahun. Masing-masing ada prosesinya.
Jika perjodohan dilakukan saat sang anak masih kecil tradisi ini dinamakan sanepen, prosesnya dilakukan antara orang tua dari kedua belah pihak. Sama seperti perjodohan pada umumnya, semua diawali oleh orang tua dari masing-masing pihak. Bertujuan untuk saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan prosesi yang lainnya bernama fakfuken yang dilakukan setelah kedua calon mempelai berumur 15 tahun. Pada usia ini, anak biasanya sudah mulai mengerti tentang apa-apa yang benar dan apa yang salah. Dalam kata lainnya anak sudah menginjak masa balighnya
Dalam tradisi ini pihak laki-laki akan membawa sesuatu yang bernama kaken, pihak perempuan pun akan membawanya juga nanti.

Dalam tradisi fakfuken, pihak laki-laki akan membawa kaken yang berupa gelang atau kalung manik-manik. Tidak ada aturan baku dalam jumlahnya, namun biasanya disesuaikan dengan kemampuan pihak laki-laki yang akan membawanya. Artinya, dalam pemberian kaken tidak ada paksaan untuk jumlah. Sangat toleran sekali bukan?. Saat lamaran diterima, pihak perempuan juga akan membawakan kaken yang akan diberikan ke pihak laki-laki.
Selanjutnya, kedua belah pihak akan menentukan maskimpoi yang akan diberikan pihak laki-laki ke pihak perempuan dan menentukan tanggal.
Sama halnya dengan kita, pemberian maskimpoi di papua ini juga dilakukan oleh pihak laki-laki untuk sang calon perempuannya.
Konon katanya, pada zaman dahulu, laki-laki yang berasal dari keluarga terpandang akan membawakan maskimpoi berupa perahu lo. Sedangkan laki-laki dari kalangan biasa akan membawakan gelang yang terbuat dari kulit kerang atau biasa disebut kamfar. Tapi, seiring perkembangan zaman, banyak juga pihak laki-laki yang membawakan mas kimpoi berupa perhiasan dari perak.Setelah itu, orang tua kedua belah pihak akan mendatangi tetua adat untuk menanyakan hari baik untuk pernikahan.
Upacara pernikahan suku Biak dari Papua berjalan dengan prosesi yang tak terlalu rumit, namun sarat akan makna
Acara pernikahan diawali dengan penyerahan seperangkat benda pusaka oleh keluarga wanita ke pihak laki-laki sebagai simbol bahwa orang tua telah mempercayakan anak perempuannya ke keluarga pihak laki-laki. Hal ini dibalas oleh pihak laki-laki dengan memberikan barang yang sama sebagai simbol bahwa keluarga laki-laki menerima anak perempuan tersebut dan akan menjaganya sepenuh hati bak anak sendiri.. Acara selanjutnya ternyata tak kalah sakralnya. Sebuah prosesi dilakukan sambil diiringi doa-doa dan mantera
Kedua mempelai akan menghisap sebatang rokok yang berbentuk cerutu secara bergantian. Sang lelaki akan memulai menghisap rokok ini lalu dilanjutkan ke pihak perempuan. Setelah itu tetua akan memberikan masing-masing satu untuk kedua pengantin. Tetua ini juga akan membacakan doa-doa serta mantera.
Doa yang diberikan biasanya berupa permohonan restu pada Yang Maha Kuasa dan harapan agar kedua mempelai selalu bahagia. Setelah itu, kedua mempelai saling menyuapi ubi. Pernikahan suku Biak diakhiri dengan acara makan-makan bersama keluarga besar.
Tidak ada pesta mewah ataupun meriah dalam proses pernikahan suku biak, papua ini. Namun, dalam setiap prosesnya dilakukan dengan sederhana dan sakral.
Begitulah cara masyarakat suku biak ini dalam melakukan proses pernikahan pada putra putri mereka.
sumber
Opini pribadi




nona212 dan ribkarewang memberi reputasi
2
553
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan