Jangan takut cu, aku Mbah mu omongnya. 
Mbah jawabku?
 
Ku palingkan wajah ku, dan kudapati kakek misterius yang beberapa kali hadir dalam mimpiku ada dihadapan ku.
 
Kakek ku sudah lama wafat mbah,
Maaf kalau saya mengangu,
Tapi anda siapa? Tanya ku padanya
 

 
Ia hanya tersenyum, tanpa memberikan penjelasan.
Ikutlah dengan ku, aku datang untuk menjaga mu.
 
Menjaga untuk apa mbah? 
 




  




 





 
Kami melanjutkan langkah kembali, tak jauh melangkah ku lihat kembali ibu dan bule namun kali ini bersama pakle, mereka tampak serius membicarakan sesuatu, omongan mereka tidak sepenuh nya ku mengerti, namun seperti membahas hal hal mistis, pak le tampak berbicara soal bunga, sajen dan juga janji yang harus dipenuhi.
 
1001 tanya singap dikepala ku. 
 
Sang kakek menatap ku, ia berkata rasa ingin tau yang berlebih bisa membunuh. Jelas terasa dia tidak mau aku menanyakan sesuatu, dan aku hanya membalas dengan angukan kepala.Kami berjalan lagi, rumah ini tampak tidak memiliki ujung, setiap kami melangkah, hanya ruang hampa menutpi jalan sebelumnya, gelap tanpa cahaya sedikit pun.
 
Kali ini kudapati ibu sedang melakukan ritual, ia sedang dimandi oleh pakle, aku bergidik, ibu tampak dibungkus layaknya jenajah yang akan dikebumikan, Tampak jua disisi nya barisan makhluk halus, seperti Kuntilanak, Pocong dan beberapa lagi berbentuk aneh seperti pria berkepala kambing, ada juga manusia dengan luka borok yang menjijikkan dan satu makhluk besar yang mungkin pemimpin mereka, Sosok itu berprawakan tinggi dan besar dengan taring yang besar, seperti beberapa kali pertemuan ku dengan makhluk ini, ia selalu telanjang tanpa selehai pakain pun menutupi dirinya.
 
Sesaat kemudian ku dapati makhluk astral itu mulai menjilati mengigiti tubuh ibu, hampir semua bagian, namun tidak sedikitpun ibu terbangun atau mengerang kesakitan. Tubuh itu layaknya bangke yang sedang disantap oleh binatang predotor, ku lihat daging dan darah mengalir, bahkan sampai beberapa bagian tubuh ibu tampak daging yang sudah terlepas dari tulangnya, aku merasakan mual melihat hal itu.
 
Dan yang lebih menjijikan lagi kini makhluk yang bertelanjang itu tampak jongkok di depan wajah ibu layaknya orang yang ingin buang air besar,  (Maaf) dari duburnya keluar segumpal daging seperti janin, pakle tampak membuka mulut ibu dan mengarahkan daging itu agar masuk ke mulut ibu. Selesai mengeluarkan hajatnya, makhluk itu tampak tertawa sembari menancapkan tangan nya di kedua mata ibu, tubuh ibu mengeliang kejang, namun tidak jua membangunkan nya.
 
Aku tidak sanggup lagi, langkah ku berjalan kearah mereka. 
 
Sabar...
Jangan ikut mencampuri sesuatu diluar batas kemampuan mu, dengan tetesan air mata yg mulai mengalir kami melanjutkan perjalanan.
 
Kali ini cerita tampak lebih menyenangkan, wanita itu (Ibu ku) telah mengandung. Terlihat jua abah ada disisi kiri Ibu, sorot matanya seperti takut akan kehilangan wanita itu. Ditengah keheningan kudapati ada suara lai,, suara langkah seseoaran, arah nya seperti dari arah belakang,  dan benar saja, sesaat aku mebalikan badan, seseorang menabrak ku dari belakang, kami terjatuh.
 
Dia melihat ku, sembari berkata maaf..
Orang itu adalah pakle.
 
Secepat mungkin dia berlari, anehnya dia menarik tangan ibu, tepatnya menarik Ibu untuk ikut berlari bersamanya, ayah hanya terdiam.
 
Aku penasaran dan ikut berlari kearah mereka, aku sudah mengabaikan kakek tua itu, dan terus berlari mengejar mereka, hingga kudapati mereka tampak masuk kedalam suatu ruangan.
 
Dan, saat aku berada di depan pintu itu, makhluk bertelanjang  itu hadir dibelakang ku, ku percepat Gerakan untuk membuka pintu itu,
 
Prak, makhluk itu mencambuk kaki ku hingga ku terjatuh, rasa sakit, pedih dan panas langsung menjalar dikaki kanan ku. 
 
Ku angkat wajah ku karna tinggi nya makhluk itu, tampak wajahnya menyeringai sembari memperlihatkan taringnya, liur berwarna merah menetes di bibirnya, tangan kiri nya masih memegang rantai besar itu, dan kembali mencambukan nya ketubuh ku.
 
Tak puas menyiksa ku dengan cara mencambuk, kali ini kaki nya terus menendangi perut ku. Iya tertawa, darah terus mengalir melalui mulut ku, dan disaat terakhir napas ku, makhluk itu ku lihat sedang merantai leher ku dengan rantai itu.
 



 
Seluruh pandangan ku gelap, dan aku kembali tidak sadarkan diri.
 
Sedikit kisah baca di Kolom Komentar GansiS