suwokotumdexAvatar border
TS
suwokotumdex
Menikahlah Denganku! Vol. 2


Menikahlah Denganku di Dunia yang Indah Ini! Volume 2
Penulis: Suwoko Saiyan

Blurb:

Kisah dunia yang diisi oleh wanita saja masih berlanjut. Alex yang sudah mulai bisa menerima sikap Reina, harus dihadapkan oleh masalah baru. Pasukan Kerajaan mulai bergerak, tetapi bukan itu saja. Para petualang, penyihir, dan Gadis Iblis yang selalu meneror Alfterin pun juga bergerak secara bersamaan. Sepertinya akan ada kekacauan besar yang bakal melanda Alfterin.



Sebelum membaca Volume ke-2 ini, sebaiknya agan membaca dulu Volume yang pertama. Menikahlah Denganku di Dunia yang Indah Ini! Volume 1


Spoiler for DAFTAR EPISODE::


~ SELAMAT MEMBACA ~



PROLOG

Ruangan yang besar untuk dirinya sendiri. Duduk di atas singgasana sambil menatap pintu besar jauh di depannya. Ia menunggu seseorang menyampaikan pesan untuknya.

"Yang Mulia, bukankah ini sudah terlalu lama sejak saat itu." Seorang wanita bergaris wajah tua mendadak muncul dari pintu yang lain, lantas menunduk hormat dihadapan Ratu.

"Greta, aku tahu. Namun, bukankah hanya hal ini yang bisa kulakukan?" Gadis berambut pirang dengan pakaian sutra dan mahkota di puncak kepalanya, menghela napas kecewa. Ia menatap jendela bermosaik indah yang bergambar seorang Raja, Ratu, dan putri kecilnya.

"Benar, Yang Mulia. Seorang Ratu memang tak diizinkan untuk melakukan hal-hal berbahaya. Itu demi kebaikan kita semua." Wanita bernama Greta itu mengangkat wajahnya dengan senyuman yang menyertai.

Tak terasa bibir Ratu sedikit terangkat. Senyuman Greta adalah satu-satunya yang bisa membuat dia tenang selama ini. Lima belas tahun sejak 'Kejadian Besar' di istana Alfterin pecah, Greta-lah yang mengurusnya hingga kini Ratu genap berusia 18 tahun.

Namun, ada sedikit hal yang mengganjal hati Ratu. Setelah semua yang dulu pernah terjadi karena keluarga kerajaan, apakah Greta mampu memaafkan kesalahan itu begitu saja? Bukankah ini sedikit aneh?

Ratu tak yakin untuk menanyakan pertanyaan ini tapi, jika dipendam terlalu lama malah akan tidak baik. Ia merasa tak perlu ada rasa yang disembunyikan di antara dirinya dan Greta. Namun, saat melihat wajah tulus Greta, Ratu selalu yakin jika wanita paruh baya tersebut tak menyimpan dendam apapun kepadanya.

"Greta, ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu." Suara Ratu menggema.

Greta mengangkat wajahnya. Heran. Namun, segera menundukan kepala lagi. "Sesuai permintaan Anda, Yang Mulia. Silakan bertanya kepada saya."

Ratu menggigit bibir. Ia ragu, tapi harus. "Greta, apakah kau membenciku?"

Greta bergeming, berbanding terbalik dengan Ratu yang begitu menantikan jawabannya.

Jika dia memang membencinya, Ratu tak bisa berbuat banyak. Lagipula, kesalahan memang berpihak pada keluarga kerajaan. Hal itu juga membuktikan bahwa tak ada seorang pun yang menyukainya, meski dirinya adalah seorang Ratu.

"Yang Mulia Ratu Allea," ucapan Greta mengambang, terdengar menggema.

Ratu Allea masih menunggu jawaban wanita di depannya tersebut dengan perasaan tak keruan. Namun, di saat keputusasaan sudah mulai merasuki ....

"Apakah Anda meragukan kesetian saya?" Ucapan tegas Greta membuat Ratu terdiam. Tak terasa, seulas senyum terbentuk di bibirnya.

"Tentu saja, aku tidak pernah meragukanmu, Greta." Karena kaulah yang sudah membesarkanku hingga bisa menjadi seperti sekarang. Itulah kata yang ingin Ratu ucapkan, hanya saja suaranya tertahan di tenggorokan.

Pintu besar di belakang Greta terbuka perlahan. Seorang prajurit wanita dengan rambut kecoklatan yang dikuncir kuda dan armor lengkap tak lupa pedangnya, datang. Dia segera menghadap Ratu dan berjongkok memberi hormat.

"Saya datang membawa berita terbaru, Yang Mulia."

"Apa itu, Jendral Rin?" Ratu mulai tertarik dengan berita dari Jendral Rin. Lagipula, itulah yang sejak tadi ia tunggu.

Jendral Rin menghela napas, kemudian senyum sinis terlukis di bibirnya. "Saya yakin Yang Mulia akan senang mendengarnya."

"Jendral Rin, lebih baik Anda segera menyampaikan apa isi beritanya. Ratu Allea sudah terlalu lama menantikan kedatangan Anda." Greta melirik sadis ke arah Rin.

"Maafkan saya, Ketua Pelayan Greta, dan Yang Mulia Ratu Allea." Jendral Rin menunduk kemudian melanjutkan. "Saya baru saja menemukan kabar gembira. Tadi pagi, tepat di alun-alun pasar Alfterin, seorang laki-laki mendadak muncul dari sebuah lingkaran hitam yang diduga portal."

Ratu Allea dan Greta terlonjak. Sejak terakhir kali 5 tahun yang lalu mereka dapat melihat laki-laki, dan sekarang muncul lagi di tengah pasar.

Ratu Allea berjalan tergesa-gesa ke arah Rin. Ia berjongkok di depan Jendral Rin dengan wajah antusias. "Katakan! Katakan, Jendral Rin! Di mana dia sekarang!"

Bahu Jendral Rin tergoncang karena Ratu terlalu bersemangat. Namun, sepertinya dia akan mengacaukan suasana hati Ratu Allea. "Maafkan saya, Yang Mulia, tapi laki-laki itu kabur setelah mendapat pengeroyokan dari para wanita. Saya tidak sempat melerainya."

Ratu Allea lemas seketika dan tersimpuh di lantai, pun Greta yang tampak kecewa.

"Anda seharusnya bisa bergerak cepat, Jendral Rin. Yang Mulia terlanjur bersemangat setelah mendapat kabar ini dari Anda." Greta menghela napas.

"Maafkan saya, Ketua Pelayan Greta. Namun, bukan berarti saya tidak mendapatkan petunjuk apapun soal laki-laki itu." Rin mengeluarkan sekantung plastik berisi makanan bungkus dan buku dari balik jubahnya.

Ratu Allea dan Greta kembali terkejut melihat benda yang masih asing itu.

"Apa maksudnya ini, Jendral Rin?" tanya Greta masih berhati-hati dengan benda yang dibawa Jendral Rin.

"Apakah ini benda yang dibawa laki-laki itu?" Ratu Allea membuka plastik itu dan mengeluarkan beberapa isinya. Namun, tetap saja ia tidak tahu itu benda apa saja.

"Anda benar, Yang Mulia, laki-laki itu menjatuhkan benda aneh ini di alun-alun pasar dan saya memungutnya." Jendral Rin kembali percaya diri. "Dan seharusnya, Ketua Pelayan Greta, paham apa yang sedang saya pikirkan dengan benda tersebut."

Greta melirik Jendral Rin dan plastik itu bergantian, kemudian memikirkan apa hubungannya untuk mengetahui di mana laki-laki itu sekarang. Namun, ia mendadak terkejut sendiri dengan pemikirannya. "Mungkinkah maskud Anda, Anda ingin membawa plastik ini kepada para alkemis?"

"Kita bisa mengetahui di mana laki-laki itu berada dengan melacaknya lewat benda yang pernah ia pegang. Tentu saja ini pekerjaan yang mudah bagi para Alkemis kerajaan, bukan?" ucap Jendral Rin.

Greta menghela napas, lantas menoleh ke arah Ratu. Jika beliau mengizinkan, tentu saja Greta tak akan bisa membantah saran Jendral Rin. Namun, belum sempat Greta bertanya, Ratu tanggap bereaksi.

"Tentu saja aku akan mengizinkan kalian. Panggil para Alkemis kerajaan untuk mulai menelusuri di mana laki-laki itu sekarang."

"Seperti yang Anda perintahkan, Yang Mulia. Saya izin untuk pamit dan segera memanggil para Alkemis." Jendral Rin menunduk hormat sebelum kemudian berdiri hendak pergi, tapi Ratu menarik jubahnya. Jendral Rin berhenti dan menoleh ke arah Ratu. "Ada apa—"

"Jika ... jika boleh tahu, apakah dia laki-laki yang tepat?" Ratu memalingkan wajahnya, pipinya bersemu kemerahan. Namun, tentu saja Jendral menyadari hal itu. Seulas senyum membentuk bibirnya.

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa dia kandidat yang cocok untuk Anda, tapi jika boleh berpendapat. Dia adalah laki-laki yang tepat," jelas Jendral Rin. Namun, Ratu tak bereaksi. Jendral Rin yang melihatnya, semakin paham maksud tingkah itu. "Yang Mulia, tak perlu khawatir dengan sosoknya. Dia adalah seorang pemuda yang saya tebak seumuran dengan kita."

Ratu mendadak menoleh ke arah Jendral Rin. Namun, segera memalingkan mukanya lagi dan berusaha menyembunyikan senyum. Akan tetapi, Greta dan Jendral Rin bisa melihatnya dengan jelas.

"Jadi begitu, ya," gumam Ratu. Ia tak bisa menyembunyikan wajahnya terlalu lama.

Jauh dari istana kerajaan, di sebuah desa terpencil bernama Anvylle, di dalam kamar. Seorang gadis berambut coklat sedang memastikan laki-laki di atas ranjang itu baik-baik saja. Senyum Reina mengembang, satu persatu rencananya berjalan dengan mulus.

***
Diubah oleh suwokotumdex 30-06-2020 12:43
alvicenasanjayaAvatar border
vien26Avatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
807
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan