Kaskus

Entertainment

opabaniAvatar border
TS
opabani
Lebarannya Anto
#Cerita_Pendek

Lebarannya Anto
Sumber gambar: Pinterez

Lebaran adalah moment yang sangat luar biasa--meskipun kita hidup satu atap dengan orangtua namun, saat hari besar umat islam itu tiba, maka ada suasana haru yang kerap mewarnai, kedekatan keluarga pun akan semakin hangat dengan adanya moment saling memaafkan. Apalagi pas memohon maaf kepada kedua orangtua kita.

Hal itu juga ingin dirasakan oleh Anto, anak yang masih berusia belia, anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan masih butuh banyak perhatian dari kedua orangtuanya.

Lebarannya Anto
Sumber gambar : Pinterez

Di saat anak seusianya tengah bersuka ria, makan makanan khas lebaran, memakai baju baru yang dibelikan Ibu atau Bapak mereka, belum lagi sandal atau sepatu baru, Anto hanya bisa diam seribu bahasa.

"Bu, lebaran pada makan opor dan ketupat, aku enggak papa makan pakai tempe."

Anto menyeka airmata yang menetes di pipinya. Anak Seusia Anto yang masih duduk di bangku sekolah dasar memang masih wajar, jika memiliki keinginan seperti teman-temannya.

"Oh ya, Bu. Tidak pakai baju baru pun Anto tidak apa-apa."

Terlihat kepasrahan yang mendalam pada anak itu. Wajahnya tertunduk, tersirat gurat kepedihan yang teramat dalam--meskipun ia coba untuk kuat.

Lebarannya Anto
Sumber gambar : Pinterez

Tidak beberapa lama kemudian Anto memandang foto lusuh yang ada di genggamannya.

"Ayah, kemarin pas lebaran banyak temanku pergi tamasya, aku nggak papa kalau harus tetap tinggal di rumah, Anto nurut kok."

Anto kembali menangis--tapi, kali ini tangisnya lebih keras dari sebelumnya.

"Anto sedih, Pak, Bu." Ujarnya sambil terus menangis.

Angin bertiup menggugurkan daun-daun semboja yang mengering pun bunga-bunganya yang memang telah waktunya untuk terjatuh. Suasana pemakaman sudah lengang oleh para keluarga yang datang untuk nyekar.

Menjelang senja, Anto pun bergegas pulang meninggalkan pemakaman tempat Ibunya dimakamkan.

Ibunya sudah meninggal dua tahun silam, Ayahnya entah di mana berada, yang ia tahu, Ayahnya sudah pergi sejak usianya masih lima tahun, kata Ibunya, Ayahnya pergi merantau ke luar pulau demi mencari nafkah, akan tetapi sejak saat itu, Ayahnya tidak pernah pulang dan tidak pernah ada kabar berita.

Lebarannya Anto
Sumber gambar : Pinterez

Anto cuma hidup bersama dengan neneknya yang sudah renta, dengan keadaan yang sangat memprihatinkan, bisa makan juga karena belas kasihan dari para tetangga, tidak ada banyak yang bisa dilakukan oleh neneknya Anto, apalagi mengingat usianya yang memang sudah hampir menyentuh kepala delapan.

NB: Ini hanya cerita fiktif belaka, jika ada kesamaan nama dan tokoh, ini benar-benar tidak disengaja.

29-05-2020
0
564
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan