Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang maha baik, maha mengetahui. Segala yang ada dilangit dan dibumi adalah milik Nya sehingga sangat mudah bagi Nya untuk menarik kembali, dan apa yang telah ditetapkan menjadi sesuatu yang tidak ada yang  dapat menentangnya.

Tulisan yang akan kuceritakan ini merupakan sebuah kisah nyata yang kualami dan pelajaran hidup dari separuh perjalanan hidupku, bahkan mungkin belum ada separuhnya. Merupakan suatu pengalaman nyata yang tidak semua orang mengalaminya, tidak semua yang dapat bertahan di situasi dan kondisi seperti yang kualami ini. 

Tepat 3 bulan yang lalu sejak aku mengetahui suatu hal yang sebelumnya tdak pernah terlintas dipikiranku. Yang membuat segala jiwa raga, fisik dan mentalku terguncang. Allah maha kuasa tidak mengizinkanku gila sampai mati ketika mengetahui itu semua. Dia lebih mengizinkanku untuk terus tegar dan bertahan walaupun sebenarnya aku telah hancur.
Suatu kebenaran yang sumber dan obyeknya langsung dari orang yang kucintai. Sumbernya adalah dari ayahku sendiri, motivasi besarku  dan seorang wanita, yang hatiku yakini aku akan memilih menjalani hidup  didunia dan akhirat bersamanya. Seorang wanita yang MasyaAllah deskripsi bidadari Allah. Seorang wanita yang jujur sangat kucintai  karena Allah. Dimana dia yang akhirnya membuatku dewasa menjadi hamba Allah, bahwa segala hal yang dicintai harus karena Allah, segala yang dicintai tidak harus dimiliki, dan membuatku mengerti bahwa puncak “ku mencintaimu karena Allah” adalah “mengikhlaskanmu”.

Sungguh bingung dan malu aku menceritakan kisah hidupku ini. Sebenarnya ada dua akar permasalahan dari kisahku ini. Dua-duanya sangat penting sebagai pelajaran hidup, akar yang satu menceritakan aku dan keluargaku utamanya bapakku. Dan kisah yang kedua menceritakan aku dengan seorang wanita yang hatiku menyebutnya calon pendamping hidup ( itu dulu sebelum kejadian ini ). Wanita ini kusebut Mutiara dalam ceritaku.                                                                   
                                                                           
Aku akan lebih menceritakan akar kedua saja, karena akar yang pertama jujur aku sangat malu untuk menceritakannya karena sifatnya adalah aib. Walaupun sebenarnya akar kedua berhubungan dengan akar yang pertama dan nanti akan sedikit kusinggung dalam proses cerita.
 
Next Thread, aku gak sanggup selesaiin hari ini. Hancur.