RSKOJakartaAvatar border
TS
RSKOJakarta
Tatanan Normal Baru, Rumah Sakit Harus Menyediakan ini Gan


Dunia mulai memasuki New Normal / Tatanan Normal Baru dimana Pencegahan Pengendalian Infeksi, Promosi dan Prevensi Kesehatan menjadi begitu penting. Pandemi Covid-19 belum terlihat akan segera usai, untuk itu pentingnya kesadaran masyarakat dan pengelola fasilitas kesehatan menjalankan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona.

Pengelola fasilitas kesehatan tidak hanya penting menjalankan protokol kesehatan tapi juga sterlisasi bagi alkes dan bahan kesehatan yang digunakan dalam pemberian layanan bagi pasien. Alkes dan Bahan Kesehatan dapat menjadi sumber penularan.
Kita patut mengetahui bahwa keberhasilan sebuah tindakan medis atas pasien tidak hanya ditentukan oleh aspek keterampilan Dokter, Perawat dan Petugas Kesehatan lainnya, melainkan juga mutlak ditentukan oleh kualitas alat kesehatan yang dipergunakan.

Untuk itu rumah sakit wajib dan senantiasa harus memelihara standar mutu dan standar keamanan dalam setiap pelayanan kesehatan kepada petugas, pasien dan pengunjung. New Normal sudah saat saatnya bersiap menjaga mutu dan standart keamanan begitu penting.

Terutama dalam hal tindakan medis yang aman bagi pasien, dalam artian jaminan mutu terhadap sterilitas alat medis harus ditempatkan pada skala yang absolut tidak bisa ditoleransi. Tatanan Normal Baru mungkin akan segera dijalankan, saatnya fasilitas kesehatan bersiap.
_
New Normal Alur Sterilisasi Alkes dan Bahan Kesehatan
Kepala Instalasi CSSD dan Laundry RSKO Jakarta, Muhammad Arief Hidayat, SKep., RN menjelaskan “sterilisasi itu adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisika atau kimia. Sterilisasi di fasilitas kesehatan amatlah begitu penting dan utama” jelasnya di ruangan sterilisasi (27/5/2020).

Arief berpendapat tanpa sterilisasi mustahil mencapai tindakan medis yang aman baik bagi pasien maupun bagi petugas. Begitupun disaat masa-masa pandemi Covid-19 dan menjelang Tatanan Normal Baru.

Menurutnya tindakan medis bukan hanya merupakan tindakan operatif saja, tindakan medis invasif maupun tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien menuntut jaminan yang absolut dalam hal keamanan (sterilitas) alat kesehatan yang dipergunakan agar tidak menjadi sarana penularan.

Lanjutnya, pada prakteknya sterilisasi merupakan tahapan yang panjang dan rumit karena untuk mematikan virus, kuman dan sporanya itu butuh jaminan dan proses yang panjang di CSSD RSKO.

Dirinya memberitahu bahwa RSKO Jakarta melayani para pasien pengguna Narkoba / Napza dengan penyakit penyerta dan komplikasinya tidak hanya risiko penularan virus corona.

Salah satu yang perlu diberi perhatian khusus ialah HIV / Aids dan infeksi oportunistik termasuk virus corona. Rumah sakit seperti RSKO Jakarta memiliki peta kuman yang termasuk grade tinggi.

Untuk itu wajib melaksanakan SOP keamanan dalam setiap tindakan medis yang dijamin melalui proses sterilisasi yang tersandar.

Adapun tahapan - tahapan sterilisasi yang dimulai dengan tahapan alat kotor yang telah dipergunakan di unit layanan (Rawat Jalan, IGD, Rawat Inap) dilakukan proses pembersihan dan pencucian. Tahapan ini penting untuk mematikan rumah (house) tempat kuman-kuman menetap.

Kegiatan cleaning dilakukan di ruang cleaning dan dekontaminasi unit sterilisasi (CSSD). Alat kotor pasca penggunaan di ruang perawatan langsung dimasukkan kedalam tromol/container tertutup rapat untuk ditransportasikan ke unit sterilisasi.

Adapun tromol/container tertutup rapat tersebut ditujukan untuk menghindari tumpahan bahan infksius selama fase transportasi dari unit perawatan ke unit sterilisasi.

Proses cleaning pada dasarnya menghilangkan mikroorganisme dan proses mikrobasidal. Proses cleaning sangat diperlukan agar barang aman dari kontaminasi.

Pencucian merupakan proses keseluruhan dari proses dekontaminasi yang memiliki peran dalam rangka memutus rantai infeksi atau langkah paling kritis.

Pada proses ini alat dan bahan kesehatan kotor dibersihkan dari noda dan kotoran fisik. Standar mutu yang ditetapkan pada proses ini adalah output berupa alat kesehatan yang bebas dari noda darah, pus, sputum, dan limbah/produk tubuh pasien lainnya.

Teknik mematikan rumahnya kuman menggunakan enzimatik cleaner. Kemudian setelah rumah kuman nya mati dilanjutkan ke tahapan yang namanya desinfeksi yang berfungsi melemahkan kuman.

Dilanjutkan kemudian dengan proses dekontaminasi alat kesehatan. Pada tahap ini dilakukan di ruang cleaning unit sterilisasi. Dekontaminasi merupakan proses yang tidak terpisahkan dari kegitan cleaning sehingga tahapan dekontaminasi dilakukan saat kegiatan cleaning pada saat fase kedua proses cleaning (Soak).

Tehnik dekontaminasi mempergunakan media dalam prosesnya, adapun media yang digunakan : Air biasa, Larutan enzimatis triple atau double enzyme, larutan Desinfectan (HLD/DTT). Parameter mutu pada proses ini adalah proses desinfeksi terlaksana secara sempurna.

Setelah itu berikutnya ialah proses packing alat kesehatan. Kegiatan ini dilakukan setelah tahap cleaning dan dekontaminasi dilakukan. Parameter mutu pada proses ini adalah alat kesehatan dapat dipacking dengan baik dengan indikator pouches berbahan kertas crepe/Kain/plastic film dalam keadaan baik, tidak sobek, dan menutup sempurna alat kesehatan didalamnya.

Ada tape external untuk indikator bahwa proses sterilisasi telah berjalan sempurna, serta ada labeling tertera tanggal kadaluarsa sterilitas. Packing merupakan bagian penting dari aspek biaya CSSD sehingga beberapa pertimbangan harus diberikan dalam upaya memilih kemasan yang tepat dan tehnik pengemasan yang benar.

Dalam proses sterilisasi sendiri ada beberapa opsi teknik sterilisasi yang ada di Indonesia. RSKO Jakarta memiliki salah satu device sterilisasi yang canggih yakni sterilisasi teknik suhu rendah yang menggunakan bahan kimia etilen oksida. 

Sterilisasi suhu rendah merupakan device sterilisasi dengan investasi bernilai tinggi, butuh biaya antara 1 s/d 3 milyar untuk membeli alat canggih ini.

Bahan kimia jenis etilen oksida mampu melakukan penetrasi sampai ke bagian paling dalam dan paling sulit dari alat kesehatan dan mematikan kuman serta sporanya. 

Dengan sterilisasi suhu rendah ini target sterilisasi yang sulit dijangkau dapat dibasmi dan dimatikan.

Alat kesehatan yang telah disteril harus dapat disimpan untuk setiap saat dapat dipergunakan tanpa mengurangi sedikit pun mutu sterilitasnya.

Adapun parameter mutu dalam proses ini adalah packing alat kesehatan steril tidak rusak dan tidak expired, serta kontak terhadap dunia luar terbatas untuk menjaga mutu sterilitas alat kesehatan.

Untuk itu penatalaksanaan setting ruang penyimpanan harus bertekanan positif, sehingga menjadi barier kuman dari luar masuk kedalam.
_
Tahapan Sterilisasi di Rumah Sakit
Sterilisasi itu tahapannya panjang yang pertama harus mematikan rumahnya dulu supaya kuman tidak berkembang biak . Yang kedua harus mematikan kuman nya sendiri. Ketiga harus menjamin sporanya atau telurnya juga mati teknik yang digunakan di dunia lazimnya ada dua metode suhu tinggi kering (diatas 121 derajat celcius) dan suhu rendah.

Kegiatan sterilisasi masih digunakannya metode dry heat karena mayoritas jenis alat kesehatan yang tersedia dan dibutuhkan dalam pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit masih didukung oleh alat kesehatan yang bermaterial logam.

Dengan metode sterilisasi dengan suhu tinggi kering 121 derajat celcius selama paparan waktu tertentu diatas 45 menit baru kuman dan sporanya akan mati. Titik didih air adalah 100 derajat Celcius jadi teknik sterilisasi dengan perebusan (masih banyak faskes menggunakan teknik ini) belum menjamin sampai rumah kuman dan sporanya mati.

Metode sterilisasi suhu rendah dengan kimia berjenis etilen oksida dilakukan selama 3 jam. Metode ini akan mengakibatkan kuman dan sporanya dipastikan mati. 
Sterilisasi suhu tinggi kering dan suhu rendah memang berbeda dalam cara kerja namun satu tujuan hasil akhir adalah steril.

Alat-alat kesehatan yang dilakukan sterilisasi dengan teknik suhu tinggi adalah alat-alat yang tahan panas contohnya instrumen gunting-gunting jahitan dan untuk perawatan muka misalnya pinset dan sebagainya.

Sedangkan untuk alat yang tidak tahan panas menggunakan teknik suhu rendah. Untuk alat-alat yang tidak tahan panas yang terbuat dari bahan nelaton / karet contohnya adalah pipa tubing-tubing untuk alat bantu ventilator pernapasan dan adapula kabel-kabel Wayer EEG.
----
Tatanan Normal Baru membuat fasilitas kesehatan harus menyadari pentingnya sterilisasi agar alkes tidak menjadi sumber penularan. Memang masih banyak faskes dalam melaksanakan sterilisasi dengan cara merebus, ada baiknya mulai melengkapi dengan sterilisasi suhu tinggi kering dan suhu rendah. Tapi memang membutuhkan investasi biaya tinggi.

Blogpost ini diupload oleh Instalasi Humas dan PKRS RSKO Jakarta
Penulis : Andri Mastiyanto, SKM (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
Nara sumber : Muhammad Arief Hidayat, SKep., RN (Kepala Instalasi CSSD dan Laundry)
Terima kasih, Salam Hangat RSKO Jakarta
Facebook (DISINI) - Twitter (DISINI) - Instagram (DISINI) - Web (DISINI)



0
452
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan