- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Dunia Hiburan
Pelajaran Hidup Dari Sinetron Preman Pensiun


TS
ih.sul
Pelajaran Hidup Dari Sinetron Preman Pensiun

Siapa yang tak tau preman pensiun? Sinetron arahan Aris Nugraha ini merupakan angin segar bagi dunia persinetronan indonesia yang isinya begini begitu.
Sinetron ini mengangkat cerita yang cukup berat mengenai kehidupan preman namun diselingi dengan berbagai komedi dan keunikan karakternya yang membuat saya berani menyebut sinetron ini sebagai sinetron indonesia terbaik.
Menceritakan kehidupan preman tak serta merta membuat ceritanya keras dan sulit diikuti namun dibalik cerita yang kompleks tersebut ada berbagai pelajaran hidup yang dapat kita petik. Apa saja itu?
JANGAN NILAI BUKU DARI SAMPULNYA

Penampilan itu jelas penting namun belum tentu apa yang kita lihat itu benar.
Jika kita mendengar kata preman maka kita pasti membayangkan sosok lria kekar dengan tato dan wajah seram yang berewokan. Itu adalah figur yang sudah tertanam dalam kepala kita namun film ini merubah hal itu.
Preman juga butuh makan, preman juga bisa takut, preman juga kadang lembut. Singkatnya preman itu juga manusia. Mereka punya emosi, punya hati, punya keluarga. Karna itulah jangan selalu berprasangka terhadap penampilan luar seseorang.
Quote:
PROFESIONALISME

Pasti tau kan sama tukang parkir di pasar? Pasti tau juga petuahnya yakni hati hati di jalan, utamakan keselamatan bukan kecepatan. Semoga selamat sampai tujuan.jujur seumur hidup saya belum pernah dengar tukang parkir ngomong begitu.
Kita pasti punya lah pengalaman ketemu tukang parkir yang semula tidak ada namun tiba tiba muncul saat kita hendak berangkat. Tukang parkir itu minta uang parkir lalu menghilang kembali.
Disinilah profesionalisme itu diperlihatkan. Tukang parkir sekalipun seharusnya tak hanya terima uang dan menghilang namun benar benar menjalankan perannya.
Tak hanya tukang parkir, penjaga keamanan pun tak boleh hanya asal tarik uang keamanan namun masa bodo dengan keamanan. Seperti kasus kecopetan dipasar, para penjaga keamanan harus mau mencarikan dompet yang kecurian atau berani bertanggung jawab dengan mengundurkan diri. Itulah yang disebut profesionalisme.
REALITA PENCARI KERJA

Nggak lengkap rasanya kalau bahas preman pensiun tanpa para pencopetnya. Copet copet yang selalu bekerja tak kenal lelah setiap harinya demi meramaikan khasanah percopetan di kota ini

Untuk jadi copet sangat mudah karna hanya memerlukan 3 kriteria yakni miskin, pengangguran dan lemah iman. Tak perlu ijasah tinggi tinggi, tak perlu pengalaman kerja segudang dan tak perlu berpenampilan menarik. Cukup 3 itu saja.
Kalau di dunia kerja sih sebaliknya. Buat jadi kasir indomaret aja minimal D3, harus dites terlebih dahulu dan yang good looking akan selalu diutamakan. Hasinya? Paling pas pasan buat sebulan. Kalau jadi copet? 500 ribu perhari sih mungkin saja.
Kenyataannya mencari pekerjaan yang memuaskan memang sulit dan persaingannya tinggi sehingga tak aneh bila orang orang jadi pengangguran, jatuh miskin dan imannya melemah. Disaat saat selerti itulah kita kadang melihat alternatif mudah yakni menjadi copet atau pengemis yang omsetnya bisa mencapai satu juta perharinya (ini fakta lo)
Itulah realita yang ditunjukkan di film ini. Tidak semua orang bisa hidup dengan baik dan akhirnya memilih untuk ikut meramaikan khasanah percopetan di kota ini. Meski demikian film ini pun menunjukkan bahwa perbuatanmu harus kau tanggung resikonya.
Quote:
KEKELUARGAAN

Preman juga manusia, punya rasa punya hati. Jika punya hati pasti merasakan yang namanya kekeluargaan. Lihatlah, orang orang yang ada di kasta terbawah masyarakat sekalipun memiliki keluarga. Bila tidak punya mereka akan menganggap rekan rekannya sebagai keluarga. Mereka saling menolong dan saling mendukung satu sama lain. Benar, mereka yang di sebut preman.
Di dunia kerja semua orang adalah saingan yang pada akhirnya akan saling menjatuhkan namun mereka tidak melakukannya. Mereka tunduk dan setia pada kang bahar dan nasehat nasehatnya. Itulah yang menjadikan mereka bersatu. Mungkin memang ada yang menyimpang namun semua dapat diselesaikan selama mereka tetap bersama.
PERTAUBATAN

ini bisnis yang bagus, tapi bukan bisnis yang baik
Jika hidup sudah bergelimang harta maka apalagi yang kurang. Yang kurang adalah ketenangan hati.
Pendapatan menjadi preman memang besar, jadi copet apalagi namun hati tidak akan tenang. Pasti akan selalu terasa ada yang salah. Pada akhirnya kita semua akan lulus dan meniti jalan masing masing. Itulah pesan paling dalam dari film ini.
Jangan terlalu nyaman di zona nyaman. Bangkit dan temukan jalanmu, meski hanya sebagai tukang kecimpring, tukang sapu jalanan atau penjual bubur sekalipun itu masih lebih baik dan lebih membanggakan dari pada melakukan bisnis yang tidak baik.
Tamatnya preman pensiun 4 membuat saya ingin menulis pesan ini. Semoga kita dapat belajar banyak dari mereka yang hidup bebas alias preman. Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 27-05-2020 02:05






kekefadilah dan 4 lainnya memberi reputasi
5
6.4K
47


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan