- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Chapter 5: Paper, 2020 (Special Chapter)


TS
miss.autumn
Chapter 5: Paper, 2020 (Special Chapter)
Sebelumnya……
Terlalu banyak yang ingin ditanyakan namun sayangnya mereka sadar posisi masing-masing, mereka hanya sebatas teman bukan?
Chapter 5: Lathi
“Everything Has Changed, It All Happened For A Reason”
(Weird Genius ft Sara Fajira – Lathi)
***
Jika waktu bisa diulang kembali, mungkin Retha ingin meminta agar masa lalunya ditiadakan. Rhandra Danuarta atau lebih akrab dipanggil Danu, adalah mantan kekasihnya sejak mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Mereka dekat sejak mengikuti bimbingan belajar di suatu instansi yang sama. Jika dibandingkan dengan pasangan lainnya, Aretha dan Danu bukan tipe pasangan yang sering mengumbar hubungan mereka didepan umum, mereka terkesan biasa saja bahkan terkesan seperti teman sewajarnya. Masa-masa pacaran pun tergolong sehat dengan diisi belajar bersama di perpustakaan kota.
Aretha membutuhkan Danu, dan Danu pun membutuhkan Aretha. Namun, sayangnya Aretha tidak bisa membedakan antara cinta dan sayang. Aretha menyayangi Danu karena Danu adalah seseorang yang selalu ada saat ia membutuhkannya, Aretha menyayangi Danu karena Danu adalah teman diskusi terbaiknya, dan Aretha menyayangi Danu karena Danu adalah teman menulisnya. Aretha saat itu terlalu hanyut dalam suasana nyaman, hingga akhirnya ia sadar bahwa rasa cinta nya pada Danu tak pernah ada. Itu hanyalah sebatas rasa sayang saja, dan cinta dan sayang itu berbeda. Mungkin, mudah untuk berkata bahwa kita tengah menyayangi seseorang, namun tentu tidak sama dengan cinta. Jika kita mencintai seseorang, sudah pasti kita menyayanginya, namun jika kita menyayangi seseorang, tidak berarti kita mencintainya bukan?
SNMPTN 2 tahun lalu, adalah saat-saat yang paling ditunggu oleh Retha dan Danu. Mereka mendaftar dikampus yang sama pada pilihan pertama, sedangkan untuk pilihan kedua mereka memilih kota yang berbeda. “Gua yakin, kita pasti lulus di pilihan pertama Re”, ucap Danu penuh percaya diri saat mereka selesai mengisi formulir pendaftaran SNMPTN.
Namun, sayangnya takdir Tuhan berkata lain. Aretha lolos di pilihan kedua, yakni disalah satu Universitas Negeri yang berada di Tasikmalaya, sedangkan Danu lolos di pilihan pertama, salah satu Universitas Negeri di Jogja. Karena hal ini, Danu meminta Aretha untuk mengikuti SBMPTN saja, namun sayangnya Aretha merasa tidak memiliki kepercayaan diri untuk mencoba SBMPTN. Dirinya sadar, ia tak sepintar Danu.
“Ayah sama Ibu udah ngasih izin Nu, lagi pula Tasik sama Magelang tuh kan jaraknya Cuma sekitar 8 jam, jadi ga terlalu jauh juga kok”, jelas Aretha pada Danu yang kini tengah menggerutu kesal.
“Re, masalahnya kamu perempuan. Kamu ceroboh, belum bisa jaga diri sendiri. Kamu cengeng, dan kamu ga bisa jauh dari aku”. Dalam hati Aretha ingin mengutuk Danu karena merendahkan dirinya seperti ini. Benar kata Alia, Danu sepertinya terobsesi dengan Aretha. Selama ini Aretha sudah sangat bersabar menghadapi sikap Danu yang over posesif dan juga pemarah.
Pernah suatu kali Aretha pergi mengunjungi Punthuk Setumbu yang ada di Jogja bersama Alia. Mereka pergi kesana hanya berdua karena terkadang Retha memang butuh waktu berbagi bersama Alia. Tak lama sampai di Punthuk Setumbu, Danu tiba-tiba datang dan langsung menarik lengannya kasar.
“Nu, sakit please. Ini biru tangan aku nanti”, mohon Aretha sambil meringis.
“Re. lo tuh ya, susah banget dibilangin. Gua kan udah bilang lo gausah kesini, tapi lo tetep ngeyel. Lo tipe cewek apaan si? Apa susahnya nurut sama gua”, marah Danu dengan rahang yang sudah mengeras.
“I just need my time. I NEED TO FIND MY WORLD DANU!!!!!”, bentak Aretha.
“AND THE WORLD YOU BELONG TO IS MINE RE. Lo ga perlu pergi jauh sendiri kaya gini. Lo ga perlu..”, jawab Danu tak mau kalah.
“Stop danu!!! You never understand me”, ucap Aretha mengalah. Sekarang ia mengerti kenapa Alia selalu menasehatinya untuk tidak terlalu serius dalam menanggapi perasaan Danu. See? Bahkan orang awam pun mengerti jika Aretha terjebak dalam hubungan toxic.
“I’m doing this to understand you Re, but you never realize it. You sucks”, cerca Danu.
Tak tahan dengan makian Danu, Aretha lalu menarik tangan Alia untuk pergi. Tak peduli jika Danu semakin marah atau bahkan bertindak lebih jauh. Namun, tak pernah Retha fikirkan sebelumnya, Danu malah kembali menarik lengan Aretha untuk masuk ke mobil hingga mau tak mau Alia pun ikut dan duduk di kursi belakang sendiri. Selama perjalanan pulang, tak ada yang bersuara, hingga tiba-tiba Danu berkata bahawa ia butuh waktu berdua dengan Aretha. Alia yang merasa tersinggung dengan segera memilih untuk keluar saja dan pulang menggunakan gojek ke rumahnya. Padahal sebelumnya, Aretha sudah berkali-kali meminta Danu untuk mengantarkan Alia ke rumah terlebih dahulu, namun karena sikap Danu yang keras kepala dan terkesan semena-mena, Alia lebih memilih pulang sendiri. Alia hanya berharap agar Aretha baik-baik saja dan bisa menyelesaikan masalahnya kali ini.
“Nu, ngapain si harus keluar Magelang? Protes Aretha ketika ia menyadari Danu membelokkan stir nya ke arah Purworejo.
“Gua ada acara reuni di Bandung dan lo harus ikut”, ketus Danu.
“HAH” Aretha otomatis menjatuhkan rahangnya saat mendengar jawaban Danu. Dia fikir Magelang-Bandung itu cuma beda kecamatan apa? Aretha bahkan belum meminta izin orang tuanya.
“Nu, aku kucel gini. Ga bawa baju ganti, belom mandi juga. Pulang dulu please, aku harus izin Ibu”, mohon Aretha.
“Gak. Gua udah izin tadi”, jawab Danu singkat.
“DANU!!!!!”, bentak Aretha.
“Gak Aretha, you go wherever you want, so it means I can go anywhere that I want right, dear?, tanya Danu dengan menekankan kata ‘Dear” pada akhir kalimatnya.
“You sucks”, jawab Aretha final lalu mengalihkan wajahnya pada jendela mobil dan akhirnya pertahanannya runtuh. Ia kembali menangis dalam diamnya.
***
Sebelum kejadian reuni dadakan di Bandung, Aretha dan Danu pun sebenarnya sempat berdebat soal keputusan Retha yang memilih kuliah di luar Magelang. Waktu itu mereka akan pulang setelah mengikuti acara buka bersama dengan teman se-angkatan masing-masing. Kebetulan, tempatnya sama jadi Danu pun mengantar Aretha pulang.
“Nu, aku kan disana ga sendiri. Ada Alia juga tetangga aku, aku bakalan baik-baik aja oke? Lagian, aku ga yakin buat ikut SBMPTN. Saingannya pasti berat, dan aku belum punya kemampuan sebaik mereka Nu”, jelas Aretha yakin.
“Trus kita gimana…?”
Aretha hanya diam. Ia tak bisa berkata apa-apa. Seharusnya, ia merasa sedih karena ia akan sulit menghabiskan waktu bersama Danu. Seharusnya, saat ini ia belajar semaksimal mungkin untuk bisa lolos SBMPTN agar ia bisa berada dikampus yang sama dengan Danu. Seharusnya, ia khawatir dan takut untuk menjalani hubungan jarak jauh atau LDR bersama Danu. Terlalu banyak kata seharusnya, namun sayangnya perasaan yang Retha miliki tak sejalan dengan apa yang ada difikirannya. Retha justru merasa sangat senang karena bisa diterima di Universitas Negeri yang ada di Tasikmalaya, Aretha punya banyak mimpi, dan hidup di lingkungan baru adalah mimpi Aretha sejak lama.
“Nu, kita pulang dulu aja gimana? Aku mau istirahat, kepala aku sedikit pusing.”
Aretha mencoba mengalihkan pembicaraan dan itu berhasil. Danu mengantarnya pulang, dan setelahnya ia membiarkan Retha istirahat, tapi….
Aretha mencoba mengalihkan pembicaraan dan itu berhasil. Danu mengantarnya pulang, dan setelahnya ia membiarkan Retha istirahat, tapi….
“Tidur Re, kita omongin topik tadi besok pagi”
“Tidur ndasmu”, kesal retha dalam hati. Begitulah Danu, kadang ia memang tidak mengerti situasi. Bukan kah tadi Retha sudah berkata bahwa kepalanya sedikit pusing? Seharusnya ia tidak mengungkit kembali pembahasan tadi. Jika begini caranya, Retha tidak bisa tidur. Retha malah memutuskan untuk menghubungi Alia.
Aretha: Li, dah cari kost?
Alia: Sampun mbak, mau bareng? (Sampun dalam bahasa jawa artinya sudah)
Aretha: Li, Danu nggak ngizinin gua kuliah disana. Trus gimana?
Alia: Santuy, masih pacar lho mbak, bukan suami ya. Kalo menurut gua si pilih aja yang lo mau, dan lo mampu jalanin itu. Lo pilih mana?
Aretha: Gua pengen keluar Magelang Li. Disini capek, hidup dah kaya putri keraton aja apa-apa diatur. Gua butuh bebas asli
Alia: Then you got your answer right? So you should hold my hand dear, we will face it together
Aretha: Oke li. Gua ngikut lo aja, cariin kamar ya. Kalo bisa sebelahan
Aretha pun lalu mematikan ponselnya dan memikirkan banyak pertimbangan. Berkelana keluar Magelang adalah impiannya sejak lama. Selama 18 tahun hidup, dia selalu jadi anak penurut dan juga kalem namun sayangnya ia merasa tertekan.
Hidupnya penuh dengan tuntutan, hingga Aretha merasa tidak menjadi dirinya sendiri. Sebenarnya, Ayah dan Ibunya tidak pernah menuntut banyak pada Retha, namun entah mengapa Danu, tetangga dan saudaranya selalu saja menuntut ini itu. Retha sangat menyukai olahan mie instan yang biasa dijual didekat Alun-alun Magelang, namun ketika ia bersama Danu, ia tidak bisa memakan itu. Danu selalu menganggap bahwa mie instan adalah asupan yang buruk, bahkan pernah sesekali beropini bahwa mie instan akan membuat tubuh Retha gemuk. Padahal, Aretha tidaklah gemuk, bahkan ia memiliki tubuh yang kurus.
“Jangan makan mie, kamu bisa gemuk nanti”
“Am I ugly if I’m fat?
“Kamu perempuan dan kamu bakal jadi panutan Re. Tolong jaga penampilan kamu”
Selain Danu, ada juga Budhe yang selalu ingin Retha hindari saat acara keluarga. Budhe nya selalu berkata jika seharusnya ia masuk ke Fakultas Kedokteran saja, namun sayangnya Aretha malah memilih sastra. Keputusan inilah yang menyebabkan Retha mendapat cibiran dari sanak saudaranya.
“Mbak Retha kamu cocoknya padahal jadi dokter bedah lho”
“Retha lebih suka nulis Budhe hehe”, jawab Retha sambil tertawa kecil.
“Ngapain kamu masuk sastra nduk? Wong kerjaannya cuma nulis gitu, mending jadi dokter, kan lebih terjamin karir kedepannya”
“Kan kuliah itu mending sesuai passion Budhe, biar lebih nyaman ngejalaninnya”, jawab Aretha tersenyum manis meski hatinya sudah level siaga ingin mengumpat.
Itu adalah masalah study Aretha yang notabene nya seharusnya urusan Aretha, namun sayangnya keluarganya terlalu peduli hingga mereka bahkan lupa batasan. Tak tahu kah mereka bahwa yang dibutuhkan seorang anak adalah dukungan, bukan tuntutan yang semakin membuat hidup mereka seolah tercekik atas dasar membanggakan nama keluarga.
Dan lagi, sekarang Aretha memutuskan untuk keluar Magelang? Apa kata keluarganya nanti? Retha bersiap saja menjadi tersangka bak melakukan sebuah dosa besar. Toxic, itu lah kata yang tepat bagi orang-orang sekelilingnya. Rasanya ia hanya ingin hidup dengan Ayah, Ibu, Eyang, dan adiknya saja. Aretha tidak menyukai lingkungan sanak saudaranya. Seen clearly, they are human but they didn’t have humanity, too rude but that’s true.
To be continue….
Hello, Happy Eid Mubarok All
Mohon maaf lahir dan batin ya
Maaf karena sempat ada kendala, jadi saya baru publish chapter 5, dan yeah ini chapter yang paling special buat kalian semua wkwkw
Sampe begadang saya nulis chapter ini, makasih ya buat yang udah kasih cendol. Semoga kalian selalu diberi kesehatan


Diubah oleh miss.autumn 24-05-2020 17:46






nona212 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
725
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan