Kaskus

Story

putriramadani12Avatar border
TS
putriramadani12
Air Mata Di Malam Takbiran
Air Mata Di Malam Takbiran

Takbir berkumandang lantang di antara masjid-masjid. Semarak menyambut hari kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh di tahun ini, 1441 H. Namun, ada yang berbeda. Keluarga kecil kami tidak lengkap. Abang, kakak laki-lakiku tidak bisa pulang untuk berkumpul bersama karena pandemi saat ini.

"Dek, video call abang nak!" Pinta ibuk selepas sholat isya. Aku paham kerinduan ibuk pada anak bujangnya. Apalagi abang adalah satu-satunya anak laki-laki ibuk dan ayah. Terlebih lagi lebaran tahun lalu juga tidak sempat pulang karena suatu urusan.

Kuraih ponsel yang belum lama di charger. 60%, lumayan buat video call sampai satu jam juga masih cukup. Ku cari nomor kontak WA-nya dan kebetulan juga sedang online. Jadi, langsung saja kuhubungi dan alhamdulillah tersambung. Jarang banget sinyal bisa bagus kalau malam-malam di kampung ini.

"assalamu'alaikum"
"wa'alaikumussalam"
"ada apa buk?"
"ga ada apa-apa. Ibuk cuma pengen nelpon aja liat keadaan Rio disana".
"ohh gitu. Ibuk udah makan?"
"udah tadi abis buka"
Lama-lama bincang tiba-tiba ibu menangis.
"ibuk kenapa? Kok nangis?"
"ya gimana ibuk ga sedih? Disini ibuk udah kumpul tapi kamu disana sendirian. Disini sakit senangnya adik-adik kamu ibuk bisa liat. Tapi Rio disana gimana? Kalo sakit siapa yang tau? disini ibuk liat adik-adik kamu makan, walau cuma pake ulek sambel tapi bisa ibuk pastikan kenyang. Lalu bagaimana sama kamu? Ibuk ga bisa pastikan kamu kenyang", ibuk menangis sambil sesekali terisak.
"udahh.. Ibuk ga usah khawatirin Rio. Rio baik-baik aja disini. Yang penting ibuk doain Rio supaya sehat selalu dan pandemi ini bisa cepat berlalu", jelas abang sambil menyeka air matanya.
"tapi Rio disana beneran sehat kan?"
"iya buk, Rio sehat. Seperti yang ibu lihat"
"yaudah Rio hati-hati ya nak disana. Jaga kesehatan"
"iya buk, ibuk juga ga usah terlalu mikirin Rio. Rio baik-baik aja".
"yaudah kalo gitu kamu istirahat ya"
"Iya buk, asslamu'alaikum"
"wa'alaikumussalam"

Selesai menutup telpon, sesekali ibuk masih menyeka sisa air matanya. Sekarang aku paham bagaimana kekhawatiran ibuk dulu yang selalu menyuruh aku segera pulang.
Hatinya terlihat sangat tidak tenang. Namun, setelah mendengar penjelasan abang tadi, ibuk terlihat lebih baik.

Ya Allah, semoga pandemi ini cepat berlalu dan keadaan bisa normal kembali seperti semula. Tak bisa ku bayangkan berapa banyak orang tua diluar sana yang yang merindukan anaknya seperti ibuku sekarang ini.

Tamatt~
Sumbergambar
nona212Avatar border
doelvievAvatar border
nomoreliesAvatar border
nomorelies dan 4 lainnya memberi reputasi
5
851
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan