riandyoga
TS
riandyoga
Selamat Datang di Tatanan Hidup Baru


Hai GanSis, saat ini (saat saya menuliskan Thread ini) Pandemi Covid-19 sudah memasuki tahap berdamai dengan keadaan. Alias, beginilah hidup kita, disinilah kita hidup dan inilah; Selamat datang di "Tatanan Hidup Baru".

THE NEW NORMAL


sebuah istilah yang sudah mulai diperkenalkan dan dibiasakan. Oia, sebelumnya saya sudah membuat thread tentang; membiasakan hidup dimasa pandemi Covid-19.

Layaknya game yang levelnya sudah naik alias ter-unlocked. Saat ini fasenya sudah baru. Suatu kondisi dimana kita harus memulai menerima kenyataan bahwa bisa saja virus Corona terbaru ini tidak akan pernah hilang dan terus hidup selamanya di Bumi berdampingan dengan kita. Apakah ini kabar buruk?

Tidak juga. Jenis-jenis penyakit lama seperti Flu, Campak, Polio dan sebagainya. Mereka sampai sekarang masih ada diantara kita. Hanya saja jenis virus tersebut sudah berhasil dikendalikan. Obat beserta vaksinnya sudah ada.

Begitu juga mungkin dengan Covid-19. Hanya saja virus ini belum ada obat dan vaksinnya. Maka itu, cobalah untuk menerima "new normal" akibat dampak wabah ini. Saya pikir ini salah satu bentuk berdamai pada diri sendiri dan berkata "yasudahlah". Mau ngomong apalagi coba, saat ini sebagian kita sudah tahan-tahan dirumah saja. Tapi kenapa kalian tega begini!

Quote:


Kemarin saya dengar pidato Presiden Jokowi tentang "new normal" dan beliau mengartikannya sebagai tatanan hidup baru.

Hmm... Mendengar kata "tatanan" jadi ingat Rangga Sasana, pentolan kerajaan fiktif Sunda Empire.



Quote:


Iya, pria berpakaian "militer" ini pernah bilang dunia akan di nol kan pada Agustus.

Dan entah kenapa belakangan saya pikir, pria yang mengaku posisinya lebih tinggi dibanding PBB, Nato dan seluruh negara didunia. Mungkin ucapannya gak ada faedahnya, tapi saya pikir dan berharap bulan Agustus semoga lekas kita "restart" kembali ini kehidupan. Semuanya kembali puli, layaknya hari raya yang mana kita kembali suci. Gak masalah kita bangun lagi tatanan hidup ini dari nol lagi asal kita sudah terbebas dari pandemi Covid-19.

Lantas apa saja yang perlu kita lakukan untuk menerima sebuah "new normal" atau tatanan hidup baru.

Bagi saya sendiri yang agak-agak introvert ini, mungkin akan lebih mudah beradaptasi. Dirumah aja dan gak kumpul-kumpul? Gak masalah. Bahkan pakai masker, saya itu sudah seperti orang kalau pakai kacamata seolah menyatu sama tubuh. Ya seperti uda gak berasa lagi kalau lagi pakai masker, bahkan sampai mau meludah lupa lepas masker.

Saya pikir seperti itu tanda-tanda kalau tubuh itu mulai terbiasa dengan tatanan hidup baru imbas Pandemi Covid-19. Selebihnya mungkin bisa disesuaikan.

Kini pertanyaannya, bagaimana diri kita menerima kebiasaan atau tatanan hidup baru berdasarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar Covid-19?

Btw, di daerah saya (Sumut) belum diterapkan PSBB. Tapi aturan jaga jarak tetap dijalankan. Ada atau tidaknya aturan, seharusnya kesadaran itu tetap ada.

Berhubung istilah new normal atau tatanan hidup baru masih baru. Barangkali cara untuk kita menerima kenyataan ini masih relatif. Setiap orang memiliki caranya sendiri berdamai dengan dirinya sendiri.

Dan ini versi saya sendiri. Cara membiasakan diri hidup dimasa Pandemi Covid-19 dengan memposisikan diri sebagai orang bodoh. Bagi saya, para pemimpin, ahli medis, para pakar, hingga para pemuka agama, merekalah yang paling tahu saat ini. Menurut saya begitu, maka saya ikuti saja.

Namun "bodoh" disini bukan asal nurut gitu saja. Sebelumnya saya juga coba cari informasi tentang Covid-19 dan wabah penyakit menular pada umumnya. Hingga saya pahami bahwa sesungguhnya sebab wabah penyakit ini karena ula manusia sendiri. Karena tingginya populasi, krisis pangan, pemanasan global dan hilangnya keseimbangan alam. Lebih jelasnya saya sudah buat postingan disinidan disini.

Sampai disini, saya sadar. Semua bencana ini akibat ulah kita. Gak tau diri kali kalau kita mengeluh berlebihan. Beruntung ini bukanlah akhir dari segalanya. Kita masih bisa bertahan hidup. Hanya saja tatanan hidupnya saja yang mesti disesuaikan.

Sama seperti dimasa lalu. Ketika jaman terus berganti, dari jaman es, batu, logam, juga jaman jaman. Hingga kini, manusia mesti hidup menyesuaikan hidup dengan virus penyakit ditengah-tengahnya.

Mungkin kondisi seperti ini merupakan kejadian pertama kali di generasi saat ini. Tapi dimasa sebelum ini bukan berarti belum pernah terjadi. Dunia sudah beberapa kali bergelut dengan wabah penyakit. Hanya saja yang perlu kita tahu, semakin meningkatkan pupulasi, pemanasan global dan hilangnya keseimbangan alam. Maka potensi mewabahnya virus penyakit semakin besar.

Artinya ya kita tinggal siap-siap saja menyesuikan diri dengan tatanan hidup baru. Saya pikir jika keadaan dunia terus begini, tidak menutup kemungkinan di masa depan lebih sering muncul virus penyakit baru. Seperti yang terjadi 50 tahun terakhir, didorong juga meningkatnya jumlah penduduk kota dan populasi secara keseluruhan.

Memang mengerikan memikirkan ini semua. Tapi saya pikir ini tergantung dari kepercayaan, maksudnya percaya bahwa semua akan baik-baik saja jika kita percaya diri.

Kepercayaan diri dan keteguhan hati dikondisi seperti sekarang penting bahkan menjadi kunci. Menurut saya demikian. Sebab apa yang saya lihat sejauh ini.

Sudah banyak himbauan dari pemerintah dan pihak terkait maupun kampanye lawan Covid-19. Jaga kesehatan, jaga jarak, jaga kebersihan, pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dirumah saja dan sebagainya. Kata-kata demikian sering didengungkan. Tapi kenyataan dilapangan tidak begitu.

Saya sudah semangat nih pakai masker, jaga jarak dan dirumah saja. Tapi begitu lihat lingkungan disekitar rumah, liat orang-orang kesadarannya masih rendah. Bahkan tak jarang masih mengangap becandaan dan terkesan meremehkan.

Inilah yang saya maksud percaya diri menerapkan tatanan hidup baru ditengah pandemi Covid-19. Jika kita sudah yakin ingin menghentikan penyebaran virus Corona. Maka konsisten saja. Jangan terprovokasi pihak lain yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Mereka yang tetap melanggar aturan memang diluar kendali kita. Hmmm... Kita ini apalah? Hanya bisa menghimbau. Jika orang lain gak mau ikut aturan, maka kita cuma bisa bilang; "terserah!! Suka ati kalian aja"

Kemudian menghadapi Lebaran ditengah Pandemi Covid-19. Jika boleh bertaruh, pasti akan banyak cibiran. Bila kita gak lebaran dirumah aja, tidak ada baju baru, tidak ada kue raya, dan apalagi bila tidak kasih THR anak-anak. Memang ini prihatin banget. Tapi yasudahlah, kuat-kuatkan telinga.

Oke GanSis, saya sudah kehabisan kata. Silahkan GanSis ikut berkomentar, seperti apa New Normal atau tatanan hidup baru versi kamu? Boleh bagi tips dan pengalaman GanSis, apakah GanSis sudah terbiasa dengan keadaan Pandemi Covid-19 seperti sekarang? Nanti saya kasih cendol semua!!

Oleh Rianda Prayoga @riandaprayoga
Binjai, 23 Mei 2020
Diubah oleh riandyoga 22-05-2020 23:25
darmawati040Richy211nona212
nona212 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.4K
11
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan