- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
39 Juta Orang di Amerika Kehilangan Pekerjaan Sejak Pandemi Covid-19


TS
Akong.Jiugui
39 Juta Orang di Amerika Kehilangan Pekerjaan Sejak Pandemi Covid-19

Peningkatan tersebut terjadi ketika negara-negara bagian telah secara bertahap membuka kembali ekonomi mereka dan membiarkan orang-orang kembali bekerja.
Lebih dari 2,4 juta orang mengajukan pengangguran pekan lalu dalam gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terakhir dari penutupan bisnis yang telah membuat ekonomi melambat, kata Departemen Tenaga Kerja. Seperti dilansir di AP, Jumat (22/5), setidaknya 38,6 juta tenaga kerja terdampak, menjadi kejatuhan pasar kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Angka terakhir tidak berarti 38,6 juta orang benar-benar kehilangan pekerjaan. Beberapa telah dipanggil kembali dan yang lainnya sudah mendapatkan pekerjaan baru. Tapi, sebagian besar masih menganggur.
Jumlah aplikasi terhadap tunjangan pengangguran mingguan sebenarnya telah melambat selama tujuh pekan berturut-turut. Tapi, angka tersebut tetap sangat tinggi, 10 kali lebih tinggi dari biasanya, sebelum krisis melanda.
Ini menunjukkan, meski semua negara telah membuka aktivitas ekonomi kembali setelah tiga pekan terakhir, lapangan kerja belum pulih seutuhnya. Pandemi Covid-19 masih merusak bisnis dan menghancurkan lapangan kerja.
"Penurunan (tunjangan pengangguran) yang stabil dalam klaim adalah berita baik. Tapi, pasar tenaga kerja masih dalam kondisi yang mengerikan," kata kepala ekonom di PNC Financial, Gus Faucher.
Di seluruh Amerika, beberapa perusahaan mulai mempekerjakan kembali karyawan mereka yang semula diberhentikan seiring pelonggaran pembatasan pergerakan dan perdagangan. Pada Senin (18/5), lebih dari 130 ribu pekerja di tiga produsen mobil utama Amerika bersama Toyota dan Honda, telah kembali ke pabrikan untuk pertama kalinya dalam dua bulan.
Meski begitu, pengusaha besar tetap memotong pekerjaan. Uber mengatakan, pekan ini, mereka akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) lebih dari 3 ribu karyawan karena permintaan terhadap jasa Uber telah turun. Penerbit digital Vice, Quartz dan BuzzFeed, raksasa majalan Conde Nast dan pemilik majalah The Economist mengumumkan sudah melakukan PHK pekan lalu.
Kepala ekonom di Amherst Pierpoint Stephen Stanley mengatakan, PHK terakhir menimbulkan kekhawatiran mendalam karena ini terjadi di tengah pembukaan kembali aktivitas ekonomi Amerika. "Ada kemungkinan besar, PHK tersebut dapat bertahan lebih lama dari jumlah bisnis yang baru ditutup," tuturnya.
Dari total 2,4 juta pelamar tunjangan pengangguran pekan lalu, sebanyak 1,2 juta di antaranya melamar secara terpisah. Mereka adalah wiraswasta, kontraktor dan pekerja pertunjukan yang memenuhi syarat.
Tapi, tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkan tunjangan. Alexis Weber yang baru diberhentikan dari pekerjaannya sebagia bartender di sebuah restoran di Atlanta mengaku sulit untuk mendapatkan tunjangan pengangguran. Ia mengajukan pada 1 April dan harus menunggu hingga awal Mei untuk mendapatkan insentif pertamanya.
Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, pada akhir pekan, pengangguran Amerika dapat mencapai puncaknya pada Mei atau Juni. Ia memperkirakan, setidaknya sebesar 20 persen hingga 25 persen, tingkat tertinggi sejak Great Depression pada sembilan dekade lalu.
https://republika.co.id/berita/qapr9...sejak-pandemi


Richy211 memberi reputasi
1
513
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan