Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

smart70againAvatar border
TS
smart70again
Pulung Gantung - Tumbal Part 2 #Janji Janin
Lanjut sesi 4 dari #Janji Janin, bila berkenan, jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Starshare, atau minimal Komeng ya GanSis, Xixixixi....

yang belum baca awal nya silahkan ke sini ni gan :
Janji Janin - Karina Yustika Opening
Pisungsung Getih
Tumbal

Pulung Gantung



     
Sore itu aku masih tertahan di head office kantor, menyelesaikan masa training sebelum aku benar benar siap menjadi karyawan di kantor ini. Dikarenakan diriku sempat molor akibat insiden yg ku alami, mau tak mau terpaksa aku harus extras keras mengejar materi dan menyelesaikan beberapa tugas yang diberikan kepada ku dalam masa training ini.
 
Hingga saat jam pulang tiba, satu persatu rekan kantor berpamitan pulang dan menyisakan aku, serta 2 petugas keamanan saja. Sedikit cerita kantor pusat tempat dimana aku bekerja terdiri dari 4 lantaidan merupakan bangunan tua yang bentuk nya seperti ruko. Aku diberikan ruangan sendiri yang berada di lantai 2.
 
Sore menjelang malam aku masih tertahan di depan komputer dengan setumpuk berkas yang harus aku validasi satu persatu, sesekali masih terlihat scurity masuk untuk melihat setiap ruangan.
 
Belum pulang buk, tanya pak ahmad kepada ku, beliau merupakan salah 1 scurity yang berjaga pada hari itu.
 
Belum, tanggung pak.
Sebentar lg ya pak.
Iya tidak apah buk.
Cuma jangan kelamaan ya buk, ga baik sendiri kerja disini.
Suka ada yg nemani, canda nya sambil bergurau.
 
Ah bapak, jangan nakuti jawab ku, 
(sembari tetap bekerja mengecek berkas yang masih menumpuk).
 
Iya buk, kalau ada apa apa atau butuh bantuan saya stand by di pos. 
 
Ok pak pak. Siap..
 
Aku pun terhanyut dengan deathline kerjaan yang terus ku kebut, tak terasa jam sudah menunjukan pukul 19.30. Mata mulai terasa lelah sedari tadi memelototi komputer serta berkas yang tak kunjung usai.
 
Diselah rasa lelah, tiba tiba lampu ruangan padam.
Sial... pak akhmad apa lupa aku masih disini?
 
Terdengar suara pintu tertutup dan seperti sedang dikunci
 
Pak ahmad ... pak....
Saya masih disini Pak...
 
Saya berjalan menuju pintu sambil tetap memangil pak ahmad..
Pak tolong hidup kan lampu nya
Saya lagi tidak bercanda pak.
 
Seketika suasana menjadi mencekam ketika ku dapati pintu telah terkunci.
Tidak sampai disitu, aku yg sedari tadi hanya sendiri kini mulai mendengar suara jemari yang sedang mengetik.Dengan pencahayaan seadanya ku coba melihat satu persatu komputer yang ada disana, dan sepertinya suara itu berasal dari komputer yang ada di ruangan ku.
 
Penasaran dan rasa takut kini bersatu didalam batin, namun tetap kulangkahkan kaki menuju ruangan tempat ku bekerja. Perlahan namun pasti ku berjalan menuju ruangan ku. Suara itu semakin jelas, dan kudapati seseorang yang mirip dengan wajah yang sangat pucat dimana  wajahnya mirip dengan aku, tidak dia adalah aku sedang asik mengetik di depan komputer.
 
Darah ku seketika turun, hingga kaki dan mulut ku tak dapat digerakan, orang yang menyerupai ku mengarahkan wajah nya kepada ku, sambil tersenyum. Aku tak dapat menahan rasa takut ini, ingin ku berlari kabur dari raungan namun apa daya tubuh ini tak dapat digerakan dan hanya menangis yang dapat ku lakukan.
 
Disela air mata yang terus mengalir, aku masih berhadapan pandangan dengan makhluk itu, senyum nya masih sama sunyi penuh dengan rasa sakit. Ku tutup mata ku sembari terus menangis, kali ini hal yang lebih gila kembali terjadi.
 
Tangan ku dipegang oleh seseorang, sontak mengagetkan ku, dan kudapati seorang anak perempuan mungkin berusia 10 tahunan, wajah nya pucat dari bola mata kiri nya mengalir darah, tampak dileher nya ada tali tambang  yang melilit.
 
Kakak karina yustika, kita main yuk.
Ayuk kakak.
 
Aku tak dapat berbicara, tangis ku lepas semakin menjadi.
Dia tertawa seolah menikmati mempermainkan diriku.
 
Tangan nya menarik ku, entah kenapa aku seperti tidak berdaya dan mengikuti dirinya tanpa dapat ku menahan, langkah ku kini melangkah pasti menapaki salah satu bangku diruangan itu.
 
Ia kemudian melepaskan tali yang ada dilehernya, dan mulai melilitkan  keleher ku.
Ayuk kak cepat lompat, ayuk kak.. teriak bocah itu seolah mengintimidasi ku.
Pandangan ku semakin kabur, wajah bocah terlihat samar,  beriringan dengan itu, tampak Bola api yang terbang membara berada di atas sang anak.
 
Kini aku bersiap untuk bunuh diri dengan cara mengantung diri.
Aku sudah tidak kuat akan kuturuti segala mau kalian Teriakku kepada mereka
 
Buk...
Ibu ngapain?
Pak ahmad, kini berdiri sembari memegang diri ku yang telah kehilangan pijakan,
Ia berusaha menurunkan ku.
Tangis ku pecah, ku peluk pria itu sekuat yg ku bisa.
 
Sesampainya ke pos scurity aku masih shock dengan apa yang terjadi dan enggan menceritakan kepada pak ahmad dan rekannya. Dan entah hanya aku apa mereka juga melihatnya, aku melihat bola api itu terbang keluar dari kantor ku.
............................

 
Rin. Sudah pulang ndo?
Rin,
 
Bulek Purwa merasa aneh mendengar suara pintu yang terbuka namun tiada yang menjawab. Bulek kini bergegas mengecek ruang tamu, kwatir ada maling yang masuk.
 
Didapati nya pintu masih terkunci dan semua baik adanya. Sampai dia membalikan badan, tampak bola api terbang ada di hadapannya. Tapi itu bukan yang membuat dia takut, melainkan sosok kakak nya, Ibu ku yang baru meninggal kini juga ada di hadapannya dengan wajah setengah hancur.
 
Dek, kowe yo melu urun ning cerito iki (Dek kamu juga ikut ambil bagian dari cerita ini)
Ayoo kancani aku (Ayuk temani aku)
 
............................

 
Tepat jam 10 akhir nya aku sampai di rumah.
Keadaan tampak gelap, dan hanya lampu luar yang terlihat menyala.
Hampir 5 menit ku ketok pintu rumah seraya memangil bulek, dan jua tidak ada jawaban, mungkin bulek lelah dan tidur pikir ku.
 
Ku keluarkan kunci serap yang ada di tas ku.
Asslamwalaikum ucapku memberikan salam setelah berhasil membuka pintu.
 
Lek... bulek...
Tetap tiada jawaban. Keadaan sangat gelap kucoba melangkah kearah saklar lampu, namun sesuatu seperti tergantung, ia seperti manusia yang sedang bergantung.
 
Perasaan ku semakin waswas.Ku berlari ke arah saklar, dan seketika aku harus histeris kembali berteriak sekencang kencang nya.
 
Melihat bulek terbujur kaku mati mengenaskan dengan cara gantung diri
 
 
Lanjutan nya bisa baca disini gan, jangan lupa komeng emoticon-Rate 5 Star emoticon-Toast

Fatamorgana 1
Diubah oleh smart70again 01-06-2020 12:15
CalyaajeAvatar border
nona212Avatar border
abiimanyunnAvatar border
abiimanyunn dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.2K
8
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan