Indonesia sudah menghadapi pandemi COVID-19 dari pertengahan bulan Maret 2020 hingga saat ini. Bahkan angkat penderita COVID-19 semakin meningkat setiap harinya walaupun sudah diterapkan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Pemerintah baik pusat dan daerah sudah berupaya untuk meminimalisir penyebaran dari virus COVID-19 ini sendiri. Namun disaat negara-negara lain hanya menghadapi pandemi COVID-19, Indonesia justru berhadapan dengan sesuatu selain COVID-19. Indonesia saat ini menghadapi ledakan kehamilan baru.

Semenjak diberlakukannya PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, banyak dari masyarakat Indonesia memutuskan untuk dirumah saja mengikuti arahan pemerintah. Dan banyak masyarakat yang melakukan aktifitas lain untuk mengisi waktu mereka selama dirumah saja. Salah satunya adalah bercinta atau melakukan hubungan sex dengan pasangan selama dirumah. 

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pada hari Selasa 19 Mei 2020, terdapat 400.000 data kehamilan baru yang tidak direncanakan sebelumnya oleh masyarakat. 

Menurut BKKBN sendiri hal ini terjadi karena selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB sejumlah klinik kesehatan dan kandungan ditutup sesuai dengan arahan pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan banyak dari masyarakat sulit untuk memperoleh alat kontrasepsi, sehingga mereka memutuskan untuk melakukannya tanpa menggunakan alat kontasepsi.

Melihat hal tersebut BKKBN menyatakan bahwa kemungkinan tahun depan akan terdapat sekitar 420.000 bayi yang dilahirkan. Sehingga akan terjadi ledakan jumlah penduduk baru, mengingat negara kita Indonesia merupakan negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Untuk mencegah hal ini terus meningkat dan semakin parah, BKKBN mulai memberikan alat kontrasepsi ke rumah-rumah. Dan menganjurkan masyarkat untuk menggunakan alat kontrasepsi saat melakukan hubungan.