herrypengarangAvatar border
TS
herrypengarang
Judul Provokatif Kok Dipake, Nggak Ada Judul Lain?!!


Beberapa tahun lalu saya mendapatkan pelajaran berharga dari seorang guru taman kanak-kanak (TK), ketika saya memulai menulis naskah-naskah untuk buku aktivitas anak. Terutama anak TK atau yang masuk dalam lingkup pendidikan anak usia dini (PAUD). Ibu guru TK tersebut mengatakan kepada saya prinsip dia mengajar, yaitu bermain sambil belajar. “Jadi, kalau mau menulis naskah untuk anak, jangan lupakan prinsip bermain sambil belajar.” Demikian masukan dari sang guru. “Jangan dibalik!” Ia melanjutkan ungkapannya.

Saya pun mengikuti saran dari bu guru yang baik hati tersebut. Prinsip ‘bermain sambil belajar’ pun banyak mewarnai aktivitas menulis saya. Bahkan, untuk menulis artikel dewasa pun, hehehe... saya ikuti prinsip tersebut.

Satu lagi ungkapan yang menggunakan kata ‘bermain’. Prinsip yang serius sih. Begini bunyinya, “Hidup adalah suatu permainan.” Kita masuk dalam permainan tersebut dan sebisa mungkin memainkannya dengan baik agar menjadi pemenangnya. Di dalam permainan tersebut ada levelnya, dari level termudah hingga tersulit.

Lalu, apa hubungannya dengan tulisan ini?

Tentu saja ada. Kata ‘bermain’ kembali saya lekatkan dan alirkan untuk merangkai tulisan ini. Di dalam aktivitas menulis, seorang pengarangnya juga harus bisa bermain. Salah satunya adalah bermain judul. Dalam membuat judul, anggap saja itu suatu permainan, kita diharuskan untuk pintar mencari kata yang pas, untuk disematkan menjadi judul yang keren. Namanya, permainan kata! Semakin cerdas kita mendapatkan kata yang tepat maka judul pun akan menjadi menarik.

Pujangga dunia, William Shakespeare, sangat terkenal dengan ungkapannya, “Apalah arti sebuah nama.” Saya juga bisa mengungkapkan, “Apalah arti sebuah judul.” Tentu saja sangat berarti alias sangat penting. Teori kepenulisan bahkan secara khusus membahas cara membikin judul yang tepat agar suatu tulisan itu berkualitas, menarik minat baca, dan memancing orang untuk berpendapat, dan sebagainya.

Judul yang menarik tersebut banyak jenisnya, salah satunya adalah judul yang bombastis. Melebih-lebihkan sesuatu lebih dari kenyataannya itulah bombastis. Bisa juga menggunakan istilah provokatif, menjadi judul provokatif. Maksud judul seperti ini adalah memancing emosi pembaca, bahkan menimbulkan kemarahan, sehingga para pembaca ingin cepat-cepat menuntaskan pembacaan tulisan yang kita buat, kemudian memberikan komentar.

Kini Dipakai di Berbagai Jenis Tulisan



Dari masa ke masa, judul-judul tulisan yang tersaji di media, baik media massa daring (online) maupun cetak berubah ke arah yang lebih santai, bahkan terkesan sangat santai, menuju lebay. Pemakaian kata yang terkesan bombastis digunakan untuk menarik minat pembaca. Pilihan kata yang provokatif pun digunakan demi tercapainya tujuan tulisan, yakni memancing pembaca untuk menikmati isinya.

Berbagai jenis tulisan sudah menggunakan judul provokatif, baik itu tulisan politik, ekonomi, sosial, hingga tulisan-tulisan ringan human interest, tips dan trik, dan tentu saja tulisan sport atau olahraga. Di sinilah kelihaian para penulis untuk bermain, memanfaatkan judul provokatif, demi memancing keingintahuan pembaca terhadap karya yang dibuatnya.

Saya pun demikian. Dalam menulis artikel beberapa kali saya menggunakan judul provokatif untuk mengundang banyak pembaca menikmati tulisan saya. Efek kejutnya terasa, banyak reaksi atau respons pembaca. Beragam komentarnya, beragam pula emosi pembaca yang tercermin dalam komen-komen yang saya baca.

Bahkan, ada yang bernada marah, ada juga yang memuji. Kemarahan pembaca saya pahami karena saya yakin dia tidak membaca isinya, tapi hanya sebatas membaca judulnya. Saya ambil contoh, tulisan saya yang berjudul, “Ngapain Kuliah, Sarjana Banyak yang Menganggur Kok!” Tulisan tersebut saya bagikan ke media sosial (medsos), Facebook, dan begini komentar salah satu pembaca, “Ini kayaknya berita sesat. Mendingan m*t*i saja kau...! Manusia yang kasi berita ini sudah overdosis.”



Saya tertawa membaca komen tersebut, tapi juga miris. Itu membuktikan bahwa tidak semua orang yang memberikan komentar terhadap tulisan kita, membaca isinya. Ungkapan bijak bilang, “Hanya tahu kulitnya, tapi tidak kenal isinya, tidak bisa merasakan nikmatnya buah yang ada di dalamnya.”

Itulah efek kejut dari judul provokatif. Para penulis, baik itu penulis artikel maupun penulis buku, untuk jenis-jenis tulisan tertentu memang lebih pas menggunakan judul yang memancing pembaca untuk ingin tahu lebih jauh isi tulisan yang disajikan. Permainan judul inilah yang menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu karya yang kita buat.

Kaidah Utama Jangan Dilanggar



Judul provokatif, bombastis, atau judul yang terkesan lebay, boleh-boleh saja dipakai. Bahkan, sering kali lebih tepat menggunakan judul provokatif untuk tulisan-tulisan ringan, agar tersampaikan kesan ringan namun berisi dari sebuah karya. Jika kita menggunakan judul yang serius, resmi, kaku, padahal tulisan kita renyah, sekali baca selesai sudah, maka efek kejutnya tidak akan bisa kita dapatkan. Rasa ingin tahu pembaca tidak muncul dari tulisan-tulisan yang kita buat.

Namun, tetap ingat kaidah utama ini: adanya kesesuaian antara judul dan isi tulisan. Kaidah tersebut jangan dilanggar. Jangan hanya pintar membuat judul provokatif, bombastis, terkesan lebay, tapi abai terhadap isi tulisan. Bahkan, jangan sampai jauh panggang dari api, judul tidak mencerminkan isi tulisan, bahkan sangat jauh berbeda dari tulisan yang kita sampaikan.

Hmmm... sudah terasa panjang saya menulis obrolan ringan tentang judul. Padahal, ini bukan barang baru, bukan? Hehehe... ngapain juga masih dibaca sampai kalimat terakhir ini? Nah loh....



Foto: pixabay.com
saeful07Avatar border
Daniswara92Avatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 69 lainnya memberi reputasi
70
4.8K
93
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan