- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cinta dalam Diam


TS
E12212919
Cinta dalam Diam
Bagian I: Cinta
Ada yang lucu dari cinta. Ketika yang satu mencinta bisa saja pihak lain tidak, apakah itu tetap cinta?. Ketika dua nya saling mencinta kadang diam menjadi jarak, dan waktu menjadi pemisah. Cinta menyimpan banyak misteri kemudian menciptakan dua sisi dalam keberadaanya. Kadang menumbuhkan kembang nan harum, namun kadang gelap dan sunyi. Cinta memang lucu, namun saat itu semua hanya diam.
Bagian II : SAYA
aku anak perempuan biasa di desa yang biasa saja, namun sebiasa apapun tempat tinggalmu cinta tetap bisa tumbuh bukan?. Sejak SD kelas 6 saya menyukai salah seorang laki-laki yang biasanya hanya bisa saya lihat di jalan sepulang sekolah. Oh..laki-laki itu sudah duduk di bangku SMP. Bagaimana aku bisa jatuh cinta?, tidak tahu, jatuh cinta mungkin memiliki misteri yang kadang tidak tahu siapa, kapan, dimana dan mengapa. Mencintai seseorang yang belum dikenali dan bahkan namanya saja tidak tahu sepertinya hal yang gila bukan?, namun saya yakin itu tetap dinamakan cinta. Anak kecil berumur 12 an tahun untuk pertama kalinya merasakan cinta dengan seseorang yang hanya ditemui bahkan hanya hitungan detik di hari-hari ketika alam mempertemukan dia dengan laki-laki itu.
…...
Hari berjalan, dan waktu bergulir terasa lambat, bagaimana tidak?. Saya selalu berharap besok saya mengubah status dari anak SD menjadi SMP namun tidak secepat itu bukan?. Hari-hari tetap berjalan dan tak ada yang istimewa, kecuali kadang semesta mengatur sebuah pertemuan singkat, walaupun hanya untuk sedetik saling bertatap, namun untuk anak umur 12 tahun yang baru saja mengenal cinta, tentu saja itu sudah cukup.
….
Tahun pelajaran baru akhirnya dimulai, kali ini rok merah saya digantikan warna biru. Hari pertama saya menyandang status SMP sungguh menjadi hari yang tidak akan pernah saya lupakan. Saat itu masih saya ingat betul, seseorang yang hanya bisa saya tatap dalam beberapa detik, kini berjalan tepat di belakang saya. Langkahnya seolah mengejar langkahku, andai saja saat itu aku memilih untuk berangkat sendiri, mungkin saja langkah kami berdua tidak saling mengejar, namun seirama. Mungkin saat itu pun semesta masih enggan menyatukan dua makhluk, sehingga abang saya di hadirkan menjadi batasan pertemuan.
….
Angan saya tidak juga menjadi nyata, saya dapat melihatnya namun tetap dalam diam. Untuk remaja 13 tahun, sepertinya saya mengharapkan sesuatu yang lebih. Tapi bagaimana, cinta ternyata sangat sulit untuk diungkapkan, dan diam menjadi pilihan. Cinta dijauhkan bukan hanya oleh jarak, namun juga diam. Hingga suatu saat saya tersadarkan waktu pun menjadi pemisah, karena ketika saya masuk SMP, dia sudah kelas III SMP dan harus segera melanjut ke SMA yang pastinya dia akan memilih SMA di kabupaten dan meninggalkan Desa. Sampai saat itu tiba, cinta masih terdiam dan membisu.
BAGIAN II : AKU
Aku anak laki-laki biasa di desa yang biasa. Tidak banyak yang menarik di desa ini, karena ya...sedari lahir sampai sekarang ini saja yang ku lihat. Namun ada yang berubah, masih ku ingat betul hari itu sedikit mendung namun sepertinya air hujan enggan untuk turun. Seperti biasa aku berjalan pulang dari SMP dengan 3 orang sahabat ku dan tidak sengaja berpapasan dengan seorang anak perempuan yang hanya satu aku tahu tentang dia, yakni dia adalah adik dari teman sekelas ku. Aku tidak pernah punya kesempatan menyapa dia, sebab dia terlihat sangat pendiam. Apa yang salah dengan hari itu, aku tidak tahu, hanya saja ada yang berbeda sejak hari itu, aku selalu menunggu saat dimana sedikit waktu disiapkan untuk bertemu dengannya, walaupun hanya dalam tatap dan diam. Tidak ada yang berubah, sampai dia akhirnya masuk ke SMP dimana aku sekolah
…..
Hari pertama di tahun ajaran yang baru, aku berangkat seperti biasa, tak sengaja aku bertemu di jalan dengan dia dan tentu saja abangnya, andai saja dia sendirian mungkin saja itu menjadi hari pertama ku berbicara dengannya. Dia terlihat berbeda dalam balutan seragam dengan rok biru dan dasi senada dengan roknya, sial sekali kenapa dia mesti dengan abangnya.
…..
Setiap hari ternyata sama saja, aku tidak pernah bisa berbicara dengannya. Aku sering kali sering melihatnya duduk di depan kelas waktu istirahat dengan tatapan yang entah kenapa aku merasa tatapan itu mengarah pada ku, namun ayolah tidak mungkin. Pada suatu malam aku datang kerumahnya, tentu untuk mengerjakan tugas kelompok dengan abangnya, namun tentu saja aku persiapan full karena pastinya dia akan di rumah bukan?. Sesampai di rumahnya kami mulai mengerjakan tugas itu, namun sialnya lagi kenapa rumah ini terbagi jadi dua ruangan yang ditutupi tirai. Kami mengerjakan tugas itu di ruang tamu dan aku yakin dia ada di ruang yang sanyup terdengar suara TV.
…..
Tepat jam 8 malam akhirnya yang kutunggu, ada seseorang yang berjalan dengan celana hitam longgar namun pendek, dengan kaos yang ukuranya jauh lebih besar dari badannya, rambut yang sedikit basah berjalan menenteng beberapa buku dan duduk di kursi yang membelakangi kami. Ah, setidaknya malam ini aku melihat tanpa seragam sekolah untuk pertama kalinya.
…..
aku tenggelam mencintainya dalam diam yang kusimpan dari semua orang. Tidak pernah kuberanikan diriku untuk bertanya, atau sekedar memberanikan diri untuk menciptakan waktu bersamanya. Ditengah segala diamku, di suatu waktu aku baru tersadar bahwa kadang waktu tidak berpihak. Sampai aku meninggalkan desa ini untuk memasuki SMA tidak ada yang berubah, aku masih saja mencintai dia namun hanya dalam diam.


bukhorigan memberi reputasi
1
255
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan