- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
Penyewekan [Pengasih]


TS
pionic24
Penyewekan [Pengasih]
Halo selamat siang sahabat, lama tidak sempat nulis nih. Balik lagi dengan Pionic24. Mungkin sudah beberapa cerita yang Pion bagikan sama sahabat sekalian dan rata2, Ehh!, bukan rata2 sih!. Tapi semua cerita yang Pion tulis adalah cerita pengalaman dari orang lain, mungkin terlintas di benak pembaca Apa Si Newbie ini gak pernah mengalami pengalaman horor ya?, sehingga ngumpulin cerita dari orang lain aja bisanya.
Terus terang saja Pion punya beberapa pengalaman mistis tapi gak seseru pengalaman orang yang Pion tulis di thread sebelumnya dan satu hal lagi Pion tidak ahli dalam bercerita pengalaman sendiri, takut kurang wah gitu. But, setelah beberapa kali berfikir dan ‘ketik-hapus’ menyesuaikan agar tidak ada yang merasa tersingguang ahirnya pada kesempatan kali ini Pion bakal mencoba sedikit bercerita tentang sebuah pengalaman, sekali lagi bukan pengalaman sendiri. Tapi, sebuah pengalaman berkesan bersama seorang teman yang akan Pion ceritain spesial buat sahabat senior Kaskus semuanya.
![Penyewekan [Pengasih]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/18/10832441_20200518113615.jpg)
sumber: mesin pencari
Hari itu nampak mendung dengan hujan yang rintik lebat. Tergambar tetes2 hujan turun diterpa cahaya lampu penerangan jalan. Layar HP terpangpang jelas angka 21:00 dan aku masih terduduk di kursi sebuah bar berhadapan dengan Barista-nya yang sibuk meracik minuman. Hingga beberapa saat kemudian segelas minuman berwarna biru terang mendarat diatas meja, segera aku goyangkan gelas itu berharap suara es batu yang beradu dengan gelas bisa meramaikan suasana bar kecil dikampungku yang begitu sepi.
“Kayaknya pemuda malas keluar hujan2 gini Bli (Bro)” ujar si Barista sambil merapikan gelas yang nampaknya kedai minuman ini bakal tutup lebih awal hari ini, ya juga sepertinya isyarat mengusirku secara halus mungkin, toh aku cuma sendiri disini uangku juga sedikit paling bisa beli segelas minuman dan beberapa batang rokok.
![Penyewekan [Pengasih]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/18/10832441_20200518113928.jpg)
ilustrasi bar sepi (gambar hanya ilustrasi bukan bagian dari cerita)
Sesekali kutelan minuman yang cukup pahit itu sambil menghisap rokok di tangan kiriku silih berganti seperti makan tahu dan cabe bergiliran. Sudah 3 hari aku dikampung halaman, kebetulan libur cukup panjang sehingga aku bisa meluangkan waktu dari kesibukan kantor yang memuakan.
Gelas itu pun kososng, aku meletakan selembar uang 20rb-an dibawah gelas dan akan beranjak pulang. Belum terangkat bokongku dari kursi sebuah tangan basah menepuk dan menekan pundaku seolah melarang tubuhku beranjak. Aku tengok kebelakang melihat siapa si pemilik tangan ini dan ternyata dia adalah Odik temanku sewaktu SMP. Kulihat senyum diwajahnya segera kemudian dia duduk di kursi sebelahku, jaketnya yang basah terkena air hujan ia tanggalkan.
“Pidan cai mulih Pion??, (kapan kamu pulang Pion?)” tanya Odik mehadapku
“Ba ada di telun cang jumah, (sudah ada tiga hari aku dirumah)” jawabku
sambil menjabat tangan sobatku ini. Padahal aku mau pulang tapi sungkan rasanya kalo meninggalkan si Odik ini, nanti dikiranya aku sombong.
“Mih!!.. lama tidak kelihatan udah makin gemuk aja!”. Canda Odik padaku.
“Ahh!!.. ini sudah agak kurus, dulu waktu di sekolah lebih gemuk lagi hehehe. Kamu juga sudah keren sekarang!, masih hoby Nge-Game nih?” jawabku, sambil mengingat-ngingat hobi temanku yang sering dibilang kuper karena kerjanya mojok main game aja.
“Aduhh!!, sekarang jarang!, masih sibuk gambar2 aja, Pion pidan nganten ne?, (kapan nikah nih?)” tanya Odik sambil tertawa kepadaku yang ikut tertawa sembari menjawab.
“Kamu ini ada2 saja, kamu tau sendiri kan?, aku udah kayak jimat penolak wanita, cewek2 selalu ngejauh kalo ketemu aku!”, kataku diahiri tawa kami berdua, Bar sepi itu seolah ramai oleh tawa kami berdua.
“Trus kamu gimana nih?, undangannya kok gak ada dikirim ke aku?” tanyaku sambil tertawa tapi terlihat tawa di wajah Odik sirna menjadi mimik wajah yang lemas dan pasrah. “Waduh!, salah ngomong apa aku?”, pikirku. Merasa tidak enak hati segera ingin aku ucapkan maaf, tapi sebelum mulutku berucap Odik keburu bilang sesuatu, sesuatu yang ucapan yang sangat asing di telingaku.
“Gus!, pesen arak 1 botol pure jangan di campur!” ucap si Odik pada Barista yang sudah beres2 menuntup Fresser-nya. Barista itu bingung, mungkin dalam hatinya menolak pesanan itu.
“Bli, maaf ini sudah mau...” belum putus suara si barista, dua lembar IDR 100K nemplok melambai di terpa kipas angin diatas meja Bar.
“Okeh Bli siap!!” si Barista nyengir dan beraksi mengerjakan pesanan. “Sekalian cemilan sama minuman soda” Odik menambah pesananya. Aku tercengang melihat perubahan kawan lamaku ini, perasaan dia dulu culun banget. Jangankan minum alkohol, lecet sampai digosok alkohol saja tidak pernah. Memang Odik kelihatan anak mami tapi sejatinya orangnya sangat loyal. Tapi dipikir-pikir ini anak bakalan ngajak minum, kalo gini pasti bakalan lama, mending tidur dirumah. Pelan2 aku ambil HP sambil pura2 melihat Chat.
“Dik.. kayaknya saudara dirumah manggil nih, katanya minta bantuan nugas” aku berusaha meyakinkan supaya bisa pulang, Odik menatapku sambil menakian alis.
“Bli Barista!, rokok yang kayak gini 2 bungkus!” ucap Odik sambil meletakan uang 100rb-an lagi diatas meja dan menindihnya dengan bungkus rokokku yang kosong lompong.
“Kamu kenapa Dik?.. apa yang bisa aku bantu sebagai temanmu?”, kataku sambil menepuk bahu sobat terbaiku ini.
“Kamu gak jadi pulang?, katanya mau bantu tugas?” tanya Odik
“Nggak lah!, besok juga bisa, toh besok aku gak kemana” segera aku
nyalakan rokok yang baru diletakan diatas meja sama si Barista itu. Odik tersenyum sambil beberapa kali terbatuk oleh asap rokokku.
Sebotol air bening dalam kemasan botol plastik 600ml berdiri megah diatas meja disertai sebuah gelas sloki kecil diiringi oleh kentang goreng dan beberapa cemilan lainya, serta tak lupa 2 kaleng minuman soda dingin. Ini benar2 luar biasa, aku ingat2 tanggal dan bulan hari ini bukan ulang tahunku, mungkin dia yang ultah pikirku.
Gemricik minuman itu tersaji manis di gelas sloki, aroma wangi semerbak membelai hidungku. Odik langsung menenggak minuman itu nampak dari mimik wajahnya dia bukan seorang profesional, dilanjutkan lagi tuangan untuk diriku sendiri barulah sebuah cerita mengalir dari mulut kawanku ini.
![Penyewekan [Pengasih]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/18/10832441_20200518115106.jpg)
Gambar ilustrasi menuang minuman
“Sebenernya aku punya masalah Yon”, ucap Odik singkat dengan kesedihan mendalam yang bisa aku rasakan dari matanya yang berlapis kaca tebal itu. Aneh bagiku mengetahui tukang desigen tajir ini punya masalah, kembali aku tuangkan dan segera isi gelas itu diminum Odik.
“Aku suudine jak Mira cing!!. (diputusin sama Mira njing!!)”, aku terkejut mendengarnya. Mira adalah pacarnya si Odik sejak dari SMP dan bisa dibilang Mira ini First Love-nya si Odik. Mira sebenernya lumayan cantik, bodinya bagus pula maklum penari Bali tau sendiri kan. Beruntung Si Odik mendapatkan Mira yang bisa menerima Odik yang culun dan cuek gamer sejati ini, jodoh memang tidak bisa ditebak. Dibandingkan aku yang jaman SMP dulu sampe rela nabung buat beli HP tapi setelah punya gak kunjung di-SMS sama cewek di sekolah, parah memang.
“Kok bisa gitu Dik?” tanyaku heran sembari menuang minuman dan meneguknya.
“Susah dipercaya pokoknya Yon!, kamu jangan ketawa ya!” Odik berkata sambil membuka minuman kaleng, aku mengangguk penasaran.
“Mira kena penyewekan (pengasih) Yon!” sambung Odik menghela nafas panjang menatapku serius. Aku terdiam memandangi wajah Odik yang masih menghadapku itu beberapa detik aku mencoba mencerna kata2 sahabatku yang sejak SMP dulu mengaku Atheis dan paling gak suka diajak sembahyang ini. Sampai aku tak kuasa menahan tawa yang sudah diujung lidahku.
“Hahahahaha!!” air mataku sampai keluar “Odik-Odik!, Amerika sudah bikin satelit!, kok masih percaya yang begituan?!!”, ucapku cekikikan mengutip kata2 temanku dulu, waktu aku dan kawan2ku yang lain nonton video penampakan horor di kelas.
“Kleng!!, (sial!!), kali ini beda Yon!!, aku sendiri yang bener2 liat!, sumpah kali ini aku percaya!” ucapnya serius, aku lirik benang tiga warna terjalin di leher dan tangan sahabatku, aku berhenti tertawa dan ku tatap matanya.
![Penyewekan [Pengasih]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/18/10832441_20200518120220.jpg)
gambar ilustrasi benang Tridatu (gambar hanya ilustrasi nemu di mesin pencari dan bukan bagian dari cerita)
“Gimana?, aku mau tau ceritanya” ujarku sembari menyerahkan sloki yang penuh terisi yang langsung di tenggak sahabatku Odik,
“ Begini ceritanya Yon....”
Bersambung.......
Terus terang saja Pion punya beberapa pengalaman mistis tapi gak seseru pengalaman orang yang Pion tulis di thread sebelumnya dan satu hal lagi Pion tidak ahli dalam bercerita pengalaman sendiri, takut kurang wah gitu. But, setelah beberapa kali berfikir dan ‘ketik-hapus’ menyesuaikan agar tidak ada yang merasa tersingguang ahirnya pada kesempatan kali ini Pion bakal mencoba sedikit bercerita tentang sebuah pengalaman, sekali lagi bukan pengalaman sendiri. Tapi, sebuah pengalaman berkesan bersama seorang teman yang akan Pion ceritain spesial buat sahabat senior Kaskus semuanya.
![Penyewekan [Pengasih]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/18/10832441_20200518113615.jpg)
sumber: mesin pencari
Hari itu nampak mendung dengan hujan yang rintik lebat. Tergambar tetes2 hujan turun diterpa cahaya lampu penerangan jalan. Layar HP terpangpang jelas angka 21:00 dan aku masih terduduk di kursi sebuah bar berhadapan dengan Barista-nya yang sibuk meracik minuman. Hingga beberapa saat kemudian segelas minuman berwarna biru terang mendarat diatas meja, segera aku goyangkan gelas itu berharap suara es batu yang beradu dengan gelas bisa meramaikan suasana bar kecil dikampungku yang begitu sepi.
“Kayaknya pemuda malas keluar hujan2 gini Bli (Bro)” ujar si Barista sambil merapikan gelas yang nampaknya kedai minuman ini bakal tutup lebih awal hari ini, ya juga sepertinya isyarat mengusirku secara halus mungkin, toh aku cuma sendiri disini uangku juga sedikit paling bisa beli segelas minuman dan beberapa batang rokok.
![Penyewekan [Pengasih]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/18/10832441_20200518113928.jpg)
ilustrasi bar sepi (gambar hanya ilustrasi bukan bagian dari cerita)
Sesekali kutelan minuman yang cukup pahit itu sambil menghisap rokok di tangan kiriku silih berganti seperti makan tahu dan cabe bergiliran. Sudah 3 hari aku dikampung halaman, kebetulan libur cukup panjang sehingga aku bisa meluangkan waktu dari kesibukan kantor yang memuakan.
Gelas itu pun kososng, aku meletakan selembar uang 20rb-an dibawah gelas dan akan beranjak pulang. Belum terangkat bokongku dari kursi sebuah tangan basah menepuk dan menekan pundaku seolah melarang tubuhku beranjak. Aku tengok kebelakang melihat siapa si pemilik tangan ini dan ternyata dia adalah Odik temanku sewaktu SMP. Kulihat senyum diwajahnya segera kemudian dia duduk di kursi sebelahku, jaketnya yang basah terkena air hujan ia tanggalkan.
“Pidan cai mulih Pion??, (kapan kamu pulang Pion?)” tanya Odik mehadapku
“Ba ada di telun cang jumah, (sudah ada tiga hari aku dirumah)” jawabku
sambil menjabat tangan sobatku ini. Padahal aku mau pulang tapi sungkan rasanya kalo meninggalkan si Odik ini, nanti dikiranya aku sombong.
“Mih!!.. lama tidak kelihatan udah makin gemuk aja!”. Canda Odik padaku.
“Ahh!!.. ini sudah agak kurus, dulu waktu di sekolah lebih gemuk lagi hehehe. Kamu juga sudah keren sekarang!, masih hoby Nge-Game nih?” jawabku, sambil mengingat-ngingat hobi temanku yang sering dibilang kuper karena kerjanya mojok main game aja.
“Aduhh!!, sekarang jarang!, masih sibuk gambar2 aja, Pion pidan nganten ne?, (kapan nikah nih?)” tanya Odik sambil tertawa kepadaku yang ikut tertawa sembari menjawab.
“Kamu ini ada2 saja, kamu tau sendiri kan?, aku udah kayak jimat penolak wanita, cewek2 selalu ngejauh kalo ketemu aku!”, kataku diahiri tawa kami berdua, Bar sepi itu seolah ramai oleh tawa kami berdua.
“Trus kamu gimana nih?, undangannya kok gak ada dikirim ke aku?” tanyaku sambil tertawa tapi terlihat tawa di wajah Odik sirna menjadi mimik wajah yang lemas dan pasrah. “Waduh!, salah ngomong apa aku?”, pikirku. Merasa tidak enak hati segera ingin aku ucapkan maaf, tapi sebelum mulutku berucap Odik keburu bilang sesuatu, sesuatu yang ucapan yang sangat asing di telingaku.
“Gus!, pesen arak 1 botol pure jangan di campur!” ucap si Odik pada Barista yang sudah beres2 menuntup Fresser-nya. Barista itu bingung, mungkin dalam hatinya menolak pesanan itu.
“Bli, maaf ini sudah mau...” belum putus suara si barista, dua lembar IDR 100K nemplok melambai di terpa kipas angin diatas meja Bar.
“Okeh Bli siap!!” si Barista nyengir dan beraksi mengerjakan pesanan. “Sekalian cemilan sama minuman soda” Odik menambah pesananya. Aku tercengang melihat perubahan kawan lamaku ini, perasaan dia dulu culun banget. Jangankan minum alkohol, lecet sampai digosok alkohol saja tidak pernah. Memang Odik kelihatan anak mami tapi sejatinya orangnya sangat loyal. Tapi dipikir-pikir ini anak bakalan ngajak minum, kalo gini pasti bakalan lama, mending tidur dirumah. Pelan2 aku ambil HP sambil pura2 melihat Chat.
“Dik.. kayaknya saudara dirumah manggil nih, katanya minta bantuan nugas” aku berusaha meyakinkan supaya bisa pulang, Odik menatapku sambil menakian alis.
“Bli Barista!, rokok yang kayak gini 2 bungkus!” ucap Odik sambil meletakan uang 100rb-an lagi diatas meja dan menindihnya dengan bungkus rokokku yang kosong lompong.
“Kamu kenapa Dik?.. apa yang bisa aku bantu sebagai temanmu?”, kataku sambil menepuk bahu sobat terbaiku ini.
“Kamu gak jadi pulang?, katanya mau bantu tugas?” tanya Odik
“Nggak lah!, besok juga bisa, toh besok aku gak kemana” segera aku
nyalakan rokok yang baru diletakan diatas meja sama si Barista itu. Odik tersenyum sambil beberapa kali terbatuk oleh asap rokokku.
Sebotol air bening dalam kemasan botol plastik 600ml berdiri megah diatas meja disertai sebuah gelas sloki kecil diiringi oleh kentang goreng dan beberapa cemilan lainya, serta tak lupa 2 kaleng minuman soda dingin. Ini benar2 luar biasa, aku ingat2 tanggal dan bulan hari ini bukan ulang tahunku, mungkin dia yang ultah pikirku.
Gemricik minuman itu tersaji manis di gelas sloki, aroma wangi semerbak membelai hidungku. Odik langsung menenggak minuman itu nampak dari mimik wajahnya dia bukan seorang profesional, dilanjutkan lagi tuangan untuk diriku sendiri barulah sebuah cerita mengalir dari mulut kawanku ini.
![Penyewekan [Pengasih]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/18/10832441_20200518115106.jpg)
Gambar ilustrasi menuang minuman
“Sebenernya aku punya masalah Yon”, ucap Odik singkat dengan kesedihan mendalam yang bisa aku rasakan dari matanya yang berlapis kaca tebal itu. Aneh bagiku mengetahui tukang desigen tajir ini punya masalah, kembali aku tuangkan dan segera isi gelas itu diminum Odik.
“Aku suudine jak Mira cing!!. (diputusin sama Mira njing!!)”, aku terkejut mendengarnya. Mira adalah pacarnya si Odik sejak dari SMP dan bisa dibilang Mira ini First Love-nya si Odik. Mira sebenernya lumayan cantik, bodinya bagus pula maklum penari Bali tau sendiri kan. Beruntung Si Odik mendapatkan Mira yang bisa menerima Odik yang culun dan cuek gamer sejati ini, jodoh memang tidak bisa ditebak. Dibandingkan aku yang jaman SMP dulu sampe rela nabung buat beli HP tapi setelah punya gak kunjung di-SMS sama cewek di sekolah, parah memang.
“Kok bisa gitu Dik?” tanyaku heran sembari menuang minuman dan meneguknya.
“Susah dipercaya pokoknya Yon!, kamu jangan ketawa ya!” Odik berkata sambil membuka minuman kaleng, aku mengangguk penasaran.
“Mira kena penyewekan (pengasih) Yon!” sambung Odik menghela nafas panjang menatapku serius. Aku terdiam memandangi wajah Odik yang masih menghadapku itu beberapa detik aku mencoba mencerna kata2 sahabatku yang sejak SMP dulu mengaku Atheis dan paling gak suka diajak sembahyang ini. Sampai aku tak kuasa menahan tawa yang sudah diujung lidahku.
“Hahahahaha!!” air mataku sampai keluar “Odik-Odik!, Amerika sudah bikin satelit!, kok masih percaya yang begituan?!!”, ucapku cekikikan mengutip kata2 temanku dulu, waktu aku dan kawan2ku yang lain nonton video penampakan horor di kelas.
“Kleng!!, (sial!!), kali ini beda Yon!!, aku sendiri yang bener2 liat!, sumpah kali ini aku percaya!” ucapnya serius, aku lirik benang tiga warna terjalin di leher dan tangan sahabatku, aku berhenti tertawa dan ku tatap matanya.
![Penyewekan [Pengasih]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/18/10832441_20200518120220.jpg)
gambar ilustrasi benang Tridatu (gambar hanya ilustrasi nemu di mesin pencari dan bukan bagian dari cerita)
“Gimana?, aku mau tau ceritanya” ujarku sembari menyerahkan sloki yang penuh terisi yang langsung di tenggak sahabatku Odik,
“ Begini ceritanya Yon....”
Bersambung.......




mastercasino88 dan midnighttalk memberi reputasi
2
770
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan