Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bintanglangit21Avatar border
TS
bintanglangit21
Menghitung Hari


Jangan biarkan hatimu berlarut-larut dalam kesedihan atas masa lalu, atau kamu tidak akan pernah siap untuk menghadapi apa yang akan terjadi." - Ali Bin Abi Thalib

•••

"Kamu mengidap penyakit Leukemia stadium awal." wajahku memucat, seluruh tubuhku berkeringat dingin. Ucapan pria paruh baya di hadapanku seakan menghancurkan mimpi yang sedang ku perjuangkan sejak awal dan sebentar lagi aku sudah berada di posisi yang diinginkan siapa saja bagi mereka yang menyukai dunia bulu tangkis. "Saya harap, kamu bisa istirahat penuh tanpa banyak melakukan aktivitas berat," saran dokter itu kemudian aku bangkit meninggalkan ruangannya menuju gedung pelatnas, tempat latihanku.

•••

Aku memandang bola kok yang berserakan di hadapanku. Rasanya baru kemarin aku bisa berada di sini, belajar dengan penuh semangat agar bisa maju menggantikan posisi atlet-atlet lain yang sudah pensiun untuk mengharumkan nama Indonesia di tingkat Internasional. Dan harapanku untuk itu telah pupus setelah dokter memvonis diriku mengidap leukemia.

"Bagaimana hasil tes pemeriksaannya?" tanya Adhis, salah satu atlet bulu tangkis putri yang jadwal latihannya sama denganku. Dia juga yang tahu bagaimana kondisiku saat berlatih dua minggu lalu.

"Aku baik-baik saja Dhis, hanya kelelahan fisik," jawabku berbohong. Tentu saja aku tak ingin memberitahu kepada siapapun termasuk pelatihku, coach Adam.

"Oh begitu, tapi kenapa kamu masih di sini Nau? coach Adam kan sudah menunggumu di lapangan tiga untuk melatih smash dan loopmu yang masih kacau akibat latihan kemarin," ucap Adhis membuatku mengingat sejenak. Tujuanku kemari untuk itu bukan berdiam diri di sudut lapangan meratapi bola-bola kok yang sudah hancur akibat pukulan dari raket-raket penghuni pelatnas saat latihan setiap hari atau bahkan sebelum kompetisi berlangsung. Aku lantas bangkit mengambil raket dan berlari menuju lapangan tiga tempat pelatihku menunggu di sana.

"Kamu terlambat sepuluh menit, dari mana?" tanya coach Adam yang berada di depanku.

Aku hanya memasang wajah cengegesan di hadapannya dan menunjuk kursi di pinggir lapangan yang ku duduki tadi saat sedang meratapi nasibku yang akan datang.

"Udah pemanasan sama lari?" tanya coach Adam menatapku lalu bangkit menuju lapangan lawan.

"Udah coach, " jawabku lalu mengambil posisi siap untuk melakukan smashdan loopyang sempat kacau akibat gejala leukimia itu datang menyerang tubuhku hingga membuatku kehilangan konsentrasi.

Namun saat aku sudah berada di posisi siap, nyeri itu datang kembali menghampiri kakiku membuatku hampir kehilangan konsentrasi namun segera ku alihkan dengan menatap bola yang sudah melambung ke arahku. Aku bersiap melompat dan memukul bola menggunakan raket namun nyeri itu membuatku kehilangan konsentrasi kedua kalinya. Kepalaku kembali pusing dan aku merasa ada cairan yang mengalir melalui hidungku. Pandangan yang awalnya jelas perlahan mulai tidak jelas di mataku dan semuanya gelap.

•••

"Bagaimana keadaan Nau, Dok?"tanya Adam saat dokter keluar dari ruang UGD. Satu jam yang lalu Naufal pingsan saat ingin melakukan smash dan Adam sang pelatih segera membawa muridnya itu ke sebuah klinik yang dekat dengan pelatnas.

"Kondisi dia buruk, dia juga mengidap leukemia stadium awal," ucap dokter membuat Adam terkejut dengan penuturan dari dokter di hadapannya.

"Boleh saya bertemu dengan Nau?" Adam bertanya. Dokter itu tersenyum, lalu mempersilahkan pria berusia tiga puluh delapan itu untuk masuk ke dalam ruangan Naufal.

•••

"Nau, sepertinya saya harus mencari pengganti kamu untuk pertandingan bulan depan," ucap coach Adam membuatku kaget setengah mati. Kenapa? Apakah pelatihku mengetahui penyakit leukemia ini hingga memutuskan untuk menggantiku?

"Jangan coach, Nau mohon. Ini pertandingaku untuk mengharumkan nama Indonesia. Nau janji setelah itu Nau akan berhenti," ucapku memelas.

"Kamu yakin, Nau?" tanya coach Adam menatapku dengan khawatir.

"Nau yakin, anggap saja ini pertandingan terakhir Nau di dunia bulu tangkis coach. " aku menyakinkan pelatihku. Setidaknya ini bisa membuatku membawa harum nama Indonesia dengan prestasiku di dunia bulu tangkis.

•••

Pertandingan yang kutunggu telah tiba, aku sudah menanti momen-momen kebersamaan dengan para kontingen Indonesia untuk mengikuti kompetisi yang diadakan BWF. Latihan selama dua minggu lalu tidak mengurangi performaku hari ini. smash dan loop yang kemarin sempat kacau balau tidak lagi muncul saat latihan berikutnya.

"Mari kita sambut atlet putra perwakilan Indonesia, Naufal Langit Samudra." suara moderator pertandingan itu terdengar seisi gedung bulu tangkis. Aku memasuki lapangan dengan penuh semangat sambil mengenggam raketku. Malam ini, mungkin akan menjadi awal dan akhir dari 7 tahun karirku di dunia olahraga khususnya bulu tangkis.

"Yang kedua, mari kita sambut Chen He Ho dari China," lanjutnya menyebutkan nama lawanku kali ini. Setelah kami dalam posisi siap, peluit tanda dimulainya pertandingan berbunyi. Aku lebih dulu melakukan servis dan bola saling berbalas satu sama lain.

Kini skorku dan Chen berbeda jauh. Aku mendapatkan skor terbanyak daripada Chen. Padahal yang ku tahu, atlet china seharusnya lebih hebat dari atlet dari negara lain termasuk aku. Malam ini, kali terakhir aku bertanding dan aku telah berhasil masuk ke final.

•••

Malam ini penentuan final antara aku dan seorang atlet putra bernama Kim Hyo So. Seorang atlet berkebangsaan Korea dan nomor satu di daftar rangking dunia. Aku menelan salivaku. Ini bukan lawan yang harus ku remehkan seperti kemarin. Tanganku mulai siap melakukan servis Permainanku dan Hyo So berlangsung sengit, aku bahkan hampir kehilangan konsentrasi awal karena bola kok bertubi-tubi datang padaku tanpa ampun hingga menghasilkan banyak skor untukku. Skorku dan skor Hyo So seri, dia memulai servis aku sudah mewanti-wanti untuk melakukan smash dan mengakhiri pertandingan.

Harapanku untuk melakukan smash berada di detik terakhir. Aku sudah melompat dan menyerang lawanku dengan smash terakhir hingga nyeri itu datang kembali membuatku tersungkur di lapangan dan bola kok berhasil masuk ke lapangan lawan. Pandanganku kembali tidak jelas dan perlahan gelap.

•••

"Dia koma, kondisinya sangat buruk, dia berkerja keras untuk pertandingan itu," tutur seorang dokter pada Adam. Tiga jam yang lalu, Naufal berhasil memenangkan kompetisi itu dan mendapatkan medali emas. Namun, saat setelah melakukan smash terakhir yang membuatnya terjatuh ke lantai lapangan menggemparkan seisi gedung . Bagaimana tidak? Hidung yang mengalirkan darah segar dan muka pucat pasi menjadi perbincangan hangat. Apakah Naufal mengidap penyakit serius? Itu semua dipaparkan Adam saat konferensi berlangsung. Beliau mengatakan sejujurnya apa yang dialami Naufal bahkan perjuangan pemuda itu untuk mengharumkan nama Indonesia di kompetisi bergengsi seluruh dunia.

•••
Ruangan serba putih itu sepi, hanya ada Naufal di sana dengan berbagai macam alat medis menempel di tubuhnya. Adam datang seorang diri sambil membawa medali emas dan raket milik Naufal. Medali emas itu Adam kalungkan di leher Naufal sebagai tanda bahwa pemuda yang tengah berbaring koma itu telah berhasil mewujudkan mimpinya menjadi atlet nasional yang sudah berkompetisi di pertandingan internasional.

"Terima kasih, Nau, semoga kamu cepat bangun dari tidur panjangmu," bisik Adam lalu meninggalkan ruangan Naufal setelah meletakkan raket milik pria itu di sebelah brankar.

•••

Tiga bulan berlalu, dan Naufal belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan terbangun dari tidur panjangnya. Adam dan rekan sesama bulu tangkis bergantian menjaga pemuda itu selama tiga bulan terakhir. Namun harapan yang selama ini mereka harapkan pupus. Kondisi Naufal semakin memburuk menyebabkan penurunan fungsi vital dan membuatnya tetap di dalam fase koma sampai waktu yang tidak dapat ditentukan oleh manusia. Dan hanya Tuhan lah yang tahu kapan Naufal akan membuka mata lalu kembali mengejar mimpinya seperti dulu.



putramelankolisAvatar border
E12212919Avatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 15 lainnya memberi reputasi
14
470
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan