Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

smart70againAvatar border
TS
smart70again
Janji Janin
Ok Kita lanjut Part 2 dari Janji Janin. jangan lupa emoticon-Toastemoticon-Rate 5 Star , Komeng, syukur syukur di share ya GaSis, karna dukungan dari Agan dan Sis, merupakan semangat bagi saya, xixixixixixi.


Full urutan cerita silahkan baca disini gan ;
yang belum baca part 1 silahkan baca di sini ya gan
Full Cerita Janji Janin





Pisungsung Getih

Janji Janin - Part 2

7 hari berjalan setelah kepergian orang tua ku, ku coba perlahan menjalani hidup seperti sedia kala. Kisah horor yang semula menjadi tanya besar tidak lagi terjadi di seminggu ini, semua nampak baik saja kecuali hati ku yang masih merasakan kehilangan.


pagi itu aku harus berkunjung ke kantor pusat tempat dimana aku nanti akan bekerja.

Arep mangkat ndok?(Mau berangkat nak?) 
Iyo bule.
Penpundi? (Kemana)
Menata masa depan Lek, doa kan rina lancar ya bulek, biar nanti rina ga nyusahin bule sama pak le lagi.
 
ngomomg opo toh Ndok, saiki kulo iki mbok mu ojo sungkan sungkan, kayak orang lain saja.
 
Iyo bule. 
 
Yo weis, sesok bule karo pak le balik ning ngetan, Jenengan ojo suwe suwe.
Ono hal penting yg mesti tak sampaikan karo jenengan.
Opo bule ?
Kamu mangkat sek, tar pulang tak sampaikan.
Njeh  rina Mangkaat sek yo bulek.
.
>>>>>>>> Lanjut bantu Share, Cendol, and Rating ya Agan <<<<<<<<

 
Langkah kaki kembali ku ayunkan di deru padat nya ibu kota. Keadaan masih seperti biasa, rame dengan lalu lalang kendaraan yg memadatin setiap ruas jalanan. Tiada yang berubah, hari ini saya masih berdesakan dengan para pencari nafkah, tuk saling berebut kursi di angkutan umum nanti.
 
10 menit berlalu, angkutan yang kunanti akhir nya menampakan wujudnya, namun terasa ganjil, halte yang begitu padat dengan para penumpang yang sedang menanti jemputan tidak ada seorangpun yang memiliki rute sejalan dengan ku. Ya sudahlah, mungkin ini rejekikecil dari Tuhan, hari ini aku tidak perlu berdesakan di dalam angkot.
 
Didalam angkot hanya ada 4 orang, seorang supir yang berada di depan, dan 3 lain nya seperti keluarga kecil, dengan susunan seorang wanita yang sedang mengendong bayi, dengan keberadaan suaminya tepat disampingnya. Wanita itu tampak tertidur pulas di pundak sang pria yang senantiasa terjaga seolah menjaga keluarga nya.
 
Pakaian mereka tampak lesu, seperti orang kampung yang baru datang ke kota, aku merasakan iba melihat wanita dan anak tersebut yg terlelap seolah merasakan rasa lelah yang teramat sangat. Begitu juga sang pria yang tampak muram disepanjang perjalanan.
 
Sudah hampir 20 menit berlalu, namun tidak ada tanda tanda akan ada penumpamg lain yg naik, rasa jenuh menghampiri dipagi hari itu, sejenak kubaca buku yang ku bawa sembari memasang headset di telinga ku, Walkman pemberian abah merupakan senjata yang ampuh untuk mengusir kejenuhan dan menenangkan pikiran guna mempersiapkan diri menuju ketempat dimana aku akan bekerja nanti.
 
Keadaan yg semula tenang mulai agak berisik dengan tangisan bayi yang digendong wanita tersebut. 
 
Hushushus.. suara ke ibuan yang biassanya berusaha menenangkan bayi nya
Sabar ya nak sebentar lagi kita sampai.
Masih jauh kah pak?
Sabar buk sebentar lagi kita sampai, jawab si pria itu.
Tiba tiba tanpa sebab dan akibat
Wanita tersebut menangis sembari berkata kepada suami nya.
 
Aku ga mau kita balik lagi pak, aku ga mau dihina begini terus. 
dan ...
Iya buk sudah, papa mengerti papa coba cari jalan keluar nya demi kamu dan Keselamatan anak kita.
 
Melihat mereka berdebat di depan umum, yang notabane nya ada saya disitu, pastilah keluarga kecil ini memiliki masalah yang termat sangat dalam benak ku, sehingga mengesampingkan keberadaan ku. Wanita tersebut masih terseduh, sedih penuh haru. sesekali dia menciumi anak nya.
 
Apapun yang terjadi ibu pasti menjaga mu ndok..
Sehat sehat ya anak ku karina yustika... 
 
Bak disamber petir, aku langsung menoleh ke arah wanita tersebut.
 
Doooor...... citttttttt. … Braakk…
Angkutan yang ku tumpangi seketika oleng dan menghempas kan aku ke bagian belakang, kepala ku menghantam di bagian kaca mobil belakang.
 
Pandangan ku terasa gelap, sungguh pusing teramat sangat.
Samar samar ku dengar seseorang memanggil ku
 
Rin.. Nak..
 
Ibu batin ku terucap….
 
Pandangan ku yang masih gelap membuat aku tidak bisa melihat sosok seseorang yang kini ada dihadapan ku, seoalah merangkul ku untuk berdiri kembali.
 
Rin, Ibu njaluk maaf, kabeh iki terpaksa ibu lakoni
Ibu uwis usaha mutus janji karo iblis terkutuk iku, lan ibu mikir nek numbalke nyowo iso rampung kabeh
(Rin ibu minta maaf, semua ini terpaksa ibu lakukan, ibu sudah berusaha memutuskan janji dengan Iblis terkutuk itu, ibu pikir dengan menumbalkan nyawa semua kan berakhir).
 
Saiki awak mu lagi bahaya, iblis ngincar kowe nggo nuntaske perjanjian iko, ojo nganti salah langkah ndo. Nek salah milih dadi bahaya, kuatke awakmu ndok.
(Sekarang kamu lagi bahaya, iblis itu menginginkanmu menuntaskan perjanjian itu, jangan salah langkah, bila salah memilih akan berakhir tragis, kuat kan dirimu nak).
 
>>>>>>Nafas dulu gan sambil tunggu Ratingnya. Hehehe<<<<<<










Lanjut Dikit Bab 2 Dikolom Komentar , Bab 3 Cek Disini gan :
Tumbal
Diubah oleh smart70again 14-06-2020 19:25
nona212Avatar border
abiimanyunnAvatar border
irasional21Avatar border
irasional21 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1K
5
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan