Tradisi SEJARAH ini telah menjadi kaerifan lokal di desa kami. Sebuah dusun bernama Nglebak, namun lebih dikenal dengan Jatirejo. Pohon jatinya rejoalias banyak. Air sumur di sini juga mengandung kapur, namun masih dalam ambang normal sih.

Kembali kepada tradisi SEJARAH. Sejarah di sini bukan pelajaran sekolah, melainkan adat atas kebiasaan desa yang saban tahun dilakukan, aktivitas SEJARAH diterapkan sehabis melakukan sholat Idul Fitri bersama. Sesuai kebiasaan yaitu ; bertandang ke rumah-rumah saudara, tetangga yang lebih tua guna halal bi halal.

Itulah rangkaian SEJARAH. Mengadaptasi warisan luhur sesepuh babat desa Jatirejo yang beliau adalah Mbah Ngumar. Masjid di sini juga dinamakan Masjid Al Uamar, kalau dalam Google Map akan Gansist temukan "Masjid Agung Al Umar Jatirejo" kok.




Setelah pulang dari melakukan sholat Idul Fitri bersama, biasanya kita akan berkumpul dulu bersama keluarga, saling memohon "Fitri" atau halal bi halal. Makanya, tak jarang pemudik dari kota rela merogoh kocek 3X lipat demi bisa pulang ke kampung halaman tho?



Foto di atas adalah foto Ane bersama keluarga. Tak lupa sebagai kenangan kami berfoto sehabis sungkeman. Biasanya akan ada momen di mana tangis-tangisan, njaluk sepuro, dan rangkul-rangkulan sesama anggota keluarga. Mau misuh, marah, boroknya kita pasti keluarga yang paling paham, kan?

Setelah sesi sungkeman, Ane bersama keluarga kecil, akan berkunjung ke rumah-rumah tetangga terdekat dulu lho. Tetangga yang kata Nabi adalah orang pertama yang bakal kita mintai pertolongan. Tetangga yang kalau kita kesusahan, bakal tahu duluan daripada saudara jauh itu. Gansist punya tetangga, kan?



Nah ini fotonya, keluarga kecil Ane yang selalu terikat doa dalam napas nan tak pernah bosan itu. Hmmm, semoga kita nggak akan pernah saling melepaskan. Elah, mewek Ane.😢

Sesi selanjutnya adalah SEJARAH kepada tetangga, sesepuh yang dituakan oleh kami. Yang lebih muda bakal mengunjungu yang lebih tua. Hmmm, mereka sudah udzur, mungkin bakal lelah kalau harus ke rumah yang muda satu-satu. Ini adalah tradisi, di mana yang lebih tua dimuliakan, dihormati, dan di-nut petuah-petuahnya.



Di atas adalah video adik Ane sungkem kepada sesepuh desa bernama Mbah Sunar. Mbah Sunar ini sangat bersahaja, beliau telah menciptakan tembang-tembang bahasa Jawa seakan klangenanbagi kami lho.



Langkah selanjutanya adalah mengunjungi saudara jauh. Masa semasa Syawal adalah waktu terbaik menyambung silaturahim. Menurut hemat Ane, jika kita nggak mau ngluangin waktu untuk SEJARAH ke tempat saudara jauh, kapan lagi, kan?



SEJARAH mengajarkan kita untuk menyambung silaturahim dan silaturahmi. Mengagungkan Paseduluran, menyucikan diri dengan saling memaafkan kesalahan. Tembung Sejarah seakan menceritakan "Ini lho akan jadi sejarah, ya kita-kita ini : kita manusia bakal menjadi sejarah" Ane sebenarnya kurang paham, namun kata Simbah, SEJARAH dibuat guna menciptakan kerukunan.


Apa nama kebiasaan SEJARAH di daerah kalian, Gansist?
Mungkinkah SEJARAH bakal ada tahun ini?