sylviafizzhiadhAvatar border
TS
sylviafizzhiadh
Balimau Paga. Tradisi Yang Tak Lekang Oleh Zaman, Tahun Ini Stop Karena Corona

Selamat datang lagi di trit ane, Agan dan Sista yang terlope-lope.



Jangan bosan pantengin dan cendolin ya

Masih tentang Minangkabautercinta, tanah tumpah darah ane nih. Di trit sebelumnya ini Maanta Pabukoan , ane sudah membahas sebuah tradisi yang dilaksanakan pada bulan ramadhan di Minang.

Kali ini tritnya beda, Gansis. Sebenarnya agak telat dikit sih, waktu ngetritnya. Tapi, gak apa-apa lah ya, nambah-nambah pengetahuan untuk Agan dan Sista yang belum mengenalnya.

Apa itu?

Tradisi ini katanya sudah melegenda sejak ratusan tahun silam, Gansis. Di tanah kelahiran ane, Kabupaten Pesisir Selatan sana. Kabupaten yang terletak di sepanjang garis pantai. Sudah terbayangkan suasana di sana? Kabupaten yang mendapat julukan Negeri Sejuta Pesona. Luar biasa, Gansis! Sumvaaahhh! emoticon-Wow

Namanya tradisi Balimau Paga. Apa itu?



Sebelumnya ane jelaskan sedikit makna dari balimau.

Balimau artinya memberi limau. Melumuri rambut di kepala dengan Limau.

Limau yang dimaksud bukan jeruk manis, tetapi buah asam (jeruk nipis) yang dicampur dengan rempah rempah yang wanginya khas.

Balimau juga berarti membersihkan diri dari semua kotoran yang melekat ditubuh sehingga benar benar beraroma wangi.

Sedangkan Balimau Paga adalah budaya menyambut bulan suci ramadhan, dan ini menjadi salah satu potensi wisata budaya bila dikemas dengan baik dan terencana. Setiap tahun, pelaksanaan satu atau dua hari menjelang memasuki bulan puasa, dan prosesi ini dilakukan oleh hampir seluruh nagari di Pesisir Selatan.



Dimana, tradisi menyambut bulan suci ramadhan ini adalah sebuah budaya yang diwarisi oleh para pendahulu terdahulu dan hingga sekarang balimau paga tetap dipakai dan dilaksanakan oleh masyarakat minang terkhusus di Pesisir Selatan.



Karena menurut masyarakat setempat, selain sebuah tradisi yang di warisi oleh para pendahulunya. Balimau paga juga diyakini sebagai bentuk mensucikan diri dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Selain itu, tradisi balimau paga juga dijadikan sebagai bentuk mempererat silaturahmi.

Balimau Paga ini biasanya dilaksanakan di sungai Batang Painan sehari sebelum datangnya bulan suci Ramadan. Seluruh ninik mamak dari semua suku hadir lengkap. Disiapkan pula air yang sudah bercampur limau (jeruk nipis) dan bunga rampai.



Selain mencuci muka dengan air limau sebagai makna membersihkan diri, kesempatan tradisi Balimau Paga ini adalah ajang silaturahmi mamak dengan seluruh anak kemenakan dari semua suku yang ada. Akibatnya, acara Balimau Paga biasanya sangat ramai, bahkan bisa dihadiri oleh ribuan orang termasuk yang pulang dari rantau.



Dimana setelah melakukan balimau paga para pemuka masyarakat dan niniek mamak yang ada beserta masyarakat, akan salam-salaman dan saling bermaaf-maafan dalam menyambut bulan suci ramadhan.

Yang menariknya, kegiatan ini disemarakkan oleh tradisi kesenian dan tradisional.

Namun, di salah satu nagari yang berada di Kecamatan Batang Kapas, ada yang berbeda, Gansis. Nagari Koto Nan Duo, Anakan. Namanya masih sama Balimau Paga.

Balimau Paga di Anakan ini, hanya dikhususkan untuk para lelaki yang baru menikah, atau pengantin baru. Katanya, tujuannya adalah untuk mengingatkan para menantu baru, agar dapat memagari dirinya dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa selama bulan ramadhan.



Kenapa hanya ditujukan pada para pengantin baru? Tanpa saya jelaskan secara lengkap di sini, pasti Agan dan Sista mengerti apa tujuannya.

Keseruan tradisi ini, kegiatannya dilombakan lho Gansis. Ada tim juri yang bertugas menilai. Limau dalam wadah diletakkan di atas dulang, lalu diberi hiasan-hiasan. Semakin cantik hiasan dan wangi limaunya, akan semakin menambah kesempatan untuk keluar sebagai pemenang dan membawa pulang hadiah yang disediakan panitia.



Biasanya, acara ini dihadiri oleh bupati Pesisir Selatan, atau pejabat yang mewakilkan.

Rame lho, Gansis. Dan yang pastinya seru ....

Tapi, Sayang Gansis. Di ramadhan tahun ini, tradisi yang sudah melegenda itu, terpaksa ditiadakan. Kondisi Pandemi Covid-19 benar-benar merubah segalanya. Balimau Paga, tradisi yang telah berusia ratusan tahun, sebagai acara adat rutin untuk menyambut Ramadh an, pada tahun 1441 H atau tahun 2020 masehi ini tidak dilaksanakan di Nagari Painan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Painan Drs. H. Syafrizal, MM Datuak Nan Batuah mengatakan, ditiadakannya Balimau Paga adalah untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona Covid-19 dan sekaligus mematuhi Maklumat Kapolri yang melarang berkumpul dan kerumunan. Lagi pula Provinsi Sumbar sudah menetapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang mulai berlaku 22 April 2020.

Corona benar-benar merubah segalanya, ya Gansis! Kita bisa apa, coba? Selain mematuhi himbauan pemerintah. Selain itu, mari kita berdoa pada Yang Maha Kuasa, agar wabah ini segera berlalu. Semoga ramadhan menjadikan doa kita dikabulkan. Aamiin ....


Sumber :
Satu

Dua

Tiga
nohopemiracleAvatar border
djAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan