sarkajeAvatar border
TS
sarkaje
Ramadhan dikampungku vs Covid-19
Tak bisa dipungkiri, pandemi covid-19 memang sebuah momok bagi warga dunia akhir-akhir ini. Banyak hal dilakukan oleh pemerintahan di seluruh dunia guna menekan penyebaran covid-19 di wilayah masing-masing. Salah satunya yang populer diterapkan di Indonesia adalah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang membatasi segala kegiatan masyarakat guna meminimalisir angka penyebaran covid-19 di Indonesia.

Terlepas dari aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah terkait PSBB yang dirasa setengah hati dalam pelaksanaanya, begitu pula yang terjadi dikampungku. Antara PSBB dari pemerintah dan momen ibadah di bulan Ramadhan tahun ini, warga dikampungku cenderung lebih memilih tidak mengindahkan aturan PSBB dari pemerintah demi bisa tetap beribadah di bulan Ramadhan yaitu sholat berjamaah termasuk tarawih.

Tak hanya itu, anjuran untuk selalu memakai masker dan menjaga jarak antara satu dengan yang lain juga seolah cuma sebagai angin lalu. Tak sedikit dari warga sini yang tak memakai masker ketika sedang berkegiatan diluar rumah.

Menjelang berbuka puasa, yang jualan takjil juga masih banyak berderet disepanjang jalan menuju kampungku. Ya meskipun sudah banyak penjualnya yang memakai masker waktu berjualan, tapi tidak sedikit pembeli yang masih enggan memakai masker saat keluar rumah dan membeli makanan takjil untuk berbuka puasa.

Yang berbeda dari ramadhan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah, beberapa gang sekarang ditutup untuk umum. Ada yang harus nyari jalan putar yang cukup jauh untuk pulang dikarenakan jalan gang ditutup. Suara tadarus dari masjid-masjid yang biasanya ada setelah tarawih juga tidak terdengar karena kebanyakan masjid tetap melaksanakan ibadah tapi tanpa speaker luar, jadi hanya menggunakan speaker dalam yang ada di masjid. Dan biasanya dimalam ganjil pertengahan akhir puasa juga ada kegiatan khatmil qur'an lintas kampung, tapi tahun ini ditiadakan. Itu salah satu bentuk mematuhi aturan PSBB, meskipun masih banyak yang dilanggar. Supaya tidak sepenuhnya jadi warga yang tidak patuh sama anjuran yang dikeluarkan sama pemerintah. 

Yang pasti, masyarakat sekitar sini lebih takut ga bisa ibadah berjamaah dan mencari nafkah ketimbang takut akan covid-19.
Jadi, begitulah sekelumit cerita Ramadhan dikampungku vs covid-19 tahun 2020 ini.

emoticon-Wakakaemoticon-Toastemoticon-Ketupat
onikAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
283
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan